Pola Konsumsi Gen Z di Cina Bergeser, Tak Berminat Merek Barang Mewah

Kamis 26 September 2024, 09:23 WIB
(Foto Ilustrasi) Gen Z di Cina mulai meninggalkan brand-brand mewah. | Foto: Freepik

(Foto Ilustrasi) Gen Z di Cina mulai meninggalkan brand-brand mewah. | Foto: Freepik

SUKABUMIUPDATE.com - Generasi Z atau Gen Z di Cina mulai meninggalkan brand-brand mewah seperti Louis Vuitton, Zara, dan lainnya. Gen Z adalah kelompok yang lahir dari 1997 ke atas. Generasi ini memiliki pola perilaku yang berbeda tentang makna kemewahan dibanding generasi milenial atau Gen X, terutama di Cina.

Dilansir dari thedrum.com melalui tempo.co, inovasi dan personalisasi (termasuk kebanggaan budaya dan kesadaran) sangat penting bagi konsumen muda. Merek-merek terus menghadapi tantangan untuk menawarkan konsep yang baru dan segar, dengan lebih dari 51 persen Gen Z di Cina lebih menyukai merek yang menyesuaikan produk dan layanan secara khusus.

Meskipun konsumen Tiongkok semakin memperketat pengeluaran seiring dengan melemahnya ekonomi dan merek-merek mewah merasakan dampaknya, negara tersebut diperkirakan akan menjadi pasar barang mewah pribadi terbesar di dunia pada 2030.

Para pelaku industri barang mewah kini mulai memikirkan cara untuk menarik generasi pembeli Gen Z, yang umumnya didefinisikan sebagai mereka yang lahir setelah 1997. Dilansir dari businessinsider.com, Gen Z di Cina memiliki 5 pola berbeda terkait kemewahan. Apa saja?

Baca Juga: Menghadapi Tantangan Gen Z: Memberdayakan Potensi Di Tengah Keterbatasan Lapangan Kerja

1. Lebih suka kerajinan tangan

Pembeli Gen Z di Tiongkok kurang mempedulikan simbol status seperti merek atau logo mewah dibandingkan rekan mereka di Barat, dan lebih memprioritaskan "nilai yang dirasakan dari pengalaman atau cerita di balik sebuah barang mewah," kata Jien Goh, peramal tren di WGSN, kepada Business Insider.

Ini berarti pembeli Gen Z lebih tertarik pada keterampilan kerajinan barang dan bagaimana cerita atau emosi yang terkait dengan perusahaan dapat tercermin dalam barang tersebut, tambahnya.

.2. Hidup santai dan ketahanan barang menjadi tren

Generasi terbaru pembeli barang mewah di Tiongkok juga ingin mengintegrasikan nilai-nilai mereka ke dalam pembelian mereka. Goh mengatakan bahwa WGSN telah melacak tren "kebangkitan pedesaan" di wilayah Asia Pasifik, khususnya di Tiongkok.

"Di inti tren ini terdapat keinginan untuk hidup yang lebih sadar dan berirama lambat, serta munculnya pola pikir baru yang melihat kesehatan dan umur panjang sebagai penanda kemewahan tertinggi," katanya.

3. Selesai dengan pamer barang mewah

Pemimpin Tiongkok, Xi Jinping, telah menindak tegas pameran kekayaan yang mencolok di dunia maya, dan beberapa akun pengguna media sosial telah diblokir karena unggahan yang terlalu mewah.

Akibatnya, beberapa konsumen Gen Z beralih ke cara pamer kekayaan yang lebih tenang, yang lebih selaras dengan representasi "uang lama" di Tiongkok. Mirip dengan tren "kemewahan yang tenang" di Barat yang mendominasi agenda mode pada 2023, tren "laoqianfeng" di Tiongkok berarti logo merek tidak lagi populer. Sementara material berkualitas tinggi, warna-warna lembut, dan riasan alami menjadi tren.

4. Malu akan kemewahan

Alasan lain Gen Z di Tiongkok mencari cara pamer kekayaan yang lebih sederhana mungkin disebabkan oleh fenomena "rasa malu akan kemewahan."

Para analis di Bain mencatat fenomena ini dalam laporan bulan Juni. Fenomena ini merupakan keinginan orang-orang untuk merendahkan tampilan kemewahan yang mencolok selama masa krisis keuangan, yang juga terjadi di AS setelah krisis keuangan 2008-09.

5. Memadukan barang mewah dengan fashion biasa

Harca mengatakan bahwa Gen Z juga lebih cenderung memadupadankan dalam hal fashion. "Mereka mungkin memiliki tas mewah, tetapi mengenakan celana dari merek premium dan kaus dari merek fast fashion," tambahnya.

