SUKABUMIUPDATE.com - Pasukan polisi Israel kembali membuat ulah dan kerusuhan di Masjid Al-Aqsa. Mereka menerobos masuk kompleks masjid dan mengusir dan memukul sejumlah jamaah pada Rabu 5 April 2023.
Serangan polisi Israel itu bermula dari pemburuan sejumlah orang yang dianggap agitator atau provokator. Atas insiden itu sejumlah warga Palestina terluka dan membuat negara-negara Liga Arab mengadakan pertemuan darurat.
Mengutip akun Twitter @WorldTimesWT, pasukan Israel menyerbu masjid Al-Aqsa menggunakan bom gas, granat suara hingga memukuli jamaah Palestina. Semua jamaah itu terluka akibat serangan polisi Israel tanpa ampun.
Baca Juga: PSIS Semarang vs PSM Makassar: Head to Head, Susunan Pemain dan Prediksi Skor
Berikut ini ada beberapa fakta terkait kerusuhan di kompleks masjid Al-Aqsa dilansir via Tempo.co.
1. Sejumlah Warga Palestina Terluka
Bulan Sabit Palestina mengatakan 12 warga Palestina menderita luka dari peluru-peluru berujung karet dan pemukulan dalam bentrokan dengan polisi Israel. Mereka menambahkan bahwa pasukan Israel mencegah tim medis mencapai wilayah tersebut.
2. Diduga Ratusan Orang Ditangkap
Ribuan jamaah menghabiskan malam di kompleks masjid tersebut di tengah-tengah ketakutan akan kemungkinan bentrok dengan pengunjung Yahudi ke situs tersebut, yang mereka sebut sebagai Bukit Bait Suci, situs dua kuil kuno Judaism.
Video-video yang beredar di media sosial, yang tak dapat segera diverifikasi Reuters, menunjukkan kembang api mati dan polisi memukuli orang di dalam masjid. Pengacara Palestina Firas al-Jibrini mengatakan polisi menahan sekitar 500 orang yang akan ditanyai.
3. Polisi Israel Klaim Serangan Dilakukan untuk Tanggapi Kerusuhan
Polisi Israel serang Masjid Al Aqsa mengklaim hal itu dilakukan karena mereka menanggapi kerusuhan. Polisi Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka dipaksa memasuki kompleks tersebut setelah penjahat bertopeng mengunci diri mereka di dalam masjid dengan kembang api, tongkat dan batu.'
Baca Juga: Telat Sahur, Apa Masih Boleh Minum Saat Adzan Subuh? Ini Kata Ulama
4. Roket Ditembakkan ke Israel
Kemarin malam, setidaknya sembilan roket ditembakkan dari Gaza, yang memancing serangan udara dari Israel, yang menurut mereka menghantam kamp pelatihan Hamas, membuat ledakan yang mengguncang wilayah hingga terdengar di seluruh jalur pantai yang diblokade.
Militer Israel mengatakan dari sembilan roket ditembakkan dari Gaza ke Israel, setidaknya empat dicegat dan empat mendarat di daerah terbuka. Para saksi mengatakan tank-tank Israel telah juga menembaki posisi Hamas di sepanjang pagar perbatasan di bagian selatan Jalur Gaza.
5. Serangan Israel Memicu Perang Lintas Batas
Konfrontasi di Al-Aqsa, tempat suci ketiga dalam Islam dan situs paling suci dalam Yudaisme yang disebut sebagai Temple Mount, telah memicu perang lintas batas yang mematikan antara Israel dan penguasa Hamas di Gaza di masa lalu. Konflik terakhir terjadi di tahun 2021.
Baca Juga: Cerita Pelawak Parto Diajak Berburu di Sukabumi, Simak Keseruannya
Hamas mengutuk serangan terakhir sebagai kejahatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan meminta warga Palestina di Tepi Barat untuk pergi beramai-ramai ke masjid Al-Aqsa untuk mempertahankannya. Orang Palestina melihat Al-Aqsa sebagai salah satu dari sedikit simbol nasional di mana mereka menjadi pengendali.
