SUKABUMIUPDATE.com - Jemaah haji saat ini tengah berada di Mina untuk menjalani rangkaian haji yakni melempar jumrah, Ula, Wustha dan Kubra.
PPIH (Petugas Penyelenggara Ibadah Haji) kembali mengingatkan jemaah haji agar mematuhi jadwal atau waktu dan jalur melempar jumrah yang sudah ditetapkan dan yang telah diberikan sesuai kloternya masing-masingnya.
Baca Juga: 4 Rekomendasi Resep Bumbu Sate Kambing, Cocok Jadi Hidangan Menu Idul Adha
“Diimbau jemaah tidak melempar jumrah setelah matahari tergelincir (ba’da zawal) karena alasan keselamatan dan menghindari risiko cuaca panas dan bahaya kepadatan jemaah. Pilih waktu sore atau malam hari, agar terhindar dari sengatan cuaca panas,” terang Juru Bicara PPIH Pusat Akhmad Fauzin dalam keterangan persnya di Jakarta, Kamis (29/06/2023), dikutip via laman resmi kemenag.go.id.
Baca Juga: Kenali 5 Manfaat Konsumsi Kopi Hitam Tanpa Gula Untuk Kesehatan
Fauzin mengatakan, jemaah lansia, sakit. lemah, udzur dan pengguna kursi roda, lebih baik mewakilkan lempar jumrahnya kepada jemaah lain atau kepada petugas. Hukum mewakilkan lempar jumrah adalah boleh karena status hukumnya sah dan tidak dikenakan dam.
“Orang yang mewakili lempar jumrah boleh yang sudah berhaji atau pun yang belum berhaji. Jemaah atau petugas boleh melaksanakan badal lempar jumrah untuk satu orang atau lebih hingga tak terbatas,” kata Fauzin.
“Boleh mengakhirkan lempar jumrah hari tasyrik pada hari terakhir tanggal 12 Zulhijah (bagi jemaah nafar awal) atau tanggal 13 Dzulhijah (bagi jemaah nafar tsani),” katanya.
Baca Juga: 25 Ucapan Selamat Idul Adha 2023 Lucu, Bisi Dikirim ke Teman atau Keluarga
“Pemerintah berharap agar jemaah lebih bijak dan lebih mengutamakan keselamatan serta kesehatan masing-masing, sehingga pelaksanaan lontar jumrah sebagai bagian wajib haji dapat terlaksana dengan aman dan tertib,” kata Fauzin.
Pemerintah juga mengingatkan pada saat menuju dan saat di tempat melempar jumrah, jemaah agar tetap berkelompok dan jangan memisahkan diri.
“Jangan sungkan untuk meminta bantuan petugas yang berada di setiap titik di jalur menuju jamarat bila menemui hambatan dan kesulitan. Membekali diri dengan air putih untuk menjaga kebugaran tubuh dan mencegah dehidrasi,” ungkapnya.
Sumber: kemenag.go.id