SUKABUMIUPDATE.com - Setiap tanggal 20 November setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Anak Sedunia. Tanggal itu menjadi momen penting untuk menghormati hak-hak anak-anak dan mempromosikan kesejahteraan mereka.
Kita semua diingatkan bahwa setiap anak memiliki hak untuk hidup, pendidikan, kesehatan, perlindungan dari kekerasan, dan berbagai hak lainnya yang membentuk dasar hak asasi manusia. Dan hari ini kita melihat bagaimana kondisi anak-anak di Gaza yang menjadi korban perang antara Hamas dan Israel.
Seharusnya, Hari Anak Sedunia menjadi panggung bagi anak-anak dan remaja untuk menyuarakan pendapat mereka tentang isu-isu penting bagi generasi mereka.
Baca Juga: Disebut Perbaikan Asal-asalan, Jalan Geopark Ciletuh Sukabumi Kembali Diperbaiki
Tema Hari Anak Sedunia 2023: Untuk Setiap Anak, Setiap Hak
Tema Hari Anak Sedunia 2023, For Every Child, Every Right atau "Untuk Setiap Anak, Setiap Hak," mencerminkan tekad untuk menegakkan hak-hak anak secara merata. Dilansir dari UNICEF, tema ini menjadi sorotan dalam upaya membangun dunia yang lebih baik bagi generasi masa depan.
Tema ini mencerminkan pentingnya mendengarkan dan menghargai pandangan serta kebutuhan anak-anak di tengah tantangan global yang semakin kompleks.
Tema ini tidak hanya mencakup hak-hak dasar seperti pendidikan dan kesehatan, tetapi juga menyoroti isu-isu global yang dihadapi anak-anak, seperti perubahan iklim, kesehatan mental, rasisme, dan diskriminasi.
Menurut situs resmi UNICEF setiap anak memiliki hak atas beberapa hal, antara lain setiap anak di mana saja berhak hidup dalam dunia yang damai, setiap anak berhak atas planet yang aman dan layak huni, serta setiap anak wajib didengarkan dan diikutsertakan dalam semua pengambilan keputusan yang akan memengaruhi mereka.
Baca Juga: Diikuti 150 Media, Pelatihan Cek Fakta AMSI Resmi Berakhir
Sejarah Penetapan Hari Anak Sedunia
Hari Anak Sedunia pertama kali ditetapkan pada tahun 1954 sebagai Hari Anak Universal. Tujuan dari perayaan ini adalah untuk mempromosikan kebersamaan internasional, kesadaran di antara anak-anak di seluruh dunia, dan meningkatkan kesejahteraan anak-anak
Tanggal ini memiliki makna yang mendalam karena pada tahun 1959, Majelis Umum PBB mengadopsi Deklarasi Hak-hak Anak. Namun, pencapaian yang lebih besar datang pada tahun 1989, ketika Majelis Umum PBB mengadopsi Konvensi Hak Anak.
Sejak tahun 1990, Hari Anak Sedunia tidak hanya merayakan Deklarasi Hak-hak Anak, tetapi juga peringatan dari adopsi Deklarasi dan Konvensi tentang hak-hak anak oleh Majelis Umum PBB. Tanggal ini menjadi momen refleksi dan peringatan akan komitmen dunia untuk melindungi hak-hak anak.
Hari Anak Sedunia adalah panggung di mana anak-anak dan remaja tidak hanya menyuarakan pandangan mereka tetapi juga mengajukan tuntutan dan ide-ide untuk perubahan positif. Dari isu-isu lingkungan hingga pendidikan dan kesehatan mental, anak-anak mengambil peran aktif dalam membentuk masa depan mereka sendiri.
UNICEF, sebagai inisiator Hari Anak Sedunia, mendorong partisipasi aktif anak-anak dalam memahami dan merancang solusi bagi tantangan yang dihadapi generasi mereka.
