SUKABUMIUPDATE.com - Aksi bakar alquran yang dilakukan Rasmus Paludan, di Swedia pada 21 Januari 2023, mendapat kecaman dari berbagai pihak terutama umat muslim.
Kendati mendapat kecaman dari sana-sini, aktivis sayap kanan berkewarganegaraan Denmark dan Swedia itu tak menghentikan aksinya.
Sebab Rasmus Paludan kembali membakar Alquran di dekat masjid Kopenhagen dan di luar kedutaan Turki di Denmark pada Jumat, 27 Januari 2023.
Baca Juga: Heboh Isu Culik! Siswa SD di Cicurug Sukabumi Ditemukan Tak Sadarkan Diri
Bahkan Rasmus berjanji akan membakar Alquran setiap hari Jumat hingga Swedia diterima menjadi anggota NATO.
Musik keras menggelegar dari masjid saat dia berbicara. “Masjid ini tidak punya tempat di Denmark,” kata Rasmus Paludan dalam siaran langsung di halaman Facebooknya. Ia mengenakan helm pelindung dan dikelilingi polisi anti huru hara.
“Begitu dia (Erdogan) membiarkan Swedia bergabung dengan NATO, saya berjanji bahwa saya tidak akan membakar Al Quran di luar Kedutaan Besar Turki. Jika tidak, saya akan melakukannya setiap hari Jumat pukul 2 siang,” ujarnya.
Baca Juga: 5 Tempat Ngopi di Sukabumi, Cocok Buat Kumpul Santai Pas Weekend
Swedia dan Finlandia berusaha untuk bergabung dengan aliansi militer di tengah perang di Ukraina. Namun, aksesi mereka membutuhkan persetujuan dari semua anggota NATO termasuk Turki. Sementara itu Turki telah mengindikasikan akan memblokir tawaran Swedia yang sebagian karena aksi awal Paludan.
Sebelum pembakaran Al Quran itu, Ankara mendesak Swedia dan Finlandia untuk menindak kelompok bersenjata Kurdi, aktivis, dan kelompok lain yang dianggapnya teroris. Anadolu Agency milik pemerintah Turki mengatakan Duta Besar Denmark dipanggil ke kementerian luar negeri Turki. Para pejabat Turki mengutuk keras izin yang diberikan untuk tindakan provokatif ini yang jelas merupakan kejahatan rasial.
Duta besar itu diberitahu bahwa sikap Denmark tidak dapat diterima dan Turki mengharapkan izin pembakaran Al Quran dicabut. Kementerian luar negeri Turki kemudian mengeluarkan pernyataan yang menyebut Paludan sebagai penipu yang membenci Islam. Turki juga menyesalkan bahwa dia diizinkan untuk melakukan demonstrasi.
Baca Juga: Belajar dari Kang Mus, Pandai Besi di Cibatu Sukabumi: Modal Kuota Kini Ratusan Juta
“Menunjukkan toleransi terhadap tindakan keji yang menyinggung kepekaan jutaan orang yang tinggal di Eropa, mengancam praktik hidup berdampingan secara damai dan memprovokasi serangan rasis, xenofobia, dan anti-Muslim,” kata kementerian tersebut.
Menteri Luar Negeri Denmark Lars Lokke Rasmussen mengatakan bahwa insiden itu tidak akan mengubah hubungan baik dengan Turki. Ia menambahkan bahwa Kopenhagen bermaksud untuk berbicara dengan Ankara tentang undang-undang Denmark yang menjunjung tinggi kebebasan.
Setelah aksi Paludan di Swedia pekan lalu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memperingatkan Stockholm untuk tidak mengharapkan dukungan untuk tawaran NATO-nya. Turki juga menunda pertemuan penting di Brussels tanpa batas waktu yang akan membahas keanggotaan Swedia dan Finlandia.
Sumber: Tempo.co