SUKABUMIUPDATE.com - Ebrahim Raisi meninggal dalam kecelakaan pesawat, Presiden sementara Iran digantikan Mohammad Mokhber.
Seorang pejabat Iran sebelumnya mengatakan kepada Reuters bahwa helikopter yang membawa Raisi dan Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian terbakar habis dalam kecelakaan pada hari Minggu.
Berikut ini adalah beberapa fakta penting mengenai Mohammad Mokhber, 68 tahun, wakil presiden pertama Iran yang menjadi presiden sementara setelah kematian Ebrahim Raisi dalam sebuah kecelakaan helikopter:
1. Wakil presiden menggantikan presiden yang berhalangan
Menurut Konstitusi Iran, jika presiden meninggal atau tidak mampu, wakil presiden pertama akan mengambil alih dan menjalankan fungsi-fungsi presiden hingga pemilihan umum diadakan dalam jangka waktu maksimal 50 hari.
Tidak seperti negara lain, wakil presiden pertama Iran adalah posisi yang ditunjuk - bukan posisi yang dipilih. Wakil presiden mengambil alih beberapa kekuasaan perdana menteri setelah posisi tersebut dihapuskan pada tahun 1989.
Ada beberapa wakil presiden yang ditunjuk untuk merangkap jabatan di Iran - mereka kebanyakan bekerja sebagai anggota kabinet. Namun jabatan yang dipegang Mokhber dianggap sebagai yang pertama di antara yang lainnya.
Raisi menunjuk Mokhber sebagai wakil presiden pertamanya pada Agustus 2021, tak lama setelah menjabat. Ia adalah orang ketujuh yang menjabat posisi tersebut sejak revisi konstitusi.
Baca Juga: Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal dalam Kecelakaan Helikopter
2. Latar belakang Mohammad Mokhber
Mohammad Mokhber lahir pada 1 September 1955, Mokhber, seperti halnya Raisi, dipandang dekat dengan Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei, yang memiliki keputusan terakhir dalam semua masalah negara.
Sebagai presiden sementara, Mokhber adalah bagian dari dewan tiga orang, bersama dengan ketua parlemen dan kepala kehakiman, yang akan menyelenggarakan pemilihan presiden baru dalam waktu 50 hari setelah kematian presiden.
Mokhber merupakan bagian dari tim pejabat Iran yang mengunjungi Moskow pada Oktober lalu dan setuju untuk memasok rudal permukaan-ke-permukaan dan lebih banyak pesawat tak berawak ke militer Rusia, demikian ungkap beberapa sumber kepada Reuters pada saat itu. Tim tersebut juga mencakup dua pejabat senior dari Garda Revolusi Iran dan seorang pejabat dari Dewan Keamanan Nasional Tertinggi.
Sebelum diangkat menjadi wakil presiden, Mokhber menjabat selama 14 tahun sebagai kepala Setad Iran, sebuah konglomerat ekonomi yang kuat yang sebagian besar berfokus pada kegiatan amal. Organisasi ini, yang berada di bawah kendali langsung pemimpin tertinggi Iran, diperkirakan bernilai puluhan miliar dolar, menurut investigasi Reuters.
Di bawah pengawasan Mokhber, Setad mengembangkan vaksin virus corona Iran, Coviran Barekat, pada puncak pandemi COVID-19. Namun, efektivitas vaksin tersebut dipertanyakan, dengan adanya laporan bahwa orang-orang menderita reaksi medis yang parah setelah menerimanya.
Pada 2010, Uni Eropa memasukkan Mokhber ke dalam daftar individu dan entitas yang dijatuhi sanksi atas dugaan keterlibatannya dalam "kegiatan rudal nuklir atau balistik". Dua tahun kemudian, Uni Eropa menghapusnya dari daftar tersebut.
Pada 2013, Departemen Keuangan AS menambahkan Setad dan 37 perusahaan yang diawasinya ke dalam daftar entitas yang terkena sanksi.
Setad, yang nama lengkapnya adalah Setad Ejraiye Farmane Hazrate Emam, atau Markas Besar untuk Menjalankan Perintah Imam, didirikan atas perintah pendiri Republik Islam, Ayatullah Ruhollah Khomeini. Perintah tersebut mengamanatkan para ajudan untuk menjual dan mengelola properti yang diduga ditinggalkan pada tahun-tahun kacau setelah Revolusi Islam 1979 dan menyalurkan sebagian besar hasilnya untuk amal.
Sumber : tempo.co