SUKABUMIUPDATE.com - Serangan Israel selama tiga bulan terakhir dan blokade total atas bantuan kemanusiaan ke Gaza membuat pembalut yang sangat dibutuhkan saat menstruasi tidak tersedia.
Seperti dilaporkan Sky News pada Minggu, 21 Januari 2024, dikutip dari tempo.co, para wanita Gaza terpaksa menggunakan pakaian, handuk, hingga sisa bahan terpal tenda sebagai pengganti pembalut.
Riham Jafari, seorang pekerja ActionAid yang berbasis di Bethlehem, mengatakan, "Bayangkan Anda harus menjalani menstruasi Anda tanpa produk menstruasi, tisu toilet atau sabun, dan tidak ada kesempatan untuk mencuci diri sendiri. Ini adalah kenyataan yang dialami ratusan ribu perempuan dan anak perempuan di Gaza saat ini.”
Penggunaan bahan-bahan yang tidak bersih sebagai produk sanitasi dapat menimbulkan risiko infeksi dan berpotensi menimbulkan sindrom syok toksik yang mematikan.
Baca Juga: Resolusi Warga Gaza di Tahun 2024: “Kami Ingin Hidup Normal Seperti Manusia Lainnya"
“Beberapa wanita memotong sebagian handuknya untuk digunakan saat menstruasi – ini tidak sehat. Mereka menggunakan bagian tenda atau ijuk. Mereka memotong sebagian untuk digunakan sebagai bantalan dan beberapa dari mereka menggunakan pakaian tambahan sebagai penyerap darah.”
Perempuan dan anak merupakan 70% dari 25.000 orang yang terbunuh di Gaza sejak 7 Oktober, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas.
Seorang pekerja ActionAid Palestine, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, menambahkan: "Tidak ada air yang tersedia untuk saya bersihkan selama menstruasi. Saya tidak memiliki pembalut untuk kebutuhan saya sendiri."
Seorang wanita bernama Adara, yang terpaksa meninggalkan rumahnya bersama keempat anaknya, mengatakan mereka “sangat menderita setiap kali kami ingin pergi ke kamar mandi” dan harus “mengantre dalam waktu yang lama”.
Dengan sangat sedikitnya air bersih yang mengalir di Gaza, masyarakat di sana tidak mampu memenuhi kebutuhan 15 liter per orang per hari.
Menurut perkiraan badan PBB untuk Palestina, hanya satu dari tiga jaringan pipa air antara Israel dan Gaza yang berfungsi, dan hanya ada satu toilet untuk setiap 486 orang.
ActionAid menyerukan gencatan senjata untuk memungkinkan lebih banyak bantuan masuk ke wilayah tersebut.
Sumber: Tempo.co