Baca Juga: Mayat Pria Tanpa Busana Ditemukan di Ciracap Sukabumi, Tak Ada Identitas
Penderitaan anak-anak di Gaza Palestina
Sementara itu, melansir dari cnnindonesia.com, Pemerintahan Hamas di Gaza menyatakan pada Sabtu (18/11) bahwa jumlah korban perang dengan Israel di kawasan Palestina sudah mencapai 12.300 orang sejak 7 Oktober 2023.
Hamas mengungkap lebih dari 5.000 anak kecil termasuk dalam jumlah korban itu. Selain itu 3.300 wanita juga tewas dan 30 ribu orang terluka.
Kondisi ank-anak dalam puisi Helvy Tiana Rosa
Pada momen Aksi Rakyat Indonesia Bela Palestina yang digelar di Monas, Jakarta, Minggu (05/11/2023). Salah satu Sastawan terkenal, Helvy Tiana Rosa didaulat untuk membacakan puisi.
"Ini adalah puisi yang saya tulis pagi ini di Monas, berjudul Anak-anak Gaza, dimana mereka ditempa hingga setabah itu," kata Helvy Tiana Rosa yang kemudian membacakan puisinya seperti dikutip sukabumiupdate.com:
Anak-anak Gaza
Dimana mereka ditempa hingga setabah itu
Lahir ditanah paling diberkahi
Dari ayah ibu yang suka menolong dan dirahmati
Tapi kini, harus melawan para penjajah zionis
Zombie abad ini yang dahaga akan air mata dan tumpah darah mereka
Bermain petak umpet dengan para teroris zionis
Diburu peluru, mortir, bom dan fosfor putih
Baca Juga: Rumah Sakit Indonesia di Gaza Diserang Tank Israel, 12 Orang Tewas
Kehilangan adalah keseharian anak Gaza
Setiap 10 menit seorang anak di Gaza syahid
Ketika 25 ribu ton bom atom meluluh lantahkan Gaza di bulan oktober
kedinginan, terluka parah diantara reruntuhan tanpa air, listrik, dan makanan
Maka diatas timbunan nestapa
Diantara sisa tubuh ayah ibu yang berdebu dan tak lagi utuh
Mereka tuliskan nama dilengan sendiri agar ketika mati mereka dikenali
Omar menggali-gali reruntuhan bangunan dengan tangan kecilnya
Berharap bisa menemukan keluarganya disana
Yakni melawan dengan menggenggam batu-batu sepanjang hari
Oh bay-bayi Gaza bergelimpangan, berdarah, meregang nyawa
Aisyah, sang yatim piatu
Membawa tas sekolah berisi potongan tubuh adiknya
Berharap dapat menguburnya dengan layak
Anak-anak Gaza dimana mereka ditempa hingga setabah itu
Seperih apapun hidup
Mereka nyalakan sukma dengan Alquran
Berpuasa tanpa tahu kapan sahur dan berbuka
Bermain peran tentang kesyahidan
Ketika anak-anak Gaza berkata
Dari bibir mereka merekah bunga-bunga
Saat anak-anak Gaza menangis
Dari kedua mata mereka berhamburan mutiara
Ayah kami telah syahid dan tersenyum disana
Ibu kami sudah bahagia selamanya
Anak-anak Gaza tak pernah bisa pergi dari pikiran dan sanubari
Dari air mata kita
Baca Juga: 10 Ciri-ciri Orang yang Jahat dan Tidak Suka dengan Kita, Yuk Kenali!
Anak-anak Gaza kini melesat berlari ke surga
Sementara itu para teroris zionis terus bergentayangan meledakkan segala
Sambil mencari kemanusiaannya yang tercecer entah dimana
Bersama dosa-dosa yang terus berkobar hingga makhsyar
Anak-anak Gaza tersenyum diatas reruntuhan mimpi dan sejarah
Tersenyum sampai puing-puing kalbumu
Seharusnya kalian diam saat kami tidur
Bukan saat kami dibantai
Kita terisak terguncang gamang
Dilindas ditindas slogan keadilan palsu
Hak asasi manusia semu ala Netanyahu
Demokrasi basi ditengah pagelaran genosida paling raya
Lawan Israel, Lawan Zionis
Palestina..!!
Indonesia..!!
Sumber : Tempo.co dan berbagai sumber lainnya