Dengan Peribahasa dan Hikmah, Pemuda Sukabumi Bersinar di Panggung Internasional

Sukabumiupdate.com
Kamis 24 Apr 2025, 22:51 WIB
Pemuda asal Sukabumi, Jawa Barat, Azhar Karim Amrullah. Mahasiswa Fakultas Syariah Universitas Islam Madinah | Foto : Istimewa

Pemuda asal Sukabumi, Jawa Barat, Azhar Karim Amrullah. Mahasiswa Fakultas Syariah Universitas Islam Madinah | Foto : Istimewa

SUKABUMIUPDATE.com - Dalam nuansa budaya internasional yang megah, nama Indonesia kembali berkibar melalui sosok pemuda asal Sukabumi, Jawa Barat, Azhar Karim Amrullah. Mahasiswa Fakultas Syariah Universitas Islam Madinah ini sukses menyabet juara pertama dalam Lomba Hikmah dan Peribahasa Bahasa Arab Fusha, sebuah pencapaian membanggakan dalam ajang International Cultural Festival ke-13 di Madinah, Arab Saudi.

Festival budaya yang digelar pada 14–19 April 2025 ini mengusung tema besar From Madinah to the World, mencerminkan peran Universitas Islam Madinah sebagai pusat ilmu dan budaya yang menghubungkan peradaban global. Acara ini menghadirkan mahasiswa dari berbagai negara, mempertemukan keragaman budaya dalam semangat perdamaian dan toleransi.

Dalam kompetisi Lomba Hikmah dan Peribahasa, Azhar tampil gemilang membawakan peribahasa Indonesia “Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian”, yang ia padankan dengan peribahasa Arab “مِنَ الشَّوْكَةِ تَخْرُجُ الْوَرْدَةُ” (Dari duri tumbuh bunga). Dengan fasih dan penuh makna, ia menyampaikan bahwa nilai-nilai budaya Indonesia memiliki keselarasan dengan hikmah bangsa-bangsa lain, dan dapat disampaikan lewat bahasa umat Islam, bahasa Arab.

"Ini bukan hanya soal lomba. Ini tentang memperkenalkan budaya kita dan menunjukkan bahwa Indonesia memiliki warisan hikmah yang luhur," ujar Azhar. 

Ia mengalahkan lebih dari 90 peserta dari berbagai negara, termasuk dari negara-negara Arab yang menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa ibu.

Baca Juga: Bikin Bangga, Mahasiswa Asal Sukabumi Juara 1 Lomba Bahasa Arab di Universitas Islam Madinah

Kemenangan Azhar tak hanya menjadi sorotan karena prestasinya yang mengungguli penutur asli bahasa Arab, tetapi juga karena keberhasilannya menyampaikan kisah bangsa. Ia membawakan narasi sejarah Indonesia negeri kepulauan yang sempat dijajah selama tiga abad namun akhirnya bangkit dan merdeka berkat perjuangan para pahlawan. “Saya ingin menunjukkan bahwa penderitaan dapat melahirkan kejayaan,” ungkapnya.

Azhar juga mengenang masa studinya di STIBA Ar-Rayyah Sukabumi, tempat ia pertama kali diasah untuk berpidato dalam bahasa Arab. “Alhamdulillah, selama kuliah di sana saya pernah meraih sepuluh kali juara lomba pidato tingkat nasional. Itu semua berkat bimbingan guru-guru yang luar biasa dan sistem pendidikan yang disiplin,” tuturnya.

Lomba yang diikuti Azhar merupakan bagian dari serangkaian kegiatan festival yang meliputi lomba puisi, pertunjukan seni, pameran kuliner dan kerajinan tangan, hingga lomba interaktif seperti Hari Kopi dan Hari Teh Internasional. Festival ini juga dihadiri oleh para tokoh penting, termasuk Pangeran Salman bin Sultan bin Abdul Aziz Al Saud, serta perwakilan diplomatik dari berbagai negara, termasuk Kedutaan Besar Republik Indonesia.

Tak hanya itu, tahun ini Indonesia juga dinobatkan sebagai Delegasi Terbaik dengan kemenangan di beberapa kategori lainnya:

* Juara 1 Lomba Hikmah dan Peribahasa (Azhar),

* Juara 1 Hari Kopi Internasional,

* Juara 1 polling Stan Terfavorit.

Berita Terkait
Berita Terkini