SUKABUMIUPDATE.com - Wanita asal Indonesia bernama Yohana Djuanda menceritakan kisahnya merantau ke Amerika Serikat dan menjalani profesi sebagai sopir bus selama 6 tahun. Cerita bahagia dan mengharukan Bu Yohana ini dikutip sukabumiupdate.com dari laman VoA Indonesia, Sabtu (03/6/2023).
Dalam video yang diunggah VoA Indonesia 9 Mei 2023 itu sudah ditonton oleh 1 juta orang penayang dengan delapan ratusan lebih komentar yang notabene berisi suport dan kekaguman, Luar biasa.
Bu Yohana yang sempat menjadi asisten dosen saat masih di Indonesia itu mengungkapkan, saat pertama kali bekerja sebagai sopir bus di Amerika, dia sempat mau menangis karena takut. Namun, setelah dijalani semua berjalan dengan baik.
Yohana sebelumnya menjalani training selama dua minggu. Kemudian mendapatkan surat izin mengemudi (SIM) setelah lulus ujian. Di situlah dia menyadari bahwa persoalan yang membuatnya takut adalah tombol yang banyak.
Baca Juga: Resep Bu Siti Punya 2 Suami Muda, Rutin Mandi Kembang Setiap Malam Jumat
“Saya pakai mau nangis segala, pas saya lihat ke kaca, ini besar sekali (busnya) dan ada puluhan tombol. Ini mana yang mesti dipencet?” ujarnya sambil tertawa, seperti dikutip dari VoA Indnesia.
Sebagai sopir bus sekolah, Bu Yohana bekerja tidak hanya sebatas mengantar atau menjemput. Tetapi juga tanggung jawab terhadap anak-anak. Oleh sebab itu, di dalam bus dilengkapi 3-7 CCTV di dalam bus serta radio pengeras suara.
Diantara sopir bus sekolah yang selalu mengenakan hijab, Ibu Yohana mengaku kerap ditanyai siswa yang penasaran akan penampilannya. Mengapa rambutnya ditutup? Apa itu yang ada di kepala? Itu sekelumit pertanyaan anak-anak kecil tersebut kepada Ibu Yohana. Bahkan, ada juga yang ingin melihat secara langsung seperti apa rambut Yohana.
Kendati begitu, ada pula anak yang kerap memuji penampilannya.
“Ada satu anak yang setiap hari kalau pas naik bus saya, dia selalu bilang ‘Uu.. jilbab mu cantik sekali. Saya suka’. Si anak itu juga bilang, ‘Lihat bunga di jilbabmu’. Luar biasa sih anak-anak. Tapi alhamdulillah, tidak ada yang kasar,” ujarnya.
Baca Juga: 5 Kepala Daerah Gugat Batas Minimal Usia Calon Presiden
Menurut Yohana, salah satu kiat sukses berprofesi sebagai sopir bus di Amerika adalah suka dengan anak-anak. “Kalau tidak suka, sebaiknya jangan,” imbuhnya.
Kendati berada di negara asing, sebagai muslimah Yohana tak melupakan aktivitas ibadahnya. Dia tetap menjalankan ibadah shalat setelah pekerjaannya selesai.
Pernah suatu saat ada yang bertanya kepada dia, bagaimana Yohana menjalankan shalat di tengah kesibukan. Yohana dengan ceria menjawab, “Saya sih tidak pernah shalat ketika masih ada anak-anak di sini. Selesai dulu pekerjaan.”
Selain aktivitas ibadah, Ibu Yohana juga tak melupakan kewajibannya sebagai istri dan ibu dari 5 anak. Setelah pulang bekerja, Yohana selalu menyempatkan diri untuk makan malam bersama keluarga di rumah.
“Jadi biasanya saat pagi kami shalat berjamaah, lalu Yohana berangkat kerja,” kata Daniel Kirk, suami Yohana.
Baca Juga: 9 Rekomendasi Pondok Pesantren Legendaris di Sukabumi
Bu Yohana merupakan gambaran dari wanita tangguh nan penuh dedikasi tinggi. Ibu dari lima orang anak ini pernah merasakan bekerja di ruang lingkup akademik.
Lulus dari Fakultas Kesehatan Masyarakat, Bu Yohana lantas mencoba peruntungan. Cerita Bu Yohana mengaku pernah menjadi asisten dosen semasa masih tinggal di tanah air. "Dulu saya kuliah di UII Kesehatan Masyarakat, sempat jadi asisten dosen," terangnya.
Seiring berjalannya waktu, keputusan dibuat hingga menuntun Yohana menjadi sosok yang baru. Keputusannya menikah dengan seorang WN Amerika bernama Luqman Kirk membuatnya harusBu merasakan berbagai pengalaman baru hidup di luar negeri.
Salah satunya yakni pengalamannya di awal menetap di Amerika. Bu Yohana menceritakan sempat tak bisa menyetir kendaraan roda empat. "Dulu awal waktu ke sini saya ga bisa menyetir mobil. Jadi saya tergantung kalau mau kemana-mana. Padahal tinggal di Amerika kalau ga bisa nyetir itu sangat sulit dan repot," katanya.
Memiliki empat buah hati kala itu membuat Yohana lantas bertekad kuat untuk dapat menyetir mobil. Kemandirian mengurus anak menjadi motivasinya. "Jadi ada tekad kalau saya harus bisa menyetir. Jadi kalau bawa anak-anak itu lebih gampang," cerita Yohana.