SUKABUMIUPDATE.com - Badan Dunia untuk Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB, UNESCO, mempertimbangkan untuk menjadikan pulau kecil terlarang bagi perempuan di Jepang sebagai situs Warisan Dunia. Pulau Okunoshima, yang menyimpan sekitar 80 ribu jenis harta karun, mulai dari dari manik-manik sampai pedang, adalah sebuah pulau untuk menyembah dewa-dewi dalam kepercayaan Shinto.
Uniknya pulau itu hanya boleh dikunjungi oleh kaum pria dan terlarang bagi para perempuan. Tradisi Shinto menyatakan bahwa perempuan tidak diijinkan mengunjungi pulau tersebut. Pengunjung laki-lakinya harus mengikuti peraturan ketat, termasuk harus telanjang dan melakukan ritual pembersihan sebelum mereka menginjakkan kaki di darat.
Ketika mereka pulang, mereka tidak dapat mengambil apapun dari pulau itu, dan tidak boleh membicarakan tentang perjalanannya. Okunoshima, yang berada di lepas pantai pulau paling selatan Jepang di Kyushu, adalah lokasi dari tiga kuil suci Shinto kecil yang merupakan bagian dari Kuil Munakata Grand.
Saat ini, pria hanya bisa pergi ke pulau itu setahun sekali pada 27 Mei, untuk mengingat tentara Jepang dan Rusia yang tewas dalam pertempuran di Laut Jepang pada 1905. Perairan di sekitar pulau itu merupakan jalur perdagangan penting bagi Jepang ke Cina dan Semenanjung Korea antara abad keempat dan kesembilan.
Selama masa ini, digunakan untuk pertukaran antara orang-orang di Semenanjung Korea dan Cina. Dan kuil tersebut digunakan untuk berdoa kepada kepada dewa-dewi Shinto untuk menjaga kapal-kapal. Sehingga pulau itu sekarang merupakan tempat penyimpanan puluhan ribu persembahan harta karun dari luar negeri. Artefak inilah yang bisa membantu mendapatkan status World Heritage Island.
Sementara alasan bahwa perempuan dilarang tidak jelas, beberapa percaya bahwa itu karena menstruasi akan menajiskan situs. Yang lain mengatakan bahwa perempuan dilarang bepergian karena perjalanan melalui laut dianggap berbahaya, dan pria ingin melindungi perempuan sebagai ibu dari anak-anak.
Jika pulau ini dijadikan situs Warisan Dunia, maka akan menjadi aset budaya Jepang yang ke-17 dengan status ini. UNESCO saat ini sedang mempertimbangkan dan keputusan apakah pulau seluas 0,3 mil persegi di Jepang tersebut akan menjadi World Heritage Island akan diumumkan pada Juli mendatang di Krakow, Polandia.
Sumber: Tempo