Mereka takut Masjid Al Aqsa lama-lama akan jatuh ke tangan kelompok Yahudi seperti yang terjadi terhadap Masjid Ibrahimi di Hebron pada 1967. Warga Palestina juga khawatir dengan gerakan sayap kanan Israel yang ingin menghancurkan struktur Islam di kompleks Masjid Al-Aqsa dan membangun kuil Yahudi di tempat mereka.
6. Kelompok Palestina Kutuk Serangan Israel
Kelompok-kelompok Palestina mengutuk serangan terbaru terhadap jemaah, yang disebut sebagai kejahatan. “Kami memperingatkan pendudukan agar tidak melintasi garis merah di tempat-tempat suci, yang akan menyebabkan ledakan besar,” kata Nabil Abu Rudeineh, juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Baca Juga: Negara-negara Arab Gelar Pertemuan Darurat Usai Israel Serang Masjid Al Aqsa
Jordan, yang bertindak sebagai penjaga situs suci Kristen dan Muslim Yerusalem di bawah pengaturan status quo yang berlaku sejak perang 1967, mengutuk penyerbuan tersebut.
7. Dunia Internasional termasuk Indonesia Mengutuk
Indonesia dan sejumlah negara-negara Arab mengecam tindakan Israel yang menyerang puluhan jemaah di kompleks Masjid Al-Aqsa, Yerusalem pada Rabu, 5 April 2023. Serangan itu dinilai melanggar prinsip dan norma internasional.
Kementerian Luar Negeri RI dalam sebuah pernyataan mengatakan, serangan Israel yang berlangsung selama bulan suci Ramadan ini sungguh menyakiti perasaan umat muslim dunia. “Ini pelanggaran nyata terhadap kesucian Al-Aqsa dan akan memicu eskalasi konflik dan kekerasan,” kata pernyataan tertulis tersebut.
Baca Juga: Apakah Merokok Saat Puasa Ramadan Bikin Batal? Simak Penjelasannya
Indonesia, kata Kemlu, mendesak PBB dan dunia internasional segera mengambil langkah nyata guna menghentikan dan mengakhiri berbagai pelanggaran Israel terhadap Al-Aqsa.
Dalam sebuah pernyataan terpisah, Kementerian Luar Negeri Arab Saudi menolak dengan keras penyerbuan kompleks Masjid Al-Aqsa secara terang-terangan. RIyadh menganggap praktik-praktik ini merusak upaya perdamaian.
Arab Saudi menegaskan kembali posisi tegasnya dalam mendukung semua upaya yang bertujuan untuk mengakhiri pendudukan dan mencapai keadilan. dan solusi komprehensif untuk perjuangan Palestina.
“Tindakan seperti itu melanggar prinsip dan norma internasional mengenai penghormatan terhadap tempat suci agama,” kata pernyataan itu.
Yordania dan Mesir juga menyampaikan pernyataan terpisah yang mengecam insiden tersebut. Kedua ini negara terlibat dalam upaya yang didukung Amerika Serikat baru-baru ini untuk mengurangi ketegangan antara Israel dan Palestina. Kementerian Luar Negeri Mesir, menyerukan penghentian serangan terang-terangan Israel terhadap jemaah Al-Aqsa.
Liga Arab juga mengutuk serangan pasukan Israel ke masjid Al-Aqsa. “Pendekatan-pendekatan ekstremis yang menguasai kebijakan pemerintah Israel akan memicu konfrontasi-konfrontasi meluas dengan warga Palestina jika tidak diakhiri,” kata Sekretaris Jenderal Ahmed Aboul Gheit dalam sebuah pernyataan.
Sumber: Tempo.co (Dewi Rina Cahyani/Ida Rosdalina/Daniel A.Fajri)