SUKABUMIUPDATE.com - Kecelakaan kapal di Anambra, Nigeria pada Jumat, 7 Oktober 2022 itu diperkirakan mengangkut 85 penumpang dan 76 diantaranya dinyatakan meninggal dunia.
Melansir dari Africanews, diperkirakan 85 orang menaiki kapal yang kelebihan muatan pada hari Jumat ketika banjir di Sungai Niger menyebabkannya terbalik.
"Kapal itu dilaporkan membawa 85 orang terbalik menyusul meningkatnya banjir di wilayah negara bagian Ogbaru, dengan layanan darurat mengkonfirmasi jumlah korban tewas 76," kata, Presiden Nigeria, Muhammadu Buhari.
Muhammadu Buhari juga mengarahkan layanan darurat untuk memberikan bantuan kepada para korban.
"Saya berdoa untuk ketenangan jiwa yang meninggal dan untuk keselamatan semua orang, serta kesejahteraan anggota keluarga korban kecelakaan tragis ini," tambahnya.
Sebelumnya pada hari Minggu, layanan darurat mengatakan kenaikan permukaan air menghambat upaya penyelamatan.
"Ketinggian air sangat tinggi dan terlalu berisiko untuk operasi pencarian dan penyelamatan yang lancar," kata Thickman Tanimu, koordinator tenggara Badan Manajemen Darurat Nasional (NEMA) kepada AFP.
Dia mengatakan banjir itu adalah yang terburuk di negara itu dalam beberapa tahun, dengan tingkat air sekitar sepersepuluh lebih tinggi dari satu dekade lalu.
NEMA meminta Angkatan Udara Nigeria menyediakan helikopter untuk operasi penyelamatan.
Gubernur Anambra, Charles Soludo mendesak penduduk di daerah yang dilanda banjir untuk pindah, sambil menambahkan bahwa pemerintah akan memberikan bantuan kepada mereka yang terkena dampak bencana.
"Perkembangan ini masih mengejutkan pemerintah dan orang-orang baik dari Negara Bagian Anambra. Saya bersimpati dengan keluarga orang-orang yang terlibat," kata Soludo dalam sebuah pernyataan.
Kecelakaan kapal tersebut diperkirakan karena kelebihan muatan, kecepatan tinggi, perawatan yang buruk, dan pengabaian aturan navigasi.
Sejak awal musim hujan, banyak wilayah di negara Afrika Barat yang berpenduduk lebih dari 200 juta orang dilanda banjir.
Lebih dari 300 orang telah tewas dan setidaknya 100.000 kehilangan tempat tinggal, menurut layanan darurat.
Hujan yang terus menerus menghanyutkan lahan pertanian dan tanaman, memicu kekhawatiran akan kekurangan pangan dan kelaparan di negara yang sudah berjuang dengan dampak pandemi Covid-19.
AFRICANEWS