Digunakan Israel Untuk Bombardir Palestina, Ini 4 Fakta Mengerikan Bom Fosfor Putih

Senin 30 Oktober 2023, 14:30 WIB
Ilustrasi - Israel di duga menggunakan bom fosfor putih yang dikenal berbahaya untuk melancarkan serangan ke wilayah Palestina. (Sumber : Istimewa via Twitter).

Ilustrasi - Israel di duga menggunakan bom fosfor putih yang dikenal berbahaya untuk melancarkan serangan ke wilayah Palestina. (Sumber : Istimewa via Twitter).

SUKABUMIUPDATE.com - Hingga saat ini Israel masih belum berhenti melancarkan serangan ke wilayah Palestina. Korban dari warga Palestina pun terus berjatuhan seiring serangan yang semakin menggila.

Bahkan, kabar yang terbaru Pasukan Pertahanan Israel diduga telah menggunakan bom fosfor putih dalam serangannya ke wilayah Palestina. Hal itu tentunya membuat publik bertanya-tanya terkait bom tersebut.

Nah, seperti apa wujud bom fosfor tersebut? Berikut sejumlah fakta mengenai bom fosfor dikutip dari WebMD via Suara.com.

Baca Juga: 11 Ciri Seseorang Memiliki Luka Batin, Apa Kamu Mengalaminya Juga?

1. Termasuk Jenis Bahan Kimia

Fosfor sebenarnya bahan kimia yang terbuat dari batuan fosfat. Bentuknya padat, teksturnya seperti lilin, dan berbau mirip bawang putih. Warnanya mungkin putih atau kuning, atau bening (tidak berwarna).

Namun fosfor putih dianggap sangat beracun bagi manusia juga sifatnya sangat tidak stabil. Dalam beberapa bentuk, fosfor putih bisa terbakar pada suhu 10-15 derajat di atas suhu kamar sebagai reaksi terhadap oksigen.

2. Biasa Digunakan Untuk Membuat Komputer

Fosfor putih biasa digunakan untuk membuat produk seperti chip komputer, paduan logam, pupuk, cat yang menyala dalam gelap, racun tikus, dan kembang api. Zat kimia itu juga kerap digunakan sebagai bahan membuat amunisi militer, termasuk bom. Namun, pembuatan bom fosfor masih diperdebatkan kelegalannya.

Baca Juga: 11 Ciri-ciri Orang Stres Karena Terlalu Banyak Masalah Hidup

Bom fosfor putih sebagai senjata pembakar. Artinya, seiring dengan daya ledak destruktifnya, mereka dapat menyebarkan api. Dalam hal ini, api dihasilkan dari pembakaran fosfor, yang membakar pada suhu sekitar 815,5 derajat celcius.

Bom fosfor putih dapat menyebarkan api ke area hingga beberapa ratus meter persegi hingga bahannya habis. Yang dibutuhkan hanyalah keberadaan oksigen yang ada di udara.

3. Dampak Akibat Bom Fosfor Putih

Bom fosfor putih dapat menyebabkan cedera yang lebih serius dan sulit diobati dibandingkan dampak bom konvensional lainnya. Para profesional medis memerlukan pelatihan khusus untuk menangani jenis cedera ini. Juga perlu perlindungan khusus melindungi diri dari luka bakar fosfor selama perawatan.

Baca Juga: 11 Ciri-ciri Orang Stres Karena Tekanan Hidup, Kamu Salah Satunya?

Bom fosfor putih dapat menimbulkan dampak yang lebih buruk terhadap kesehatan manusia dibandingkan senjata lain dengan daya ledak serupa.

Pada kulit, fosfor putih menyebabkan luka bakar yang sangat menyakitkan, mungkin terjadi pada tingkat dua (ketebalan sebagian kulit) hingga tingkat ketiga (ketebalan kulit penuh). Luka bakar biasanya berwarna kekuningan dan berbau seperti bawang putih. Bahkan bisa jadi ada asap keluar dari luka saat fosfor putih terus terbakar.

Selain itu, karena fosfor putih mudah larut dalam lemak, bisa dengan mudah diserap melalui kulit dan masuk ke dalam tubuh, sehingga dapat menyebabkan gejala serius lainnya.

Baca Juga: 10 Ciri Orang yang Tidak Suka dengan Kita Terlihat dari Bahasa Tubuhnya

Faktanya, luka bakar akibat fosfor putih pada kurang dari 10 persen tubuh dapat menyebabkan kematian karena kerusakan pada ginjal, hati, dan jantung. Selain itu, fosfor putih dapat menyebabkan cedera serius dan kematian jika terhirup atau tertelan.

Dalam jangka pendek, jika tidak sengaja mengonsumsi fosfor putih dalam dosis yang cukup besar, akan melihat tanda dan gejala dalam tiga tahap:

Tahap 1: merasakan sakit perut atau efek lain pada usus.
Tahap 2: Ini adalah periode tenang -- biasanya sekitar 48 jam tanpa gejala yang nyata.
Tahap 3: Ini memulai penurunan cepat pada kondisi dengan gejala serius di kemudian hari, seperti muntah, kram perut, dan banyak rasa sakit.

