SUKABUMIUPDATE.com - Banjir Bandang di Libya timur menjadi kabar bencana akibat cuaca (badai dan hujan) yang menyisakan duka bagi seluruh masyarakat di dunia. Meskipun mayoritas wilayah di Indonesia cenderung panas selama beberapa bulan terakhir.
Banjir Bandang Libya terjadi akibat air yang meluap imbas runtuhnya bendungan di atas Kota Derna Libya. Melansir Tempo.co, sebanyak 2.000 orang dilaporkan tewas dan ribuan lainnya dinyatakan hilang akibat Banjir Libya ini.
Juru Bicara Tentara Nasional Libya (LNA) yang menguasai Libya timur, Ahmed Mismari mengatakan, dalam konferensi pers yang disiarkan televisi, Banjir Bandang Libya terjadi setelah bendungan di atas Derna runtuh.
"Banjir menyapu seluruh lingkungan dengan penduduknya ke laut," kata Ahmed Mismari, dikutip Rabu (13/9/2023).
Baca Juga: 9 Fakta Dugaan Kasus Penjiplakan Lagu Halo-Halo Bandung Jadi Helo Kuala Lumpur
Mismari turut menyebut jumlah orang hilang sebanyak 5.000-6.000 orang. Sementara menurut keterangan Palang Merah mengatakan orang yang dikhawatirkan hilang di seluruh negeri akibat Banjir Libya diperkirakan mencapai 10.000 orang..
Sebelumnya hari Senin (11/9/2023), kepala kelompok bantuan Bulan Sabit Merah di wilayah tersebut mengatakan jumlah korban tewas di Derna Libya mencapai 150 orang dan diperkirakan akan terus bertambah.
Melihat luas wilayahnya, Libya secara politik terbagi antara timur dan barat. Layanan publik telah hancur sejak pemberontakan yang didukung NATO pada 2011 dan memicu konflik selama bertahun-tahun. Pemerintah yang diakui secara internasional di Tripoli tidak menguasai wilayah timur.
Di Tripoli, Dewan Kepresidenan yang beranggotakan tiga orang dan berfungsi sebagai kepala negara di negara yang terpecah belah tersebut (Libya) meminta bantuan komunitas internasional.
“Kami menyerukan negara-negara persaudaraan dan sahabat serta organisasi internasional untuk memberikan bantuan,” katanya.
Baca Juga: 8 Dampak Buruk Balita Melihat Peristiwa Pembunuhan, Trauma Emosional Mengintai!
Osama Hamad, kepala pemerintahan yang berbasis di wilayah timur, mengatakan kepada televisi lokal bahwa lebih dari 2.000 orang tewas dan ribuan lainnya hilang akibat Banjir Bandang di Libya.
Setelah menghantam Yunani pekan lalu, Badai Daniel menyapu Mediterania pada hari Minggu, membanjiri jalan-jalan dan menghancurkan bangunan-bangunan di Derna. Bencana Badai Daniel menghantam pemukiman lain di sepanjang pantai, termasuk kota Benghazi terbesar kedua di Libya.
Video di Kota Derna menunjukkan arus deras yang mengalir melalui pusat kota, yang mana sebelumnya terdapat saluran air yang jauh lebih sempit. Akibat Banjir Libya, bangunan-bangunan yang hancur terlihat berdiri di kedua sisi.
Televisi Almostkbal di Libya Timur menyiarkan rekaman yang menunjukkan orang-orang terdampar di atap kendaraan untuk meminta bantuan. Air menghanyutkan mobil.
“Jumlah korban hilang berjumlah ribuan, dan korban tewas melebihi 2.000 orang,” kata Osama Hamad kepada al-Masar TV. “Seluruh lingkungan di Derna telah hilang, bersama dengan penduduknya… tersapu air.”
Baca Juga: 10 Tips Bahagia Meski Sedang Capek Karena Tekanan dan Beban Hidup
Saleh al-Obaidi, salah seorang Warga Derna Libya mengatakan, dia berhasil melarikan diri bersama keluarganya, meskipun rumah-rumah di lembah dekat kota itu runtuh.
“Orang-orang tertidur dan terbangun dan menemukan rumah mereka dikelilingi air,” katanya kepada Reuters.
Ahmed Mohamed, warga lainnya, mengatakan bahwa mereka sedang tertidur ketika Banjir Bandang Libya terjadi.
"Kami tertidur, dan ketika kami bangun, kami menemukan air mengepung rumah. Kami berada di dalam dan mencoba keluar." ujarnya.
Baca Juga: 10 Penyebab Anak Sulit Diatur, Masalah Mental hingga Keluarga
Keterangan saksi mata di lokasi, menyebut bahwa ketinggian air saat Banjir Libya telah mencapai tiga meter atau sekitar 10 kaki.
Parlemen Libya yang berbasis di wilayah timur mengumumkan bahwa negeri itu tengah berkabung selama tiga hari di semua kota yang terkena dampak. Abdulhamid al-Dbeibah, Perdana Menteri pemerintahan sementara di Tripoli, turut menyebut kota-kota di Libya tersebut termasuk daerah bencana.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Libya mengatakan, pihaknya terus memantau Badai Daniel dan akan memberikan bantuan darurat untuk mendukung upaya respons di tingkat lokal dan nasional.
SUMBER: TEMPO.CO | REUTERS