SUKABUMIUPDATE.com - ASEAN memiliki potensi yang sangat besar menjadi kawasan perdagangan di masa depan, mengingat jumlah PDB gabungan dari negara-negara anggota yang terus meningkat, dan jumlah populasi lebih dari 650 juta jiwa.
ASEAN tentunya dapat mengembangkan bisnis manufaktur dan jasa, di mana melalui dua sektor tersebut negara-negara anggotanya dapat memperoleh investasi dan perdagangan dengan melibatkan banyak sekali mitra dagang internasional baik negara dan non-negara.
Mengingat potensi tersebut, tentunya tidak lepas dari kesulitan dan hambatan, ASEAN sampai saat ini masih terjadi perbedaan tingkat kesejahteraan ekonomi yang berbeda-beda, hukum yang tidak merata, dan masalah politik yang dapat menghambat integrasi ekonomi.
Indonesia menjadi salah satu anggota ASEAN yang memiliki sumber daya manusia, dan sumber daya alam melimpah. Indonesia sesungguhnya memiliki daya tawar cukup tinggi, yakni memanfaatkan keberadaan ASEAN di masa depan yang diprediksi menjadi pusat ekonomi dunia.
Baca Juga: Pemberdayaan dan Perlindungan Perempuan, Hendar Bahas Perda Jabar Nomor 2/2023 di Goalpara
Adapun Indonesia melihat potensi di atas dapat meluncurkan strategi, yakni memanfaatkan kerja sama regional dengan tujuan membangun daya saing ekonomi nasional di tingkat Asia Tenggara. Pendekatan yang dapat dilakukan oleh Indonesia untuk mewujudkannya, di mana Indonesia memusatkan penguatan sumber daya manusia.
Memanfaatkan teknologi dan kesempatan untuk mengakses mitra kerja sama, Indonesia bisa meningkatkan kualitas SDM melalui program-program pendidikan, pelatihan, dan pertukaran tenaga kerja. Adanya peningkatan SDM dipersiapkan oleh pemerintah untuk bisa mengurangi angka pengangguran di dalam negeri, dan menyiapkan tenaga kerja yang dibutuhkan di ASEAN, serta mampu beradaptasi di tengah globalisasi yang kian mempengaruhi lapangan pekerjaan.
Selanjutnya, Indonesia dapat mempertahankan keaktifan dalam kerja sama bilateral dan multilateral, serta pada forum kerja sama ekonomi di regional. Indonesia juga dapat mulai membenahi dan mendukung setiap program yang sedang berlangsung di Asean Economic Community atau Masyarakat Ekonomi Asean dengan tujuan menghasilkan kesepakatan perdagangan dan investasi yang saling menguntungkan di antara anggota ASEAN.
Lalu, Indonesia juga pada utamanya perlu mengembangkan kembali transportasi, logistik, maupun infrastruktur digital, di mana saat ini menjadi modal utama bagi perdagangan dan logistik baik dari dalam maupun luar negeri mengakses pembeli. Pembangunan jalan bebas hambatan atau tol, bandara, dermaga, menjadi konsistensi pemerintah untuk segera mewujudkan dampak kerja sama regional di dalam negeri.
Baca Juga: M. Jaenudin: Perda Trantibum-Linmas untuk Lindungi Kesehatan dan Lingkungan Warga Jabar
Adapun, poin penting pada kerja sama regional ini adalah mendukung Indonesia agar dapat tetap berperan aktif dalam penyelarasan regulasi di ASEAN, baik untuk menyamakan hambatan-hambatan perdagangan dan investasi di antara anggota ASEAN, termasuk penyelarasan standar produk, kebijakan bea cukai, dan prosedur perizinan yang lebih efisien.
Adanya kebijakan yang sama di antara anggota, dapat membantu produk UMKM dalam negeri go-internasional, sebut saja produk lokal seperti makanan tradisional dan produk fesyen lokal dapat dinikmati dan diketahui oleh warga ASEAN. Di mana, akan meningkatkan citra maupun penilaian internasional terhadap produk UMKM.
Melalui, pengetahuan tentang keberlangsungan kerjasama regional ASEAN yang telah ditempuh Indonesia, oleh masyarakat umum harus dipandang sebagai langkah strategis dalam mewujudkan Indonesia menuju pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Adanya peran masyarakat seperti meningkatkan literasi tentang diplomasi dan kebijakan luar negeri melalui membaca artikel opini, dan berdiskusi dengan tokoh masyarakat untuk mengenal lebih jauh tentang isu-isu internasional terkini, diyakini dapat membantu program pemerintah untuk bisa mewujudkan hal tersebut.
* Berbagai sumber
Penulis: Harisa Firdaus Pahlawan, Mahasiswa Pascasarjana FISIP UNPAD