SUKABUMIUPDATE.com - Polisi Australia yang menemukan potongan tubuh WNI, Mayang Prasetyo, sedang direbus dalam panci di sebuah apartemen di Brisbane, awalnya mengira itu adalah lelucon Halloween.
Hal tersebut terungkap dalam persidangan di Pengadilan Sydney pada Senin (15/5) untuk mendengarkan kesaksian dari polisi.
Saksi dari kepolisian itu ditugaskan menggerebek rumah warga Australia, Marcus Volke, yang dituduh membunuh pasangannya seorang transgender asal Indonesia, Mayang Prasetyo pada 2014.
Polisi dipanggil setelah tetangga Volke mengeluhkan bau tak sedap dari apartemennya.
Menurut dugaan polisi Volke, 28 tahun, yang kemudian bunuh diri, mencoba menghilangkan bukti dengan memotong tubuh korban dan memasaknya.
Menurut laporan Australian Broadcasting Corporation, ketika polisi tiba, Volke memberitahu dia harus mengurung anjingnya terlebih dahulu namun dia mengunci pintu dan lari sebelum akhirnya membunuh dirinya.
Polisi Liam McWhinney memberitahu koroner ketika dia dan Polisi Senior Bryan Reid memasuki apartemen itu, mereka menemukan darah memenuhi lantai sementara kaki manusia berada dalam panci.
"Awalnya saya mengira itu lelucon ekstrim sebelum menyadari itu adalah kejadian nyata," katanya.
Reid mengatakan dia mencium bau tidak menyenangkan yang belum pernah dihirupnya sebelum ini.
Volke yang bertemu Mayang melalui media sosial, sedang menjalani perawatan mental sejak beberapa pekan sebelum kejadian itu.
Mayang Prasetyo tewas dibunuh dan dimutilasi oleh kekasihnya, Marcus Peter Volke, yang berkebangsaan Australia di Brisbane. Keduanya diketahui bekerja sebagai juru masak di kapal pesiar dan tengah menikmati liburan di rumah mereka di Brisbane setelah berpesiar ke beberapa negara.
Jasad korban ditemukan polisi pada Sabtu, 4 Oktober 2014. Penemuan ini didasari pada laporan warga yang mengeluhkan bau busuk dari apartemen yang dia tempati bersama Volke.
Saat didatangi polisi, Volke panik dan langsung kabur dari jendela. Dari tempat ini, polisi berhasil menemukan potongan tubuh korban di dalam sebuah panci yang tergeletak di atas kompor. Potongan tubuh lainnya ditemukan di lantai dasar apartemen.
Volke lantas ditemukan meninggal beberapa ratus meter dari lokasi apartemennya dengan luka sayatan di bagian leher beberapa saat setelah polisi menggerebek rumah itu.
Meskipun pelaku juga telah tewas bersama Mayang Prasetyo, namun pengadilan tetap menyelidiki kasus itu. Investigasi terkait kematian Volke mengungkapkan bahwa dia memiliki riwayat kecemasan, depresi dan gangguan tidur.
Â
Sumber: Tempo