SUKABUMIUPDATE.COM - Sangat langka satu peraturan baru disambut dengan sangat positif oleh rakyat Italia, yang terkenal mudah mengerutu mengenai politik, tapi peraturan baru untuk mencegah makanan dibuang-buang di negeri itu diluncurkan oleh Parlemen Italia.
Para senator Italia pekan lalu mensahkan rancangan peraturan dengan 181 suara mendukung dan dua menentang dalam sesi terakhir yang diselenggarakan pada 2 Agustus.
Ketentuan itu terdiri atas serangkaian langkah yang ditujukan untuk memangkas sampah makanan yang rata-rata terdaftar di negeri tersebut tak kurang dari satu juta ton.
Yang paling penting ialah peraturan tersebut dilandasi atas prinsip untuk memberi penghargaan buat prilaku baik di kalangan warga dan pengusaha dan bukan menghukum orang yang berkelakuan jelek.
Konsumen yang berbelanja di pasar swalayan dan toko sayur-mayur pada Jumat (5/8) menyuarakan kesan sangat mendukung.
"Itu kelihatan seperti langkah bagus, dan layak, mengingat sangat banyak makanan yang kami sia-siakan di sini dan dinegara maju lain," kata Daniele Fonde, guru yang berusia 47 tahun, kepada Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin pagi.
"Saya cuma ragu langkah ini tidak akan terlalu efektif dalam mengubah prilaku pribadi mengenai makanan, yang saya percaya memainkan peran besar," kata Fonde.
Tentu saja, sebanyak 5,1 juta ton makanan dengan nilai tak kurang dari 12,6 miliar euro (13,9 miliar dolar AS) disia-siakan setiap tahun di Italia, demikian satu studi pada 2012 oleh Politechnico University di Milan. Itu menjadi landasan anggota Parlemen Italia buat rancangan peraturan mereka.
Secara keseluruhan, rata-rata sebanyak 94 kilogram sampah per kapita, sebanyak 53 persennya berasal dari kelompok penjual makanan dan 47 persen dari keluarga, kata studi tersebut.
Sampah makanan rumah tangga berjumlah 0,5 persen dari produk domestik kotor nasional (GDP) Italia, kata Kementerian Lingkungan Hidup.
Jumlah global juga mengerikan. Sebanyak 1,3 miliar ton makanan hilang atau disia-siakan di seluruh dunia setiap tahun, kata studi "Global Food Losses and Food Waste" yang disiarkan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) pada 2011.
"Ini adalah salah satu warisan yang paling indah dan nyata dari Milan Expo 2015," Menteri Pertanian Italia Maurizio Martina berkomentar mengenai peraturan tersebut setelah persetujuan definitifnya.
Peraturan itu juga dipuji oleh lembaga pangan.
"Dengan peraturan baru ini, kami sekarang bertujuan menggandakan berton-ton makanan yang kami kumpulkan dan bagikan (kepada lembaga lain yang membantu orang miskin," kata Marco Lucchini, Direktur Jenderal yayasan Italian Food Bank Network, kepada media setempat.
"Kami berharap bisa mencapai satu juta ton dalam beberapa tahun ke depan, dari sebanyak 500.000 ton yang kami kumpulkan sekarang," katanya.
Paket tersebut menghilangkan sebagai penghalang birokratis mengenai peraturan yang harus ditaati oleh pasar swalayan, toko dan petani untuk menyumbang makanan buat lembaga amal.