SUKABUMIUPDATE.com - Perusahaan media dan penerbit, Vice, segera melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap banyak karyawannya dan menghentikan penerbitan di situs web-nya. Ini dilakukan karena menurut CEO Vice Media, Bruce Dixon, sebagai bagian dari perubahan mendasar dalam visi strategis perusahaan yang terjadi setelah ada pergantian kepemilikan investor.
Dikutip dari Business Insider melalui Suara.com, Bruce Dixon sudah menyampaikan hal ini kepada karyawan dan kemungkinan dampak besarnya pada Kamis kemarin, 22 Februari 2024. Ia juga mengungkapkan distribusi konten perusahaan turun drastis dan sebagai gantinya Vice akan mencari mitra perusahaan media yang mapan untuk mendistribusikan konten digitalnya di platform global. Perusahaan ini telah sepenuhnya beralih ke model studio.
Namun demikian, dia menyebut, Refinery29, yang fokus pada gaya hidup wanita, akan tetap beroperasi secara independen. Sementara Vice sedang dalam diskusi untuk menjual bisnis tersebut. Vice dikabarkan sudah mengalami guncangan sebelum keputusan PHK massal ini. Vice Media, yang dulunya bernilai miliaran dolar, telah mengalami kesulitan dalam beberapa tahun terakhir.
Baca Juga: Inul Daratista Takut 5000 Karyawannya Kena PHK Jika Pajak Hiburan Tetap Naik
Perusahaan ini diakuisisi dari kebangkrutan oleh Fortress Investment Group dan kreditur lainnya dengan harga yang jauh lebih rendah dari valuasi sebelumnya. Perubahan strategis radikal yang diumumkan oleh Dixon menandai akhir dari era Vice Media yang dikenal sebagai pelopor dalam industri media digital.
Meskipun perusahaan ini telah diakui atas jurnalismenya dengan menerima penghargaan bergengsi seperti Pulitzer dan Emmy Awards, Vice Media terus berjuang dengan berbagai masalah bisnis dan perubahan eksekutif.
Ketika Vice mencari penjualan, perusahaan terus melakukan restrukturisasi dan pemangkasan karyawan. Hal ini terjadi seiring dengan kondisi industri berita dan media secara umum, di mana banyak penerbit digital mengumumkan PHK dan melakukan pemangkasan karyawan sebagai respons terhadap tekanan pasar yang meningkat dan tantangan seperti perubahan perilaku konsumen dan kemajuan teknologi.
Sumber: Suara.com