SUKABUMIUPDATE.com - Israel mengumumkan telah membunuh pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, dalam serangan di Gaza Selatan pada Rabu, 16 Oktober 2024. Sinwar sudah diburu oleh Israel selama lebih dari setahun terakhir. Sinwar sendiri telah menghabiskan dua dekade di penjara Israel sebelum kembali ke Gaza. Ia muncul sebagai pemimpin tertinggi Hamas.
Mengutip tempo.co, ia dituding sebagai arsitek utama serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023. Israel telah memberikan hadiah sebesar US$ 400.000 untuk informasi yang mengarah pada penangkapan atau kematiannya. Meskipun Israel telah melakukan banyak serangan udara yang menargetkan Yahya Sinwar, ia berhasil bertahan hidup di bawah tanah selama berbulan-bulan dalam labirin terowongan di bawah Gaza.
Setelah meninggal atau syahidnya Yahya Sinwar, pucuk pimpinan Hamas kosong. Meski belum dikonfirmasi, media Lebanon menyebut Khaled Mashal adalah pengganti Yahya Sinwar untuk sementara. Berikut adalah beberapa tokoh Hamas tingkat tinggi yang disebut berpotensi menjadi pengganti Yahya Sinwar.
Baca Juga: Kematian Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh Berpotensi Gagalkan Rencana Gencatan Senjata di Gaza
1. Mahmud Al-Zahar
Mahmoud al-Zahar, salah satu anggota pendiri Hamas, merupakan kandidat terdepan untuk menggantikan Sinwar. Dikenal karena sikap garis kerasnya. Al-Zahar berperan penting dalam membentuk kerangka ideologis kelompok tersebut, yang berfokus pada perlawanan militan terhadap Israel dan pemerintahan Islamis di Gaza. Al-Zahar juga memainkan peran penting dalam kebangkitan kelompok ini ke tampuk kekuasaan setelah pemilihan legislatif Palestina tahun 2006 dan menjabat sebagai menteri luar negeri pertamanya.
Meskipun selamat dari beberapa upaya pembunuhan Israel sebanyak dua kali yaitu pada 1992 dan 2003, Al-Zahar tetap menjadi tokoh kunci dalam struktur politik Hamas.
2. Mohammed Sinwar
Calon penerus lainnya adalah saudara Yahya Sinwar, Mohammed Sinwar. Seperti saudaranya, Mohammed telah lama menjadi pemimpin dalam sayap militer Hamas. Menurut laporan, Mohammed memiliki pendekatan garis keras yang sama dengan Yahya. Pejabat AS telah menyatakan kekhawatiran bahwa kepemimpinannya akan membuat negosiasi perdamaian menjadi lebih menantang.
Meski Mohammed tidak terlalu menonjolkan diri, namun ia merupakan tokoh penting dalam operasi militer kelompok tersebut. Ia berhasil selamat dari berbagai upaya pembunuhan oleh Israel.
3. Musa Abu Marzouk
Mousa Abu Marzouk, anggota senior biro politik Hamas, adalah kandidat lain yang mungkin menjadi pemimpin Hamas. Ia membantu mendirikan Hamas setelah memisahkan diri dari Ikhwanul Muslimin Palestina pada 1980-an. Abu Marzouk pernah menjadi kepala biro politik Hamas dan telah lama terlibat dalam operasi organisasi dan keuangannya, termasuk dukungan untuk kegiatan militan.
Meskipun dipenjara di Amerika Serikat pada tahun 1990-an karena terlibat dalam kegiatan teroris, Abu Marzouk dideportasi ke Yordania dan tetap menjadi tokoh berpengaruh dalam perangkat politik kelompok tersebut. Ia menghabiskan sebagian besar waktunya di pengasingan, namun pengalaman dan hubungannya dengan ideologi inti Hamas menjadikannya kandidat kuat untuk mengambil alih kepemimpinan politik.
4. Mohammed Deif
Mohammed Deif, komandan sayap militer Hamas yang sulit ditangkap, Brigade Izz al-Din al-Qassam, sering dikabarkan tewas atau terluka parah setelah serangan udara Israel. Namun, laporan terbaru pada Agustus 2024 menunjukkan bahwa ia mungkin masih hidup. Deif, yang dianggap sebagai dalang banyak operasi Hamas yang paling canggih, termasuk serangan 7 Oktober, dipandang sebagai tokoh "garis keras".
Kelangsungan hidup Deif diselimuti misteri. Jika ia muncul kembali, kemampuan militernya dapat menjadikannya seorang pemimpin yang kuat.
5. Khalil Al Hayya
Khalil Al-Hayya adalah tokoh terkemuka dalam biro politik Hamas, yang saat ini berkantor pusat di Qatar. Ia telah memainkan peran kunci dalam negosiasi gencatan senjata di konflik-konflik sebelumnya. Kepemimpinan Al-Hayya dapat dilihat sebagai pilihan yang pragmatis bagi kelompok tersebut, terutama jika Hamas berupaya untuk menegosiasikan akhir perang yang sedang berlangsung di Gaza. Keterlibatannya dalam perundingan gencatan senjata tahun 2014 dengan Israel menunjukkan kemampuannya untuk terlibat dalam negosiasi tingkat tinggi, dan kepemimpinannya dapat menawarkan jalur yang lebih diplomatis bagi Hamas.
Al-Hayya selamat dari serangan udara Israel pada tahun 2007 yang menewaskan anggota keluarganya. Ketajaman politiknya, dipadukan dengan koneksinya dengan mediator internasional, khususnya di Doha, menjadikannya sosok yang dapat diajak bekerja sama oleh Israel dan Hamas dalam perundingan gencatan senjata.
6. Khaled Mashal
Khaled Mashal, yang memimpin Hamas selama lebih dari satu dekade dari tahun 2006 hingga 2017, tetap menjadi tokoh yang disegani dalam kelompok tersebut, meskipun ia tidak lagi disukai oleh beberapa faksi utama. Selama kepemimpinannya, Mashal mengawasi beberapa tonggak sejarah militer dan politik Hamas yang paling signifikan. Tetapi, penentangannya secara terbuka terhadap Presiden Suriah Bashar al-Assad selama perang saudara Suriah, membuat hubungan dengan Iran, pendukung utama Hamas, menjadi tegang. Mashal kini tinggal di Qatar.
Sumber: Tempo.co