SUKABUMIUPDATE.com - Dua bom mobil yang diledakkan oleh militan al Shabaab di Somalia tengah pada Rabu, 4 Januari 2023, menewaskan sedikitnya 35 orang, termasuk delapan anggota satu keluarga, dan melukai 40 lainnya.
Mengutip Reuters via tempo.co, serangan di kota Mahas itu adalah yang terbaru dalam serangkaian teror oleh al Shabaab yang berafiliasi dengan Al Qaeda sejak pasukan pemerintah dan milisi tahun lalu mulai mendorong pemberontak keluar dari wilayah yang telah lama mereka kuasai.
"Sebagian besar yang tewas adalah warga sipil. Mereka adalah wanita dan anak-anak," kata Hassan-Kafi Mohamed Ibrahim, wakil komisaris polisi Negara Bagian Hirshabelle, kepada Reuters.
"Hanya satu anak yang selamat dari keluarga beranggotakan sembilan orang. Keluarga lain juga kehilangan separuh anggotanya. Dua bom mobil bunuh diri membakar banyak rumah warga menjadi abu."
Baca Juga: Seorang WNI Terancam Pidana Jeruji Besi Usai Insiden Bom di Bandara Malaysia
Komisaris Distrik Mahas Mumin Mohamed Halane mengatakan kepada radio negara bahwa satu bom menargetkan rumahnya dan yang lainnya menghantam rumah seorang anggota parlemen federal.
Kantor media Al Shabaab mengaku kelompok itu yang bertanggung jawab, dengan mengatakan telah menargetkan "milisi dan tentara murtad" dan menyebutkan jumlah korban tewas sebanyak 87 orang.
Al Shabaab sering memberikan angka korban yang lebih tinggi daripada pejabat dan penduduk setempat.
Al Shabaab telah melancarkan pemberontakan melawan pemerintah Somalia sejak 2007. Al Shabaab didorong keluar dari Hiraan, wilayah di mana Mahas berada, tahun lalu oleh pasukan pemerintah dan milisi klan sekutu yang dikenal sebagai Macawisley.
Baca Juga: Jelang Natal, Gereja-gereja di Sukabumi Disterilisasi Tim Penjinak Bom
Para prajurit dan milisi menerima dukungan dari pasukan Amerika Serikat dan Uni Afrika selama ofensif mereka.
Pemerintahan Presiden Hassan Sheikh Mohamud mengatakan operasi tersebut telah menewaskan ratusan anggota al Shabaab dan merebut kembali lusinan permukiman.
Al Shabaab sering melakukan serangan dalam beberapa bulan terakhir, termasuk terhadap instalasi dan hotel pemerintah di ibu kota Mogadishu.
Kegiatan Al Shabaab juga membatasi pengiriman bantuan internasional, menambah dampak kekeringan terburuk di Tanduk Afrika itu dalam empat dekade.
Sumber: Reuters via Tempo.co