SUKABUMIUPDATE.com - Serangan pembalasan Pakistan terhadap Iran pecah pada Kamis (18/1//2024) kemarin. Target penyerangan Pakistan ini menyasar militan separatis.
Serangan Pakistan terhadap Iran disebut-sebut sebagai pembalasan yang dilakukan terhadap Teheran, setelah pihaknya menyatakan menyerang pangkalan di wilayah Pakistan.
Media Iran, seperti merujuk Tempo.co, mengatakan beberapa rudal menghantam sebuah desa di provinsi Sistan-Baluchestan yang berbatasan dengan Pakistan. Akibat serangan itu sembilan orang dilaporkan tewas, termasuk empat anak-anak.
Baca Juga: 13 Ciri Keluarga yang Tidak Sehat, Komunikasinya Sulit!
Serangan balasan Pakistan merupakan serangan lintas batas paling besar dalam beberapa tahun terakhir.
Serangan itu meningkatkan kekhawatiran atas konflik di Timur Tengah yang meluas setelah perang Israel Hamas meletus pada 7 Oktober 2023.
Namun baik Iran Pakistan tampaknya memberi sinyal ingin untuk menjaga situasi tetap terkendali.
Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan pada hari Kamis (18/1/2024), bahwa pihaknya berkomitmen terhadap hubungan bertetangga yang baik dengan Pakistan. Akan tetapi meminta Islamabad untuk mencegah kehadiran pangkalan teroris di wilayahnya.
Baca Juga: 8 Ciri Orang Tua Stres Karena Mengalami Tekanan Batin
Pakistan mengeluarkan pernyataan serupa.
“Satu-satunya tujuan dari tindakan hari ini adalah mencapai keamanan dan kepentingan nasional Pakistan sendiri, yang merupakan hal terpenting dan tidak dapat dikompromikan,” kata Kementerian Luar Negeri Pakistan, seperti dikutip via Tempo.co, Jumat (19/1/2024).
“Sejumlah teroris tewas dalam operasi berbasis intelijen tersebut,” lanjut Kemenlu Pakistan.
Pakistan menggambarkan serangan sebagai serangan militer yang sangat terkoordinasi dan ditargetkan menyasar tempat persembunyian teroris. Teheran mengutuk keras serangan tersebut.
Menurut Iran, serangan itu membunuh warga sipil. Pihak Iran kemudian memanggil kuasa usaha Pakistan, diplomat paling senior di Iran, untuk meminta penjelasan terkait serangan tersebut.
SUMBER: TEMPO.CO | REUTERS