SUKABUMIUPDATE.com - KBRI Ankara mengonfirmasi WNI asal Bali bernama Nia Marlinda menjadi korban meninggal dalam Gempa Turki. Ia ditemukan di bawah reruntuhan di Kahramanmaras, bersama suami berkewarganegaraan Turki dan anak mereka yang baru berumur satu tahun.
Atase Pertahanan RI di KBRI Ankara Kolonel Amir, yang memimpin tim evakuasi ke Kahramanmaras, telah memastikan pemulasaraan almarhumah. KBRI telah mengkomunikasikan hal tersebut kepada keluarga di Indonesia.
"Almarhumah dan keluarga akan dimakamkan hari ini di Kahramanmaras," kata KBRI dalam pernyataan tertulis pada Rabu, 8 Februari 2023.
Gempa bumi bermagnitudo 7.4 telah terjadi di Provinsi Kahramanmaras, Gaziantep, dan Osmaniye, di bagian selatan Turki, pada Selasa, 7 Februari 2023. Pusat gempa tersebut berada di Provinsi Kahramanmaras, sekitar 600 kilometer sebelah tenggara Ankara.
Baca Juga: 3 Warga Indonesia Jadi Korban Gempa Turki, Ada 500 WNI di Sekitar Lokasi
Bencana itu disusul dua gempa lanjutan yang berkekuatan magnitudo 6.4 dan 6.5 di Provinsi Gaziantep, yang berjarak 700 kilometer sebelah tenggara Turki.
Gempa ini menewaskan 5.894 orang di Turki dan setidaknya 1.932 di Suriah, dengan total gabungan kematian mencapai 7.826 orang.
Tim KBRI Ankara yang dipimpin Duta Besar RI untuk Turki Lalu M Iqbal sudah melakukan evakuasi WNI dari empat titik paling terdampak gempa. Jumlah yang dievakuasi sebanyak 123 orang dari target semula 104 orang, termasuk di dalamnya dua warga Malaysia dan satu warga Myanmar.
Pemindahan WNI itu menempuh waktu 17 jam dan melalui cuaca ekstrem dengan suhu 4 sampai -7 derajat celcius.
Baca Juga: Heboh! Gempa Turki Sudah Diprediksi oleh Peneliti 3 Hari Sebelum Terjadi!
Satu WNI dan dua anaknya di Hatay yang hingga kemarin dinyatakan belum bisa dihubungi, sudah ditemukan dan dalam keadaan selamat.
Ihwal dua WNI pekerja spa therapist yang berstatus “belum bisa dihubungi” di Dyarbakir, pelacakan masih dilakukan sambil melakukan evakuasi 20 WNI di wilayah itu.
WHO memperingatkan 23 juta orang terdampak gempa Turki-Suriah. Badan kesehatan dunia itu mendesak negara-negara dunia untuk segera memberikan bantuan ke zona bencana. Ada kekhawatiran bahwa jumlah korban akan terus meningkat. Pejabat WHO memperkirakan hingga 20.000 orang mungkin telah meninggal.
Sumber: Tempo.co