SUKABUMIUPDATE.com - Wabah Menari Frau Troffea, juga dikenal sebagai Wabah Menari 1518, adalah peristiwa aneh yang terjadi di Strasbourg, Alsace (bagian dari Kekaisaran Romawi Suci) pada bulan Juli 1518.
Wabah Menari 1518 adalah salah satu peristiwa misterius dalam sejarah yang mengundang banyak teori dan interpretasi.
Fenomena menari massal tahun 1518 sempat diulas oleh YouTuber Indonesia Risyad and Son pada Rabu, 29 Oktober 2024. Konten tentang Wabah Menari 1518 ini juga dibagikan di akun Instagram mereka dengan username @risyadandson.
Latar Belakang Wabah Menari 1518
Merujuk berbagai sumber, Wabah Menari di masa Romawi ini bermula pada tanggal 14 Juli 1518. Kala itu, seorang wanita bernama Frau Troffea mulai menari di sebuah jalan di Strasbourg tanpa alasan yang jelas. Frau Troffea menari selama berhari-hari tanpa istirahat.
Dalam seminggu, 34 orang lainnya bergabung dengan Frau Troffea. Bahkan dalam waktu satu bulan, jumlah penari meningkat menjadi sekitar 400 orang, dengan didominasi oleh perempuan.
Reaksi Masyarakat Ketika Frau Troffea Menari di Tahun 1518
Pihak berwenang di Strasbourg kemudian membangun panggung dan menyewa musisi dengan harapan dapat mengusir para penari. Mereka percaya bahwa orang-orang mengalami demam yang disebut "darah panas" yang hanya bisa disembuhkan dengan menari.
Fenomena menari massal Frau Troffea ini berakhir pada bulan September, tepatnya ketika para penari dibawa ke kuil di puncak gunung untuk berdoa memohon pengampunan dosa.
Baca Juga: Jejak Sejarah Leluhur Sunda di Gunung Pulosari Pandeglang Banten
Teori Penyebab Wabah Menari Frau Troffea 1518
- Teori Keracunan Jamur Ergot
Beberapa sejarawan modern berpendapat bahwa Wabah Menari 1518 disebabkan oleh keracunan ergot, sejenis jamur yang tumbuh pada gandum hitam dan mengandung zat psikoaktif yang dapat menyebabkan kegilaan dan kejang-kejang.
Teori lain menyatakan bahwa tarian yang menimbulkan Wabah Menari 1518 yang bermula dari Frau Troffe itu adalah hasil dari stres yang disebabkan psikosis massa akibat kelaparan dan penyakit yang melanda wilayah tersebut.
- Kepercayaan dan Pengaruh Religius
Pada masa itu, beberapa orang percaya bahwa Wabah Menari 1518 adalah bentuk “kutukan” dari Santo Vitus, santo yang diyakini bisa menyebabkan orang menari tanpa henti. Fenomena menari massal ini bisa jadi meningkatkan efek sugesti di antara warga, sehingga mereka benar-benar merasa harus menari.
Baca Juga: Emma Poeradiredja, Perempuan Sunda Pertama yang Jadi Dewan Kota Bandung
Terlepas dari informasi yang tersiar luas, hingga artikel ini ditayangkan, Wabah Menari 1518 tetap menjadi salah satu misteri besar dalam sejarah medis dan sosial. Sebab, tidak pernah ada penjelasan pasti mengapa dan bagaimana fenomena menari massal seperti itu bisa terjadi.