SUKABUMIUPDATE.com - Pasien Covid-19 di China membanjiri rumah sakit. Rumah duka pun penuh karena gelombang Covid-19 yang melonjak telah menguras sumber dayanya. Dicabutnya kebijakan nol-Covid-19 sebelumnya menjadi penyebab sistem kesehatan di negara tersebut semakin rapuh.
Staf di Huaxi, sebuah rumah sakit besar di barat daya kota Chengdu, mengatakan mereka sangat sibuk dengan pasien Covid-19. "Saya telah melakukan pekerjaan ini selama 30 tahun dan ini adalah pekerjaan tersibuk yang pernah saya ketahui," kata seorang pengemudi ambulans yang menolak disebutkan namanya, seperti dikutip Reuters lewat tempo.co.
Ada antrean panjang di dalam dan di luar bagian gawat darurat rumah sakit dan di klinik demam yang berdekatan pada Selasa malam, 27 Desember 2022. Sebagian besar dari mereka yang tiba dengan ambulans diberi oksigen untuk membantu pernapasan mereka.
"Hampir semua pasien mengidap Covid-19," kata salah satu staf farmasi departemen gawat darurat. Dia menambahkan, rumah sakit tidak memiliki stok obat khusus Covid-19 dan hanya dapat menyediakan obat untuk gejala seperti batuk.
Baca Juga: Ngeri! Jumlah Kasus Covid-19 di China Menggila, Tembus 250 Juta Bulan Ini
Sementara tempat parkir di sekitar rumah duka Dongjiao, salah satu yang terbesar di Chengdu, penuh. Prosesi pemakaman berlangsung terus saat asap mengepul dari krematorium.
"Sekarang kami harus melakukan ini sekitar 200 kali sehari," kata seorang petugas pemakaman. "Kami sangat sibuk bahkan tidak punya waktu untuk makan. Ini sudah terjadi sejak pembukaan. Sebelumnya sekitar 30-50 sehari."
Di krematorium Chengdu lainnya, milik pribadi Nanling, para staf sama sibuknya. "Ada begitu banyak kematian akibat Covid-19 akhir-akhir ini. Slot kremasi semuanya sudah penuh dipesan. Anda tidak bisa mendapatkannya sampai tahun baru," kata seorang pekerja.
Seorang pejabat di Rumah Sakit Chaoyang Beijing, Zhang Yuhua, mengatakan sebagian besar pasien baru-baru ini adalah orang lanjut usia dan sakit kritis dengan penyakit yang mendasarinya. Dia mengatakan jumlah pasien yang menerima perawatan darurat meningkat menjadi 450-550 per hari. Media pemerintah sebelumnya mewartakan jumlah pasien tercatat 100.
Baca Juga: Covid-19 di China Menggila, 37 Juta Orang Setiap Hari Terinfeksi
Media pro-Beijing juga menyebut, klinik demam Rumah Sakit Persahabatan China-Jepang di Beijing juga dikemas dengan pasien lanjut usia. Perawat dan dokter diminta untuk bekerja, sementara pekerja medis yang sakit dan pensiunan di komunitas pedesaan dipekerjakan kembali untuk membantu. Beberapa kota telah berjuang dengan kekurangan obat.
China pada bulan ini melepas kebijakan ketat Covid-19 untuk menyesuaikan dengan perkembangan ekonomi negaranya. Pencabutan pembatasan itu menyusul protes yang meluas terhadap kebijakan nol-Covid-19 tersebut.
Beijing melaporkan tiga kematian baru terkait Covid-19 untuk Selasa, 27 Desember 2022. Angka kematian yang sedikit di tengah gelombang besar penyebaran virus corona tersebut memicu keraguan sejumlah negara-negara.
Pada Rabu malam, 28 Desember 2022, Amerika Serikat menjadi negara kelima setelah India, Italia, Jepang, dan Taiwan yang mengatakan akan mewajibkan tes Covid-19 untuk pelancong dari China.
Tingkat vaksinasi keseluruhan China ada di atas 90 persen, tetapi tingkat untuk orang dewasa yang telah mendapatkan suntikan penguat turun menjadi 57,9 persen.
Sementara menurut data pemerintah pekan lalu, untuk orang berusia 80 tahun ke atas tercatat 42,3 persen. Negara ini memiliki sembilan vaksin Covid-19 yang dikembangkan di dalam negeri yang disetujui untuk digunakan, tetapi tidak ada yang diperbarui untuk menargetkan varian Omicron yang sangat menular.
Sumber: Tempo.co