SUKABUMIUPDATE.com - Negara paling berbahaya di dunia baru-baru ini dirilis Institute for Economics and Peace merilis laporan Indeks Perdamaian Global (GPI) 2023. Ada 23 indikator yang digunakan, dengan bobot masing-masing pada skala 1-5, di antaranya tingkat keselamatan dan keamanan masyarakat, sejauh mana konflik domestik dan internasional sedang berlangsung, serta level militerisasi.
Interpretasinya, semakin rendah skor yang didapatkan, maka semakin damai negara tersebut. Bahkan, Situs analitik Vision of Humanity milik Institute for Economics and Peace (IEP) yang dikutip via Tempo, turut melaporkan bahwa perdamaian global terus memburuk selama sembilan tahun terakhir.
Ada puluhan negara yang menunjukkan kemerosotan lebih besar dibandingkan perbaikan, karena kerusuhan sipil dan ketidakstabilan politik pasca-pandemi COVID-19.
Baca Juga: Inilah 139 Nama DCS DPRD Dapil II Kabupaten Sukabumi untuk Pemilu 2024
Maka dari itu, masyarakat dihimbau tidak mengunjungi 10 negara berbahaya terrsebut untuk wisata, lantaran dapat mengancam keselamatan jiwa. Adapun daftar negara paling tidak aman 2023 yang terdata, diantaranya:
Negara Paling Berbahaya di Dunia atau Most Dangerous Country in The World
1. Afghanistan
Afghanistan meraih skor 3,44 dan berada di posisi paling bawah, yaitu peringkat 163 dari daftar negara paling damai. Konflik internal di Afghanistan sudah menewaskan puluhan ribu jiwa dan memaksa jutaan penduduk untuk mengungsi.
Perang telah berlangsung selama lebih dari dua dekade di Afghanistan, tepatnya sejak 2001 dan negara kini diambil alih oleh Taliban.
2. Yaman
Yaman juga menjadi salah satu negara yang masih terbelenggu dengan peperangan. PBB menyebut konflik internal negara di kawasan Asia Barat itu sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Sebanyak 21 juta warga sipil atau sekitar 80 persen dari total penduduknya membutuhkan belas kasih dari dunia internasional. Akibatnya, Yaman meraih skor GPI secara keseluruhan sebesar 3,35.
3. Suriah
Suriah masuk dalam daftar negara paling berbahaya di dunia. Skor Indeks Perdamaian Globalnya, yaitu 3,29. Akar ketegangan di Suriah berawal dari ketidakpuasan rakyat terhadap kekuasaan Bashar al-Assad sejak 2011.
Selain menjadi ajang perebutan kepentingan, gerakan radikal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) turut menyengsarakan masyarakat lokal bahkan dunia.
4. Sudan Selatan
Pada Juni 2011, 11 juta penduduk Sudah mendeklarasikan kemerdekaan dari Sudan. Pascareferendum, bukan kesejahteraan yang diraih, tetapi justru tragedi demi tragedi bermunculan.
Ratusan ribu warga sipil menjadi korban keganasan perang sipil dan jutaan lainnya menderita trauma. Imbasnya, Institute for Economics and Peace memberi skor GPI sebanyak 3,22.
5. Republik Demokratik Kongo (DRC)
Republik Demokratik Kongo masih bergulat dengan pertempuran berkepanjangan sejak 1996 lalu. Dengan skor GPI 3,21, negara di kawasan Afrika Tengah itu mencatatkan pelanggaran hak asasi manusia yang serius.
Baca Juga: Apakah Anak dalam Kandungan Bisa Terpapar Polusi Udara? Ini Kata Dokter!
Pembunuhan massal akibat konflik bersenjata dan kekerasan antarkomunitas menjadi sumber masalah di negara tersebut.
6. Rusia
Invasi Rusia ke Ukraina memanas usai kabar kedekatan Ukraina dengan Blok Barat atau Blok Kapitalis menyeruak.
Pada akhirnya, Presiden Vladimir Putin mengumumkan operasi militer sejak 24 Februari 2022 dan masih berlangsung hingga kini. Akibatnya, Negeri Beruang Putih dianggap sebagai salah satu negara paling tidak aman dengan skor perdamaian sebesar 3,14.
7. Ukraina
Situasi perang Rusia-Ukraina yang terus memanas telah memaksa setengah juta warga yang dipimpin Volodymyr Zelensky meninggalkan negara.
Laporan PBB pada Senin, 28 Februari 2022 menyebutkan, warga sipil melarikan diri ke sejumlah negara, seperti Polandia, Hongaria, Moldova, Rumania, Slovakia, dan Belarus. Tidak mengherankan apabila skor GPI Ukraina menyentuh 3,04.
8. Somalia
Dengan skor perdamaian sebesar 3,03, Somalia termasuk negara yang jauh dari kata damai dan aman. Perang saudara di negara tersebut diawali dari ketidakcocokan dengan struktur pemerintahan.
Tak hanya masalah politik, dilansir dari rescue.org, Menteri Kesehatan setempat melaporkan bahwa kekeringan telah menyebabkan 43.000 kematian pada 2022.
9. Sudan
Kerusuhan di Sudan bermula dari kebijakan pemerintahan Presiden Bashir yang ingin melakukan penghematan darurat pada Desember 2018.
Langkah yang diambil, yaitu mengurangi subsidi bahan pangan dan bahan bakar. Imbasnya, terjadi demonstrasi dan ledakan kemarahan masyarakat hingga skor GPI Sudah mencapai 3,02.
10. Irak
Irak tergolong negara paling berbahaya di dunia pada peringkat ke-10 dengan skor 3. Persoalan yang dihadapi negara tersebut merupakan kombinasi dari sektor keamanan, politik, dan ekonomi.
Sejak invasi untuk menggulingkan Presiden Saddam Hussein yang diprakarsai Amerika Serikat pada 2003, warga sipil harus menderita berkepanjangan.
Baca Juga: Kenali 12 Ciri Orang Hidup Bahagia, Punya Hubungan yang Sehat
Lantas, bagaimana dengan Indonesia?
Mengacu pada laporan yang sama, Indonesia berada di peringkat ke-53 sebagai salah satu negara paling aman di dunia atau urutan ke-110 sebagai negara paling berbahaya. Skor GPI secara keseluruhan pada 2023 sebesar 1,82.
Seperti diketahui, kejahatan, perang, kekerasan, dan pembunuhan dewasa ini masih menjadi beberapa masalah yang mau tidak mau harus dihadapi sejumlah negara di dunia.
Meskipun konsep perdamaian dan hak asasi manusia (HAM) sering kali digaungkan, baik secara individual maupun oleh lembaga internasional, seperti Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), berbagai tekanan akibat perebutan kekuasaan atau ekonomi tidak pernah lenyap dari peradaban.
SUMBER: TEMPO.CO | MELYNDA DWI PUSPITA | RESCUE| VISIONOFHUMANITY