SUKABUMIUPDATE.com - 11 warga Kabupaten Sukabumi Jawa Barat saat ini berharap bisa segera dievakuasi oleh Pemerintah Indonesia, karena menjadi korban TPPO (Tindak Pidana Perdagangan Orang) di Myanmar. Mereka tertipu ajakan kerja di luar negeri, dan akhirnya terperangkap jerat sindikat penipuan online yang diduga didalangi oleh kelompok pemberontak bersenjata di Myanmar.
Data Dewan Pengurus Cabang Serikat Buruh Migran Indonesia (DPC SBMI) Sukabumi mencatat ada 11 warga Sukabumi yang menjadi korban TPPO di Myanmar. Mereka berasal dari kecamatan Kebonpedes dan Cireunghas.
Baca Juga: Ketua PCNU Kabupaten Sukabumi Tegaskan Tolak Wacana MLB NU
“8 orang sudah melapor sedangkan 3 lainnya masih bersifat informasi dan belum ada laporan dari keluarga yang bersangkutan,” jelas Jejen Nurjanah Ketua DPC SBMI Sukabumi kepada awak media, Rabu 11 September 2024.
Menurut Jejen laporan TPPO di Myanmar itu langsung kepada Dewan Pimpinan Nasional (DPN SBMI) pusat, sejak 14 Agustus 2024. Menurutnya, korban TPPO diduga terjerat iming iming bekerja di Thailand oleh temannya sendiri dengan ditawari gaji tinggi setiap bulannya.
Baca Juga: Diduga Jual Obat Teler, Kondisi Toko Mainan di Parungkuda Sukabumi Setelah Ditutup Paksa
“Visanya itu visa kunjungan. Awalnya mereka dihubungi via telepon, untuk kerja di Thailand. Paspor sudah ada yang ngurus termasuk akan ada yang jemput,” kata Jejen.
“Kerjanya sebagai admin di salah satu perusahaan, jadi dia (korban) tergiur dengan iming iming gaji sebesar Rp 35 juta per bulan katanya,” sambungnya.
Baca Juga: Petani Sukabumi Rugi Gegara Pupuk Langka, Padahal Persediaan di Gudang Melimpah
Jejen menyebut jika kasus ini sudah ditangani Kementerian Luar Negeri, dan tengah dilakukan berbagai upaya untuk memulangkan para korban. “Kemenlu sudah melakukan tindak lanjut penanganan kasus ini dengan menghubungi pihak KBRI dan mungkin orang-orang yang biasa menangani kasus-kasus seperti ini ya, karena bukan hanya ini kasus yang baru ditangani KBRI,” ucapnya.
Kendati demikian, Jejen menyebut para korban disebut masih sulit dipulangkan mengingat keberadaan mereka yang diduga di Myawaddy, daerah konflik di Negara Myanmar. “Wilayah itu dikuasai pemberontak sehingga KBRI dan pemerintah Myanmar masih sulit untuk mengakses daerah tersebut. Beresiko tinggi, Kementerian Luar Negeri RI menyebut nyawa taruhannya,” tutur dia.
Baca Juga: Selamat! Politisi Sukabumi Desy Ratnasari Lulus S3 Gelar Doktor Psikologi
Salah seorang keluarga dari 11 warga Kabupaten Sukabumi yang terjebak di Myanmar menjelaskan bahwa korban dihubungi oleh tetangga di Kebonpedes yang sudah lebih dulu kerja di sana. “Jadi saudara saya itu dihubungi oleh tetangga soal lowongan kerja jadi admin, awalnya ngomong di Thailand, gaji tinggi, semua diurus oleh orang yang di Sukabumi,” ungkapnya kepada sukabumiupdate.com, Kamis (12/9/2024).
Pada 19 Juli 2024, lanjut narasumber korban berangkat naik pesawat dari Jakarta ke Batam, Kemudian dari Batam ke Malaysia, lalu ke Thailand. “Sesampainya di Thailand, saudara saya ini dijemput sama orang bersenjata, dimasukin ke mobil, banyak iringan mobilnya, lalu dibawa ke Myanmar.”
Baca Juga: Jelang Long Weekend Dilapis Aspal, Tol Bocimi Seksi 2 akan Uji Coba Lokasi Longsor
Korban yang kemudian diketahui bersama warga Sukabumi lainnya tersebut ternyata dipaksa bekerja sebagai admin penipu online. Tak hanya itu, mereka (korban) juga diawasi super ketat.
“Dalam video yang viral kemarin, saudara saya tidak ada. Tapi infornya dia satu dari dua yang di sekap di ruangan lain. Terakhir komunikasi itu Juli 2024. Sekarang malah sudah 10 hari tanpa kabar,” jelasnya.
Ia berharap, para korban segera bisa dipulangkan ke Indonesia dengan selamat. “Saudara saya itu sudah berkeluarga,” pungkasnya.