SUKABUMIUPDATE.com - Mahasiswa Indonesia yang sedang menjalankan pendidikan di Sudan terpaksa harus dipindahkan ke lokasi-lokasi aman agar terhindar dari bentrok antar tentara militer dan kelompok paramiliter Pasukan Pendukung Cepat (RSF).
Menurut keterangan Pimpinan Cabang Istimewa (PCI) Muhammadiyah Sudan, diberitahukan jika kobaran api cukup besar terlihat dari daerah sekitar Universitas Internasional Afrika (IUA) Sudan.
Sehingga mahasiswa Indonesia yang sedang menimba ilmu di IUA langsung diungsikan ke beberapa lokasi aman dalam kamus.
Baca Juga: Bentrokan Berdarah di Sudan Tewaskan 56 Orang dan 595 Terluka
“Untuk mahasiswa IUA yang di asrama saat ini tengah diungsikan di beberapa lokasi aman di dalam kampus karena bangunan asrama mahasiswi bersebelahan dengan markas paramiliter,” kata PCI Muhammadiyah Sudan, seperti menghimpun dari Suara.com.
Beberapa mahasiswi Indonesia yang berada di asrama kampus Khartoum International Institute for Arabic Language (KIIFAL) saat ini telah diungsikan di daerah sekitar Makmuroh atas bantuan seorang pengajar KIIFAL yang tinggal di daerah tersebut.
Beberapa keperluan dan kebutuhan logistik untuk mahasiswi yang mengungsi ini sudah tertangani oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Sudan dan Ikatan Mahasiswa Indonesia IUA yang berkoordinasi dengan Kedutaan Besar RI di Khartoum.
Baca Juga: Pemudik Motor Mulai Melintasi Cianjur, Polisi: Meningkat 10 Persen
Pada Sabtu malam waktu setempat masih terdengar dentuman keras dari markas dakwah PCIM Sudan.
Tentara militer Sudan mengimbau warga tidak keluar rumah malam ini karena akan ada penyisiran titik-titik lokasi pasukan RSF melalui udara.
Pertempuran pecah antara tentara Sudan dan pasukan paramiliter RSF di ibu kota Sudan, Khartoum, pada Sabtu pagi waktu setempat karena perebutan kekuasaan.
Baca Juga: 15 April - 1 Mei, Jadwal Fungsional Tol Bocimi Seksi 2 untuk Lebaran Idul Fitri
Menurut kantor berita Anadolu, suara tembakan dan ledakan bom terdengar di dekat markas tentara dan istana kepresidenan.
RSF mengaku sudah menguasai bandara Khartoum dan pangkalan militer Merowe di Sudan utara.
Pertikaian kedua pihak terjadi sejak Kamis ketika tentara Sudan mengatakan bahwa gerakan RSF dilakukan tanpa koordinasi dan ilegal. Perselisihan itu terjadi di tengah usulan pembentukan pemerintah sipil di Sudan.
Sudan mengalami krisis politik sejak Oktober 2021 ketika militer menggulingkan pemerintahan transisi pimpinan Perdana Menteri Abdalla Hamdok.
Sumber: Suara.com | Antara