SUKABUMIUPDATE.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengeluarkan pernyataan kontroversial dengan menyatakan bahwa AS berencana mengambil alih Jalur Gaza.
Trump mengklaim bahwa setelah mengamati situasi di Gaza dari berbagai sudut pandang selama berbulan-bulan, ia menyimpulkan bahwa kondisi di sana sangat berbahaya dan terus memburuk.
Ia juga menambahkan bahwa rencana AS untuk menguasai wilayah tersebut telah mendapat dukungan dari para pemimpin dunia. Jika AS dapat berperan dalam menciptakan stabilitas dan perdamaian di Timur Tengah, maka mereka akan berusaha mewujudkannya.
"Mereka tidak pernah memiliki kesempatan untuk hidup dengan layak karena Jalur Gaza telah menjadi tempat yang penuh penderitaan bagi penduduknya," ujar Trump.
Namun, dalam wawancara dengan Fox News pada Senin, Trump kembali membuat pernyataan yang menimbulkan kontroversi.
"Apakah warga Palestina akan memiliki hak untuk kembali?" tanya Bret Baier dari Fox News, yang mewawancarai Trump terkait rencananya untuk Gaza, dikutip dari suara.com.
"Tidak, mereka tidak akan memilikinya," jawab Trump, mengklaim bahwa warga Palestina akan mendapatkan perumahan yang jauh lebih baik.
Trump juga mengklaim bahwa ia berencana membangun tempat permanen bagi warga Palestina, karena menurutnya Gaza saat ini tidak layak huni dan butuh bertahun-tahun sebelum bisa dihuni kembali.
Trump menggambarkan rencananya untuk Gaza sebagai pengembangan real estat untuk masa depan, dengan mengatakan ia bermaksud untuk membangun komunitas yang indah bagi 1,9 juta warga Palestina, di mana ia sendiri akan menjadi pemilik properti tersebut.
Presiden AS itu pertama kali mengungkapkan rencana kepemilikan Gaza dalam konferensi pers bersama Kepala Otoritas Israel Benjamin Netanyahu di Washington pekan lalu.
Warga Palestina dengan tegas menolak rencana tersebut dengan menyatakan mereka tidak akan pernah meninggalkan tanah mereka.
Negara-negara di seluruh dunia, termasuk di Asia Barat, juga menolak rencana tersebut, dengan beberapa di antaranya menyebutnya sebagai bentuk pembersihan etnis terhadap rakyat Palestina.
Sumber: Suara.com