SUKABUMIUPDATE.com - Jemaah Haji telah menyelesaikan rangkaian prosesi Wukuf di Arafah. Para jemaah itu selanjutnya mabit (menginap) di Muzdalifah dan Mina.
Selama di Mina, jemaah haji akan melontar Jumrah Aqabah pada 10 Dzulhijjah, yang dilanjutkan jumrah Ula, Wustha dan Aqabah di hari-hari Tasyrik.
Menag Yaqut Cholil Qoumas memantau pelaksanaan wukuf di Arafah secara umum berjalan baik dan lancar. Namun, kondisi di Mina jauh lebih berat dibanding di Arafah. Pasalnya, jemaah akan tinggal lebih lama di tenda Mina. Selain itu, jika di Arafah jemaah hanya diam, maka di Mina ada aktivitas lontar jamarah.
Baca Juga: Kenali 5 Manfaat Konsumsi Kopi Hitam Tanpa Gula Untuk Kesehatan
"Sampai selesai wukuf, dilaporkan ada tujuh jemaah wafat di Arafah. Jika di Mina tidak dipersiapkan dengan betul, kejadian yang sama akan terulang, banyak jemaah yang tumbang, termasuk lansia. Kita tidak berharap," terang Menag di Arafah sebelum berangkat ke Muzdalifah, Selasa (27/6/2023), dikutip via laman kemenag.go.id.
"Kita sedang siapkan skenario agar jemaah yang mayoritas lansia ini bisa beribadah dengan nyaman tanpa harus gugur kewajiban hajinya. Sebab, di Fikih banyak alternatif. Sehingga, mereka yang tidak mampu bisa dibadalkan lontar jumrahnya," sambungnya.
Menag Yaqut juga meminta Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi agar menerapkan skema perlindungan, pelayanan, dan pembinaan yang menyesuaikan kondisi fisik jemaah supaya mereka tidak memaksakan.
Baca Juga: 5 Bacaan Doa Agar Kamu Segera Dapat Pekerjaan dan Terbebas dari Pengangguran
"Jadi yang benar-benar mungkin saja yang boleh lontar jumrah sendiri dan boleh tawaf ifadah sendiri. Lainnya, jemaah yang secara fisik tidak memungkinkan, saya minta lontar jumrahnya dibadalkan," tegas Mina.
"Skenarionya badal, membadalkan jemaah yang tidak mampu. Jadi intinya kita tidak mau jemaah ini dipaksakan kondisi fisiknya," sebut Menag.
Gus Men, panggilan akrabnya menambahkan, agar PPIH segera mengidentifikasi jemaah yang harus segera dibadalkan. Gus Men juga minta petugas untuk siap membadalkan jemaah. "Saya kira kita memiliki petugas yang cukup untuk bisa membadalkan jemaah," ujarnya.
Baca Juga: Baca Doa Ini Agar Lolos PPDB dan Diterima di Sekolah yang Diinginkan
"Lempar jumrah itu kan satu orang bisa mewakili beberapa orang," sambungnya.
Gratis
Menag menegaskan bahwa badal lempar jumrah itu sah secara Fikih dan tidak dipungut biaya. Sehingga, jemaah tidak perlu khawatir.
"Tidak ada pungutan apa pun atas badal lontar jumrah," tegasnya.
"Bahkan, jemaah yang wafat dibadalhajikan oleh petugas, tanpa dipungut biaya. Demikian juga jemaah yang sakit dan tidak memungkinkan disafariwukufkan, juga dibadalhajikan, dan tidak dipungut biaya," lanjutnya.
Praktik baik dilakukan tim konsultasi dan bimbingan ibadah yang tergabung dalam safari wukuf. Terdapat lebih dari 200 jemaah yang disafariwukufkan, mereka semuanya akan dibadalkan lontar jumrahnya, baik itu lontar jumrah aqabah ataupun lontar jumrah pada hari-hari Tasyrik.
Baca Juga: Link Nonton Film Sewu Dino Full Movie, Film Horor Tentang Santet yang Mematikan
"Kita sudah berembug dan sepakat, setiap konsultan dan pembimbing ibadah, serta linjam dan petugas lainnya yang tergabung dalam tim safari wukuf akan membadalkan lontar jumrah jemaah safari wukuf," tegas konsultan ibadah Daker Makkah Imam Khoiri.
"Kita sudah berbagi, rata-rata satu orang akan membadalkan lontar jumrah dari delapan jemaah," tandasnya.
Imam menambahkan, teruntuk jumrah aqabah setelah dilaksanakan, tim safari Wukuf akan berkoordinasi dengan tim kesehatan di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daker (Daerah Kerja) Makkah agar jemaah haji dapat di tahallulkan.
Sumber: Kemenag