Mengenal Azhar Karim Amrullah, Santri Sukabumi Delegasi Indonesia di Madinah

Sukabumiupdate.com
Jumat 25 Apr 2025, 22:33 WIB
Muhammad Azhar Karim Amrullah (22 tahun) asal Desa Bojongasih Parakansalak Sukabumi | Foto : Istimewa

Muhammad Azhar Karim Amrullah (22 tahun) asal Desa Bojongasih Parakansalak Sukabumi | Foto : Istimewa

SUKABUMIUPDATE.com - Prestasi membanggakan diraih Muhammad Azhar Karim Amrullah (22 tahun), warga Desa Bojongasih, Kecamatan Parakansalak, Kabupaten Sukabumi. Azhar yang tengah menempuh pendidikan di Universitas Islam Madinah, Arab Saudi, berhasil menjadi delegasi Indonesia dalam ajang Festival Internasional Culture yang digelar kampus ternama tersebut.

Lahir di Sukabumi, 11 Januari 2003, Azhar menempuh pendidikan dasarnya di MI BPPI Citiis (lulus 2014), kemudian melanjutkan ke MTS Syarikat Islam Parakansalak (lulus 2017) dan MA Syarikat Islam Parakansalak (lulus 2020).

Azhar juga sempat menimba ilmu di Pondok Pesantren Baitul Qur'an Abnaul Ummah pada 2018-2020, sebelum akhirnya melanjutkan studi di Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab (STIBA) Ar-Raayah Sukabumi hingga 2024.

Muhammad Azhar Karim Amrullah merupakan anak pertama dari pasangan Leni Marlina dan Hendi Kurniawan. Ia dikenal aktif dan berprestasi sejak masa perkuliahan di Ar-Raayah.

Kemampuannya dalam pidato bahasa Arab, setidaknya Azahr telah mengoleksi lebih dari sepuluh gelar juara nasional dalam lomba pidato, bahkan beberapa kali diundang menjadi juri dalam kompetisi tingkat nasional, termasuk di Universitas Indonesia dan Universitas Pendidikan Indonesia.

Baca Juga: Bikin Bangga, Mahasiswa Asal Sukabumi Juara 1 Lomba Bahasa Arab di Universitas Islam Madinah

Ketika ditanya soal awal mula keikutsertaannya dalam ajang internasional tersebut, ia menjelaskan bahwa Festival Internasional Culture merupakan agenda tahunan Universitas Islam Madinah yang diikuti oleh mahasiswa dari 170 negara. Dari situ, Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Madinah membentuk panitia dan membuka pendaftaran bagi mahasiswa asal Indonesia yang ingin berpartisipasi dalam berbagai cabang lomba.

“Saya diminta mengirimkan CV, lalu akhirnya terpilih menjadi delegasi Indonesia. Saya ikut lomba yang berkaitan dengan peribahasa Arab dan Indonesia,” ujarnya kepada sukabumiupdate.com, Jumat (25/4/2025).

Dalam proses persiapan, ia mengaku sempat menghadapi tantangan, terutama karena jenis lomba kali ini berbeda dari biasanya. “Kalau biasanya saya pidato, sekarang lombanya mengangkat peribahasa. Saya mengambil tema ‘Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian’ dan mengaitkannya dengan peribahasa Arab yang bermakna sama, seperti ‘Dari duri tumbuhlah bunga’,” jelasnya.

Selain pemilihan tema yang tepat, ia juga harus memperhatikan pelafalan dan intonasi bahasa Arab agar sesuai dengan kaidah. Namun, berkat pengalaman dan kebiasaannya, ia mampu melewati proses tersebut dengan lancar.

"Harus memiliki pelafalan Bahasa Arab yang fasih juga intonasi yang sesuai dengan yang diucapkan, karena sudah terbiasa, jadi alhamdulillah jadi tidak begitu sulit," pungkasnya.

Berita Terkait
Berita Terkini