Baca Juga: 12 Cara Mengatasi Kelelahan Mental Agar Kembali Semangat Menjalani Hidup

4. Status Hukum Penggunaan Bom Fosfor

Banyak ahli mengatakan senjata ini ilegal untuk digunakan berdasarkan hukum kemanusiaan internasional serta hukum dan perjanjian internasional lainnya (Protokol Senjata Pembakar tahun 1980, Konvensi Senjata Kimia tahun 1992, Konvensi Internasional untuk Pemberantasan Bom Teroris tahun 1997, dan lain-lain).

Namun ada beberapa perselisihan mengenai masalah hukum ini. Beberapa aturan dan hukum bertentangan satu sama lain. Dan beberapa undang-undang mempunyai persyaratan berbeda, bergantung pada keadaan.

Sumber: Suara.com

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Sukabumi18 Januari 2025, 14:13 WIB

Pulihkan Ekosistem Pasca Bencana, Penanaman Pohon di DAS Sungai Cikaso Sukabumi

Kegiatan ini untuk mencegah bencana serupa di masa depan.
Penanaman pohon di DAS Cikaso, Desa Cibadak dan Desa Pabuaran, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Istimewa
Food & Travel18 Januari 2025, 14:00 WIB

Menikmati Deburan Ombak di Pantai Karang Tawulan, Wisata Eksotis Mirip Tanah Lot di Tasikmalaya

Tersembunyi di wilayah selatan kabupaten, pantai Karang Tawulan menawarkan keindahan alam yang masih asri dan jauh dari hiruk pikuk kota.
Pantai Karang Tawulan adalah sebuah destinasi wisata pantai yang menarik di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. (Sumber : Instagram/@riskardr/@dadanwardana99).
Bola18 Januari 2025, 12:00 WIB

Prediksi PSM Makassar vs PSBS Biak di Liga 1: H2H, Susunan Pemain dan Skor

PSM Makassar vs PSBS Biak akan tersaji sore ini dalam lanjutan Liga 1 2024/2025.
PSM Makassar vs PSBS Biak akan tersaji sore ini dalam lanjutan Liga 1 2024/2025. (Sumber : Instagram/@psbsofficial/X/@psm_makassar).
Sukabumi18 Januari 2025, 11:57 WIB

Satpam Asal Sukabumi Tewas di Rumah Mewah Bogor, Keluarga Temukan Banyak Luka Serius

Korban sempat menghubungi istrinya melalui pesan singkat.
Rumah duka Septian (37 tahun) di Kampung Cibarengkok RW 01, Desa Citarik, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. | Foto: SU/Ilyas Supendi
Sukabumi18 Januari 2025, 11:36 WIB

Daftar SKPD dengan Aduan Terbanyak pada 2024, Menurut Data Diskominfo Kota Sukabumi

Pemerintah Kota Sukabumi menerima 106 aduan masyarakat sepanjang 2024.
Apel di Lapang Setda Balai Kota Sukabumi pada Senin (15/7/2024). | Foto: Dokpim Kota Sukabumi
Sukabumi18 Januari 2025, 11:20 WIB

Tahun 2025, Dishub Kota Sukabumi Bakal Perketat Pengawasan Kendaraan Pariwisata

UPTD PKB Dishub akan melakukan upaya untuk mendukung pemerintah pusat.
Kepala UPTD PKB Dishub Kota Sukabumi, Endro. | Foto: Website Kota Sukabumi
Aplikasi18 Januari 2025, 11:15 WIB

Raksasa Mesin Pencari Google Mulai Ditinggalkan, Ternyata Teknologi Ini Penggantinya!

Google perlahan-lahan mulai ditinggalkan oleh pengguna, terutama para generasi muda.
Google perlahan-lahan mulai ditinggalkan oleh pengguna, terutama para generasi muda. (Sumber : Pixabay.com/@Simon).
Sukabumi18 Januari 2025, 11:06 WIB

Diskominfo Rilis Laporan 2024: SP4N-Lapor Kota Sukabumi Terima 106 Aduan Masyarakat

Mei menjadi bulan tertinggi dengan 15 aduan.
(Foto Ilustrasi) Diskominfo Kota Sukabumi merilis data yang masuk ke SP4N Lapor sepanjang 2024. | Foto: Istimewa
Food & Travel18 Januari 2025, 10:47 WIB

Kembalikan Ikon Wisata Lokal, Pemdes dan Warga Bersihkan Curug Caweni di Cidolog Sukabumi

Sejak pandemi Covid-19, jumlah wisatawan Curug Caweni mengalami penurunan.
Kondisi Curug Caweni di Kampung Cilutung, Desa/Kecamatan Cidolog, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Istimewa
Sukabumi18 Januari 2025, 10:12 WIB

Akses Kendaraan Lumpuh! Longsor Kembali Tutup Jalan Nasional di Simpenan Sukabumi

Akses kendaraan untuk roda empat atau mobil lumpuh total.
Material longsor menutup Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua, tepatnya di Kampung Cimapag, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (18/1/2025). | Foto: Istimewa