SUKABUMIUPDATE.com - Konflik Palestina dan Israel bukan lagi soal agama, melainkan lebih menyorot pada tragedi kemanusiaan. Pasalnya, insiden yang merenggut banyak nyawa tidak berdosa itu menjadi perhatian seluruh masyarakat di dunia, termasuk para atlet berbakat.
Ons Jabeur, salah satu atlet dunia bahkan menyumbangkan sebagian dari hadiah uang (prize money) Women's Tennis Association atau WTA Finals kepada warga Palestina. Petenis Tunisia itu, merujuk Tempo.co, menyampaikan niatnya setelah meraih kemenangan atas Marketa Vondrousova di Cancun, Meksiko, Rabu (1/11/2023) lalu.
"Saya sangat senang dengan kemenangan ini, namun akhir-akhir ini saya kurang bahagia," kata satu-satunya petenis putri Arab yang mencapai final Grand Slam tersebut, dikutip dari AFP via Tempo, Senin (6/11/2023).
Baca Juga: 6 Tanda Bipolar Disorder Pada Anak yang Perlu Diperhatikan Orang Tua
Ons Jabeur yang menangis saat memberikan keterangan kepada awak media mengatakan, situasi di dunia tidak membuatnya bahagia. Hal itu mengacu pada konflik di Gaza yang merenggut ribuan nyawa warga sipil dan anak-anak Palestina.
"Situasi di dunia tidak membuat saya bahagia. Sangat sulit melihat anak-anak, bayi meninggal setiap hari. Ini menyedihkan, jadi saya memutuskan untuk menyumbangkan sebagian dari hadiah uang saya untuk membantu warga Palestina," kata Jabeur.
"Saya tidak bisa bahagia hanya dengan kemenangan ini dengan apa yang terjadi. Maaf teman-teman, ini seharusnya tentang tenis, tapi sangat membuat frustrasi melihat video setiap hari. Saya minta maaf -- ini bukan pesan politik, ini hanya pesan kemanusiaan. Saya ingin perdamaian di dunia ini, itu saja," ujarnya menambahkan.
Baca Juga: 7 Ciri-Ciri Keluarga Broken Home, Apa Kamu Mengalaminya?
Petenis Tunisia berusia 29 tahun tersebut mengatakan, fokus pada tenis di tengah konflik kemanusiaan Palestina dan Israel merupakan sesuatu yang sangat menantang.
"Saya mencoba menghindari media sosial sebisa mungkin, tapi itu sangat sulit. Anda melihat video, foto, itu foto-foto yang sangat mengerikan setiap hari. Itu tidak membantu saya tidur atau memulihkan diri dengan baik dan yang terburuk adalah saya merasa putus asa," kata Jabeur.
"Mungkin mendonasikan sejumlah uang bisa membantu sedikit atas apa yang mereka alami. Tapi saya tahu uang tidak berarti apa-apa saat ini bagi mereka. Jadi saya mendoakan kebebasan bagi semua orang dan kedamaian bagi semua orang," kata Jabeur lagi.
Sementara itu, Ons Jabeur harus mengalahkan peringkat dua dunia Iga Swiatek pada pertandingan terakhir babak round-robin pada Jumat, 3 November 2023, untuk membuka peluang lolos ke semifinal turnamen ini.
Sumber: Tempo.co