SUKABUMIUPDATE.com - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebut jumlah kematian di Jalur Gaza sejak serangan Israel pada 7 Oktober lalu telah melampaui 30 ribu jiwa. Ia mengatakan mayoritas korban tewas adalah perempuan dan anak-anak Palestina.
“Korban tewas di Gaza telah melampaui 30.000 orang – sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak,” tulis Tedros dalam platform, seperti dikutip tempo.co, pada Kamis 29 Februari 2024.
Tedros juga menambahkan bahwa terdapat lebih dari 70.000 warga Palestina yang terluka akibat serangan Israel tersebut.
Pernyataan ini ketika serangan tank Israel terhadap kerumunan warga yang menunggu bantuan di Kota Gaza menewaskan dan melukai ratusan orang pada hari ini.
Baca Juga: Ambang Batas Parlemen 4 Persen Tidak Berlaku Mulai 2029
Setidaknya 77 orang tewas ketika warga Palestina mengantri untuk mendapatkan bantuan kemanusiaan, kata juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf al-Qidra, sementara 280 orang lainnya terluka.
Genosida Israel telah menyebabkan 80% penduduk Gaza yang berjumlah 2,3 juta warga Palestina meninggalkan rumah mereka, dan para pejabat PBB mengatakan seperempat penduduknya kelaparan.
Setelah serangan tersebut, Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan jumlah korban tewas warga Palestina akibat perang di wilayah tersebut meningkat menjadi 30.035 orang, dan 70.457 lainnya terluka.
Serangan udara, laut, dan darat yang dilancarkan Israel sebagai respons terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober telah menyebabkan kehancuran luas di Kota Gaza, sehingga sebagian besar wilayah tersebut terisolasi dari wilayah lainnya selama berbulan-bulan, dan hanya sedikit bantuan yang masuk.
Perang tersebut telah menimbulkan bencana kemanusiaan di Gaza dan memicu kekhawatiran global atas situasi di Rafah, kota paling selatan Gaza di sepanjang perbatasan dengan Mesir, tempat 1,4 juta warga Palestina mencari keselamatan dari pemboman harian Israel.
Baca Juga: KPU Rajin Langgar Kode Etik, Ini Fakta Pelanggaran dan Sanksi untuk Hasyim Asy'ari
Pada 7 Oktober 2023, Hamas melancarkan serangan roket skala besar terhadap Israel dari Gaza dan melanggar perbatasan, menewaskan 1.140 orang dan menculik sekitar 240 lainnya.
Pada 24 November, Qatar memediasi kesepakatan antara Israel dan Hamas mengenai gencatan senjata sementara dan pertukaran beberapa tahanan dan sandera, serta pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Gencatan senjata telah diperpanjang beberapa kali dan berakhir pada 1 Desember. Selain itu, lebih dari 100 sandera diyakini masih ditahan oleh Hamas di Gaza.
Sumber : Tempo.co