SUKABUMIUPDATE.COM - Thailand memastikan, Jumat, bahwa virus Zika menyebabkan dua penyakit mikrosefali, yang mengakibatkan bayi terlahir dengan kepala kecil.
Temuan itu menjadi yang pertama mikrosefali dikaitkan dengan Zika di Asia Tenggara.
"Untuk ringkasnya, kami menemukan dua penyakit kepala kecil terkait Zika, yang pertama di Thailand," kata penasihat Departemen Pengendalian Penyakit, Prasert Thongcharoen, kepada wartawan di Bangkok.
Ia menolak mengatakan tempat penyakit itu ditemukan di Thailand.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa kasus itu merupakan kasus mikrosefali pertama terkait Zika di Asia Tenggara.
Mikrosefali merupakan cacat lahir langka yang dikaitkan, terutama di Brasil, dengan virus Zika yang dibawa nyamuk, yang tengah menyebar di Asia Tenggara.
Otoritas kesehatan di Thailand memastikan 349 kasus Zika sejak Januari, termasuk 33 perempuan hamil. Singapura mencatat 393 kasus, termasuk 16 perempuan hamil.
Pejabat kesehatan AS pada Kamis merekomendasikan perempuan hamil untuk menunda kunjungan tak penting ke 11 negara Asia Tenggara karena risiko Zika.
Negara yang disebut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS itu adalah Brunei, Myanmar, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Maladewa, Filipina, Thailand, Timor Leste dan Vietnam.
CDC sudah mengeluarkan "saran bepergian" bagi Singapura, dan mengatakan peringatan semacam itu akan dipertimbangkan untuk negara-negara baru jika jumlah kasus bertambah hingga tingkat wabah.
Kepastian Thailand soal mikrosefali terkait Zika dikeluarkan menjelang liburan panjang "Golden Week" Tiongkok. Thailand memperkirakan 220 ribu pelancong Tiongkok akan berkunjung, naik dari 168 ribu pengunjung pada pekan sama tahun 2015, kata Otoritas Pariwisata Thailand gubernur Yuthasak Supasorn kepada Reuters.
Vaksin Tidak ada vaksin atau pengobatan untuk Zika. Diperkirakan 80 persen pasien terinfeksi tidak menunjukkan gejala, sehingga sulit bagi perempuan hamil untuk mengetahui apakah mereka telah terinfeksi.
Kementerian Kesehatan Thailand mengatakan, Selasa, tengah menyelidiki empat kasus mikrosefali diduga terkait Zika pada tiga bayi dan seorang calon bayi.
Ketiga bayi tersebut lahir dengan kepala kecil namun tidak jelas dari hasil USG apakah calon bayi berumur 37 minggu itu memiliki ukuran kepala lebih kecil daripada bayi normal.
Tidak ada tes khusus untuk memastikan jika bayi akan dilahirkan dengan cacat mikrosefali namun pemindaian USG pada trimester ketiga kehamilan bisa mengidentifikasi masalah itu, kata WHO.
Kementerian pada Selasa mengesampingkan kaitan antara Zika dan mikrosefali pada dua dari kasus-kasus tersebut.
Zika yang telah menyebar di Amerika Latin dan Karibia, biasanya ditularkan melalui nyamuk namun juga bisa ditularkan secara seksual.
Mikrosefali pada bayi bisa menyebabkan masalah pernapasan terkait pertumbuhan salah di otak, sebuah ancaman sangat serius bagi nyawa bayi pada tahun pertama kehidupannya.
Anak-anak dengan mikrosefali menghadapi kesulitan sepanjang hidup, termasuk penurunan kecerdasan.
Menurut WHO, zika dikaitkan dengan lebih dari 1.800 penyakit mikrosefali di Brasil.