Cahaya Islam di Balik Jeruji Besi, Ribuan Narapidana di AS Menjadi Mualaf

Sukabumiupdate.com
Senin 07 Apr 2025, 17:15 WIB
Ilustrasi - Ribuan Narapidana di AS Peluk Islam, Pertumbuhan Pesat di Balik Jeruji Besi Setiap Tahunnya. (Sumber : Freepik.com).

Ilustrasi - Ribuan Narapidana di AS Peluk Islam, Pertumbuhan Pesat di Balik Jeruji Besi Setiap Tahunnya. (Sumber : Freepik.com).

SUKABUMIUPDATE.com - Setiap tahunnya, puluhan ribu narapidana di Amerika Serikat memutuskan untuk memeluk agama Islam saat menjalani masa hukuman mereka di balik jeruji.

Dalam program seri CBS Mornings yang berjudul "The State of Spirituality with Lisa Ling", Rami Nsour, pendiri dan direktur Tayba Foundation—organisasi pertama di AS yang memperkenalkan bagaimana Islam menjadi agama yang menarik perhatian banyak narapidana.

Berpindah Agama ke Islam di Penjara

Hampir setiap hari, Rami Nsour mendatangi kantor pos lokal dan menemukan kotak suratnya dipenuhi dengan surat dari narapidana di seluruh Amerika yang mencari bimbingan spiritual dan pendidikan mengenai Islam.

Nsour menjabat sebagai direktur pendiri Tayba Foundation, sebuah lembaga pertama di AS yang menyediakan program pendidikan Islam jarak jauh khusus bagi narapidana.

"Ketika kami mulai sekitar 15 tahun lalu, itulah kebutuhan utama yang kami dengar dari para tahanan Muslim," "Jadi, kami mengembangkan organisasi ini untuk mengisi kesenjangan dan kebutuhan itu." ucapnya dikutip dari CBS News.

Islam menjadi agama dengan pertumbuhan tercepat di kalangan narapidana di AS. Nsour menyebut bahwa organisasinya telah melayani lebih dari 13.000 orang, dan sekitar 90% dari mereka masuk Islam, mayoritas saat masih dalam penjara.

Menurut Nsour, banyak narapidana tertarik masuk Islam saat menjalani hukuman karena kondisi penjara yang mengekang secara fisik dan spiritual mendorong mereka mencari kebebasan batin, yang mereka temukan dalam ajaran Islam.

"Karena ada tingkat kepatuhan, jadi Anda tunduk pada aturan tertentu, ada salat lima waktu, ada metodenya," Nsour menjelaskan. "Mereka melihat bahwa tembok-tembok itu tidak dapat lagi membatasi mereka."

(Foto Ilustrasi) Delapan WNI dipenjara di China karena bekerja secara ilegal. | Foto: Istimewa(Foto Ilustrasi). | Foto: Istimewa.

Kisah Muhammad Amin, Seorang Narapidana Pembunuhan yang Menemukan Islam

Muhammad Amin Anderson tertarik memeluk Islam karena berbagai alasan, salah satunya adalah karena Islam menawarkan kebebasan spiritual. Ia memutuskan masuk Islam sekitar dua tahun setelah dijatuhi hukuman penjara selama 30 tahun akibat kasus pembunuhan yang berkaitan dengan aktivitas geng.

"Ketika saya masuk penjara, saya tidak memiliki kemanusiaan saya … tetapi setelah masuk penjara, saya mendapatkan kembali kemanusiaan saya," katanya, seraya memuji Islam karena telah membantunya mendapatkan kembali kemanusiaannya.

Terlahir dengan nama Christopher Anderson di kota Philadelphia, ia merupakan anak seorang pendeta. Namun saat remaja, Anderson mulai terseret ke dunia jalanan.

"Saya benar-benar kecanduan narkoba selama sekitar satu setengah tahun," "Saya terlibat dengan sekelompok pria dan mereka menjual narkoba di kota kami." ucap Amin.

Pada usia dua puluhan, Anderson terlibat dalam kasus pembunuhan terkait aktivitas geng. Ketika telah mendekam dalam penjara, ia mulai merenungi makna kehidupan, iman, dan perjalanan spiritual pribadinya.

"Saya menghabiskan waktu bertahun-tahun di penjara untuk mempelajari agama lain," katanya. "Islam adalah satu-satunya agama yang masuk akal bagi saya."

Saat spiritualitasnya semakin dalam, Anderson terhubung dengan Tayba Foundation dan Rami Nsour, yang kemudian mulai mengajarinya langsung melalui telepon dari penjara.

"Belajar mandiri tidak akan banyak membantu," jelas Nsour. "Jadi, saya mulai menjawab panggilan teleponnya, mulai mengiriminya materi, menjawab pertanyaannya, dan benar-benar mengajarinya selama sekitar 17 tahun hingga ia mampu mengajar di penjara."

Populasi Muslim di Amerika Serikat Tumbuh Pesat

Jumlah umat Muslim di Amerika Serikat mengalami pertumbuhan yang signifikan dan diproyeksikan akan melampaui jumlah komunitas Yahudi, menjadikannya sebagai kelompok agama terbesar kedua di negara tersebut pada tahun 2040, berdasarkan laporan dari Pew Research Center. Faktor utama yang mendorong lonjakan ini adalah tingginya angka kelahiran serta arus imigrasi yang besar.

Penelitian tersebut juga mencatat bahwa jumlah imigran Muslim yang masuk ke Amerika mencapai puncaknya pada tahun 2016. Saat ini, sekitar 75 persen dari total populasi Muslim di AS terdiri atas para imigran dan keturunan mereka.

Dengan adanya gelombang imigrasi tersebut, populasi Muslim di Amerika berkembang pesat. Pada tahun 2017, jumlahnya mencapai sekitar 3,45 juta orang dan diperkirakan akan meningkat menjadi 8,1 juta pada tahun 2050.

Pew Research Center juga menyebutkan bahwa rata-rata usia umat Muslim di AS cenderung lebih muda dibandingkan dengan kelompok agama lainnya. Hal ini turut berdampak pada tingkat kelahiran yang lebih tinggi. Oleh karena itu, dalam beberapa dekade mendatang, populasi Muslim diprediksi akan terus bertambah dan memainkan peran penting dalam keberagaman agama di Amerika Serikat.




Berita Terkait
Berita Terkini