SUKABUMIUPDATE.com - Kurang gizi merupakan kondisi ketika tubuh tidak memperoleh asupan nutrisi yang cukup seperti protein, vitamin, kalori hingga mineral. Kurang gizi disebut juga malnutrisi, termasuk kondisi berbahaya yang dialami tubuh akibat ketidakseimbangan nutrisi.
Pemantauan Status Gizi (PSG) 2017 menunjukkan prevalensi balita stunting di Indonesia masih tinggi, yakni 29,6 persen di atas batasan yang ditetapkan WHO (20 persen). Angka ini menjadikan Indonesia menduduki peringkat kelima dengan anak gizi buruk tertinggi di dunia.
Selain itu, melansir data dari databoks.katadata.co.id, Indonesia menempati urutan pertama dengan jumlah masyarakat kurang gizi tertinggi di Asia Tenggara berdasarkan laporan Food and Agriculture Organization (FAO). Namun, jika dilihat dari persentasenya, prevalensi kurang gizi tertinggi Asia Tenggara berada di Timor Leste, sementara Indonesia di urutan ketiga.
Baca Juga: 12 Ciri Seseorang Punya Pengalaman Trauma Masa Kecil, Yuk Kenali!
Lebih detail, berikut rata-rata jumlah penduduk kurang gizi di Asia Tenggara periode 2019-2021 menurut FAO lengkap dengan persentase dari total populasi nasional.
Negara dengan Penduduk Kurang Gizi Tertinggi di Asia Tenggara
- Indonesia: 17,7 juta orang (6,5% dari populasi nasional)
- Thailand: 6,2 juta orang (8,8% dari populasi nasional)
- Filipina: 5,7 juta orang (5,2% dari populasi nasional)
- Vietnam: 5,6 juta orang (5,7% dari populasi nasional)
- Myanmar: 1,7 juta orang (3,1% dari populasi nasional)
- Kamboja: 1 juta orang (6,3% dari populasi nasional)
- Laos: 400 ribu orang (5,1% dari populasi nasional)
- Timor Leste: 300 ribu orang (26,2% dari populasi nasional)
- Malaysia: jumlah tidak dilaporkan karena prevalensi warga kurang gizi <2,5% populasi nasional
- Singapura dan Brunei: data tidak tersedia
Baca Juga: Ada Sukabumi! 10 Kota dengan Perencanaan Daerah Terbaik di Indonesia 2023
FAO turut mencatat peningkatan jumlah penderita kurang gizi di skala global selama lima tahun terakhir.
"Terlepas dari harapan bahwa dunia akan pulih dari pandemi Covid-19 dan ketahanan pangan akan membaik, nyatanya kelaparan global terus meningkat sampai 2021," tulis FAO dalam laporannya, dikutip via katadata.co.id, Kamis (10/8/2023).
"Masalah ini menunjukkan bahwa kebijakan negara-negara tidak lagi berkontribusi dalam mengurangi kelaparan, kerawanan pangan, dan malnutrisi," lanjutnya.
FAO kemudian mendorong negara-negara memperbaiki kebijakan sektor pertanian, supaya bahan pangan sehat bisa dijangkau oleh kelompok berpendapatan rendah. Tingginya rata-rata jumlah kurang gizi ini, kata FAO, menjadi momentum bagi pemerintah untuk dapat mengevaluasi kebijakan pangan dan pertanian negara.
Untuk diketahui, Food and Agriculture Organization (FAO) tahun 2021 mencatat penderita kurang gizi di seluruh dunia mencapai sekitar 767 juta orang, dan mayoritas atau setara 425 juta orang di antaranya berada di Asia.
Sumber: katadata.co.id