SUKABUMIUPDATE.com - Bangladesh mengalami kekacauan politik yang parah setelah demonstrasi besar-besaran oleh mahasiswa yang akhirnya memaksa Perdana Menteri Sheikh Hasina untuk melarikan diri ke India. Sheikh Hasina, yang dikenal sebagai tokoh penting dalam politik Bangladesh, kemudian terpaksa dinyatakan mundur.
Kekacauan politik dimulai dari demonstrasi mahasiswa menuntut pengunduran diri Sheikh Hasina dari PM Bangladesh menyusul kritik terkait kebijakan kuota pegawai negeri sipil yang dinilai kontroversial. Awalnya aksi demo berjalan damai, kemudian berubah menjadi aksi kekerasan setelah pendemo bentrok dengan polisi.
Meski Hasina dan pemerintahnya menerapkan kebijakan keras, termasuk penangkapan dan pelarangan kelompok oposisi, demonstrasi tetap tidak surut.
Profil Sheikh Hasina
Sheikh Hasina lahir pada 28 September 1947 di Benggala Timur, ia adalah anak sulung dari Sheikh Mujibur Rahman, presiden pertama Bangladesh. Hasina aktif berpolitik sejak muda dan menjadi juru bicara ayahnya saat masih di Universitas Dhaka.
Setelah kudeta berdarah yang menewaskan ayahnya pada 15 Agustus 1975, Hasina dan adiknya Sheikh Rehana selamat karena berada di luar negeri. Hasina kemudian tinggal di Inggris dan New Delhi sebelum kembali ke Bangladesh pada 17 Mei 1981.
Hasina menikah dengan ilmuwan Bangladesh, M.A. Waed Miah, pada tahun 1968. Ia terjun ke politik secara resmi setelah kembali ke Bangladesh, dan menjadi tokoh sentral dalam Liga Awami.
Baca Juga: Iran Punya Presiden Baru: Masoud Pezeshkian
Baca Juga: Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh Tewas Dibunuh di Teheran Iran
Selama masa jabatannya menjadi PM, meskipun ekonomi Bangladesh menunjukkan perbaikan, keadaan politik sering kali mengalami ketegangan.
Pada tahun 2001, Hasina kalah dalam pemilihan umum dari rival politiknya, Khaleda Zia, dan Liga Awami melakukan protes terhadap hasil pemilihan. Ketegangan politik memuncak, dan pada tahun 2007, pemerintah menyatakan keadaan darurat dan membatalkan pemilihan umum.
Hasina dan Khaleda Zia kemudian ditangkap karena kasus korupsi, namun Hasina dibebaskan pada Juni 2008, dan pemilihan umum diadakan kembali pada Desember 2008 dengan Hasina dan Liga Awami kembali memenangkan kursi di parlemen.
Hasina tetap berperan penting dalam politik Bangladesh hingga saat ini, meskipun keadaan politik dan sosial terus mengalami dinamika yang kompleks.