Hal ini memungkinkan Gen Z untuk menciptakan gaya mereka sendiri dan berbelanja di tempat yang menurut mereka sesuai dengan kepribadian mereka sehingga mereka bisa lebih unik dalam memilih gaya fashion.

Sumber: Tempo.co

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Sukabumi18 Januari 2025, 14:13 WIB

Pulihkan Ekosistem Pasca Bencana, Penanaman Pohon di DAS Sungai Cikaso Sukabumi

Kegiatan ini untuk mencegah bencana serupa di masa depan.
Penanaman pohon di DAS Cikaso, Desa Cibadak dan Desa Pabuaran, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Istimewa
Food & Travel18 Januari 2025, 14:00 WIB

Menikmati Deburan Ombak di Pantai Karang Tawulan, Wisata Eksotis Mirip Tanah Lot di Tasikmalaya

Tersembunyi di wilayah selatan kabupaten, pantai Karang Tawulan menawarkan keindahan alam yang masih asri dan jauh dari hiruk pikuk kota.
Pantai Karang Tawulan adalah sebuah destinasi wisata pantai yang menarik di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. (Sumber : Instagram/@riskardr/@dadanwardana99).
Bola18 Januari 2025, 12:00 WIB

Prediksi PSM Makassar vs PSBS Biak di Liga 1: H2H, Susunan Pemain dan Skor

PSM Makassar vs PSBS Biak akan tersaji sore ini dalam lanjutan Liga 1 2024/2025.
PSM Makassar vs PSBS Biak akan tersaji sore ini dalam lanjutan Liga 1 2024/2025. (Sumber : Instagram/@psbsofficial/X/@psm_makassar).
Sukabumi18 Januari 2025, 11:57 WIB

Satpam Asal Sukabumi Tewas di Rumah Mewah Bogor, Keluarga Temukan Banyak Luka Serius

Korban sempat menghubungi istrinya melalui pesan singkat.
Rumah duka Septian (37 tahun) di Kampung Cibarengkok RW 01, Desa Citarik, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. | Foto: SU/Ilyas Supendi
Sukabumi18 Januari 2025, 11:36 WIB

Daftar SKPD dengan Aduan Terbanyak pada 2024, Menurut Data Diskominfo Kota Sukabumi

Pemerintah Kota Sukabumi menerima 106 aduan masyarakat sepanjang 2024.
Apel di Lapang Setda Balai Kota Sukabumi pada Senin (15/7/2024). | Foto: Dokpim Kota Sukabumi
Sukabumi18 Januari 2025, 11:20 WIB

Tahun 2025, Dishub Kota Sukabumi Bakal Perketat Pengawasan Kendaraan Pariwisata

UPTD PKB Dishub akan melakukan upaya untuk mendukung pemerintah pusat.
Kepala UPTD PKB Dishub Kota Sukabumi, Endro. | Foto: Website Kota Sukabumi
Aplikasi18 Januari 2025, 11:15 WIB

Raksasa Mesin Pencari Google Mulai Ditinggalkan, Ternyata Teknologi Ini Penggantinya!

Google perlahan-lahan mulai ditinggalkan oleh pengguna, terutama para generasi muda.
Google perlahan-lahan mulai ditinggalkan oleh pengguna, terutama para generasi muda. (Sumber : Pixabay.com/@Simon).
Sukabumi18 Januari 2025, 11:06 WIB

Diskominfo Rilis Laporan 2024: SP4N-Lapor Kota Sukabumi Terima 106 Aduan Masyarakat

Mei menjadi bulan tertinggi dengan 15 aduan.
(Foto Ilustrasi) Diskominfo Kota Sukabumi merilis data yang masuk ke SP4N Lapor sepanjang 2024. | Foto: Istimewa
Food & Travel18 Januari 2025, 10:47 WIB

Kembalikan Ikon Wisata Lokal, Pemdes dan Warga Bersihkan Curug Caweni di Cidolog Sukabumi

Sejak pandemi Covid-19, jumlah wisatawan Curug Caweni mengalami penurunan.
Kondisi Curug Caweni di Kampung Cilutung, Desa/Kecamatan Cidolog, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Istimewa
Sukabumi18 Januari 2025, 10:12 WIB

Akses Kendaraan Lumpuh! Longsor Kembali Tutup Jalan Nasional di Simpenan Sukabumi

Akses kendaraan untuk roda empat atau mobil lumpuh total.
Material longsor menutup Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua, tepatnya di Kampung Cimapag, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (18/1/2025). | Foto: Istimewa