SUKABUMIUPDATE.com - Presiden Filipina, Rodrigo Duterte mengancam memenggal kepala aktivist hak asasi manusia yang mengkritik perangnya terhadap narkoba. Ancaman itu disampaikan presiden Duterte saat meresmikan jembatan di Kota Tagum, Davao del Norte pada Kamis, 18 Mei 2017.
"Jangan kamu percaya dengan kelompok hak asasi. Jika kamu percaya, saya akan potong kepala kamu. Saya tidak gentar dengan ancaman. Hendak penjara saya, silakan. Jika saya harus dipenjara, baik. Saya akan membayar harga itu," kata Duterte.
Duterte mengatakan, aktivis hak asasi mengklaim 10.000 orang mati dalam peperangannya melawan narkoba sejak dia menjadi presiden. Dia memperingatkan, lebih banyak kematian akan terjadi dalam usahanya memberantas peredaran narkoba dalam masyarakat.
"Jadikan jumlah itu 50.000. Saya akan menghapus mereka meskipun saya akan ke neraka. Saya juga bisa habiskan sisa hidup saya dalam penjara. Tidak masalah, saya sudah tua," katanya, seperti dilansir GMA Network, Kamis 18 Mei 2017.
Terlepas dari masalah yang dia hadirkan, Duterte mengatakan bahwa dia akan menyelesaikan perang narkoba dalam tiga tahun. Rodrigo Duterte menang pemilu presiden tahun lalu dengan mudah setelah berjanji untuk menghapuskan kejahatan dengan membunuh semua distributor dan pecandu narkoba.
Sumber: Tempo