SUKABUMIUPDATE.com - Kerusuhan terjadi di negara bagian Manipur, India, hingga merenggut 60 nyawa, 1.700 rumah terbakar dan memaksa puluhan ribu orang untuk mengungsi. Kira-kira, apa penyebab kerusuhan etnis di India yang membuat banyak kehilangan nyawa dan harta tersebut?
“Sekitar 60 orang tak bersalah telah kehilangan nyawa, 231 orang menderita luka-luka dan sekitar 1.700 rumah terbakar dalam insiden malang 3 Mei. Saya mengimbau masyarakat untuk membawa perdamaian dan ketenangan ke negara. Pengangkutan orang-orang yang terdampar ke lokasi masing-masing telah dimulai,” kata N Biren Singh seperti dikutip indiatoday.in pada Senin 8 Mei 2023.
Selain itu, kerusuhan itu juga mengakibatkan sekitar 23 ribu warga mengungsi demi menghindari konflik, di mana dari ribuan orang yang mengungsi itu sebagian besar memilih tinggal di pangkalan-pangkalan militer Manipur. Mereka juga tinggal di markas garnisun yang ada di wilayah tersebut.
“Hingga saat ini, 20.000 orang yang terlantar telah dievakuasi. Sekitar 10.000 orang masih terlantar. Menteri Dalam Negeri Serikat Amit Shah telah memantau situasi sejak hari kejadian hingga hari ini. Dia telah mengirim banyak kompi pasukan pusat,” kata Singh.
Kerusuhan di Manipur meletus pada 3 Mei setelah pawai protes yang diselenggarakan oleh suku Kuki memicu bentrokan dengan komunitas non-suku Meitei. Pawai dipanggil untuk menentang perintah Pengadilan Tinggi Manipur baru-baru ini, yang meminta pemerintah negara bagian untuk mengirim rekomendasi ke Pusat mengenai permintaan untuk memasukkan komunitas Meitei yang mayoritas dan didominasi Hindu dalam daftar Suku Terjadwal (ST).
Baca Juga: Badri Suhendi Temukan Banyak Warga Tak Miliki Surat Nikah Saat Reses di Palabuhanratu Sukabumi
Selama beberapa hari berikutnya, massa membakar mobil dan bangunan, merusak toko dan hotel, serta menghancurkan gereja di seluruh distrik seperti Churachandpur, Imphal East and West, Bishnupur, Tengnoupal, dan Kangpokpi.
Polisi dan personel paramiliter dikerahkan untuk mengendalikan bentrokan. Ketika kekerasan meningkat, negara menangguhkan internet, memberlakukan jam malam, dan mengeluarkan perintah tembak-menembak.
BJP yang berkuasa dan para pemimpinnya mendapat kecaman tajam dari oposisi karena berkampanye dengan pijakan perang di Karnataka, di mana pemilihan Majelis dijadwalkan akan diadakan pada 10 Mei, bahkan ketika Manipur dibakar.
Pada hari Minggu, Angkatan Darat mengatakan “secara signifikan meningkatkan” pengawasannya di daerah-daerah yang terkena dampak kekerasan melalui sarana udara seperti drone dan pengerahan helikopter militer. Personel Angkatan Darat dan Assam Rifles mengadakan pawai bendera setelah jam malam pada hari Minggu dilonggarkan sebentar untuk memungkinkan orang membeli kebutuhan pokok.
India memang tengah diguncang kerusuhan yang meluas di negara bagian Manipur, atau tepatnya distrik Churachandpur. Al-Jazeera melaporkan, bahwa ada asap mengepul di sebuah rumah yang dibakar oleh komunitas Meitei, pada hari Rabu, 3 Mei 2023 lalu. Mereka menuntut untuk dimasukkan ke dalam bagian dari suku yang terdaftar di Churachandpur, Manipur, India.
Baca Juga: 2 Lokasi Tambang Terbengkalai, Perumda ATE Bantah Alami Kebangkrutan
Anusuiya Uikey, Gubernur negara bagian Manipur sempat memerintahkan tembak di tempat untuk menanggulangi keadaan, di mana perintah itu dilakukan atas situasi yang tidak terkendali, setelah upaya persuasif dan peringatan tidak dihiraukan oleh masing-masing kubu.
Sementara itu, laporan lain menyebutkan bahwa kerusuhan di Manipur pada hari itu pecah setelah terjadi aksi protes yang dilakukan suku Kuki dan kelompok non suku Meitei, hingga akhirnya mengakibatkan kerusakan sejumlah kendaraan dan bangunan.
Pada hari Minggu (7/5/2023) lalu, pihak militer setempat menyebutkan sudah tidak ada kekerasan besar lagi dan jam malam telah dicabut antara pukul 07.00 dan 10.00 waktu setempat di Churachandpur, sebagai kawasan yang disebut sebagai titik utama munculnya kerusuhan.
Perlu diketahui, suku Meitei adalah suku yang paling dominan di wilayah tersebut dengan jumlah lebih dari 50 persen di mana mereka mayoritas beragam Hindu dengan total 3,5 juta jiwa menurut sensus tahun 2011.
Sedangkan suku Naga dan Kuki berjumlah sekitar 40 persen dan sebagian besar beragama Kristen, di mana mereka berstatus "suku terdaftar" dan mempunyai hak atas kepemilikan tanah di bukit dan hutan. Suku lainnya adalah Mizo, yang terdiri dari sejumlah etnis dan berbatasan langsung dengan Myanmar.
sumber : berbagai sumber