Cerita Perjuangan Azhar Karim, Hafidz 30 Juz Asal Sukabumi yang Kini Kuliah di Madinah

Sukabumiupdate.com
Sabtu 26 Apr 2025, 22:12 WIB
Azhar Karim Amrullah, mahasiswa Universitas Islam Madinah asal Desa Bojongasih, Parakansalak, Sukabumi | Foto : Istimewa

Azhar Karim Amrullah, mahasiswa Universitas Islam Madinah asal Desa Bojongasih, Parakansalak, Sukabumi | Foto : Istimewa

SUKABUMIUPDATE.com — Perjalanan Azhar Karim Amrullah (22 tahun), pemuda asal Desa Bojongasih, Kecamatan Parakansalak, Kabupaten Sukabumi, menuju Universitas Islam Madinah di Arab Saudi bukanlah hal yang instan. Ia harus melewati berbagai fase pembentukan diri yang penuh tantangan, mulai dari kehidupan di pesantren hingga perjuangan berulang kali mendaftar ke kampus bergengsi tersebut.

Azhar mengungkapkan bahwa titik balik perjalanannya dimulai ketika ia memutuskan untuk masuk Pondok Pesantren Baitul Quran Abnaul Ummah di Cidahu saat duduk di bangku kelas 11 MA Syarikat Islam Parakansalak.

“Di situ saya mulai cinta dengan bahasa Arab dan mulai mengenal lingkungan pondok yang khas. Ustaz Dede Suhaedi, pimpinan pesantren, sering memotivasi kami agar bisa melanjutkan ke Ar-Raayah atau bahkan ke Timur Tengah. Beliau juga alumni Ar-Raayah,” cerita Azhar kepada sukabumiupdate.com, Sabtu (22/4/2025).

Baca Juga: Mengenal Azhar Karim Amrullah, Santri Sukabumi Delegasi Indonesia di Madinah

Motivasi tersebut mendorong Azhar untuk melanjutkan pendidikan di STIBA Ar-Raayah Sukabumi. Ia mengaku, lingkungan di Ar-Raayah sangat berkesan baginya, salah satunya karena aturan ketat seperti larangan memegang ponsel dan keluar dari lingkungan kampus.

“Awalnya sempat culture shock, tapi justru karena aturan itu saya jadi lebih fokus, memanfaatkan relasi, dan terbiasa tampil berbicara di depan umum lewat kegiatan kultum bahasa Arab setiap selesai salat,” ujarnya.

Ketekunan Azhar di Ar-Raayah membuahkan hasil. Ia berhasil menjadi langganan juara dalam berbagai lomba pidato bahasa Arab tingkat nasional, bahkan kerap diundang menjadi juri di berbagai kampus ternama di Indonesia.

Baca Juga: Animo Tinggi, Seleksi Beasiswa Tahfidz Quran Bupati Sukabumi 2025 Diikuti Ratusan Pelajar

Namun, mimpi terbesarnya tetaplah melanjutkan studi ke Madinah. Sejak lulus MA, Azhar mencoba mendaftar ke Universitas Islam Madinah, tetapi harus menelan kegagalan dua kali karena kurang informasi dan jaringan.

“Saya urus semua berkas sendiri dibantu orang tua. Tahun pertama gagal, tahun kedua juga. Tapi saya terus memperbaiki, mulai dari melengkapi surat rekomendasi, sertifikat hafalan, dan sebagainya. Alhamdulillah saya sudah hafal 30 juz sejak mondok, dan jadi orang pertama yang khatam di pesantren,” jelasnya.

Perjuangan itu akhirnya terbayar di tahun ketiga. Azhar berhasil diterima di Universitas Islam Madinah dan kini tengah menempuh studi di jurusan Syariah.

“Susah memang masuk Madinah, tidak ada spesifikasi pasti. Bahkan ada yang nilai rapornya 60 juga bisa lolos. Tapi saya percaya, kalau kita niat dan ikhtiar maksimal, hasil pasti datang,” pungkas Azhar.

Berita Terkait
Berita Terkini