SUKABUMIUPDATE.com - Bandara Internasional Aleppo, Suriah, dihantam rudal hingga menyebabkan kerusakan pada Rabu sore, 31 Agustus 2022, Israel dituduh bertanggung jawab atas serangan tersebut. Bandara Internasional Aleppo untuk sementara sudah tidak difungsikan.
Mengutip dari Tempo.co, serangan terhadap Bandara Internasional Aleppo ini dikonfirmasi oleh Pemerintah Suriah pada Kamis, 31 Agustus 2022. Suriah menyalahkan Israel dalam serangan ini, di mana ini adalah kasus penyerangan kedua pada bandara dan warga sipil di saat yang bersamaan.
Secara terpisah, Wakil Kepala misi perdamaian Rusia untuk Suriah, Oleg Egorov, pada Kamis, 31 Agustus 2022, menyebut jet tempur F-16 Israel melepaskan total 16 proyektil dari luar wilayah udara Suriah. Otoritas pertahanan udara Suriah menembak tiga rudal yang ditembakkan, namun rudal lainnya menghantam ke sejumlah fasilitas di Aleppo dan Damaskus.
Kementerian Transportasi Suriah menjelaskan landasan pesawat di Bandara Internasional Aleppo, rusak. Namun saat ini perbaikan sedang dilakukan dan bandara diharapkan bisa dibuka lagi untuk lalu-lintas udara pada Jumat siang, 2 September 2022 waktu setempat. Sedangkan kerusakan di Bandara Damaskus, tidak mempengaruhi operasional di bandara itu.
“Suriah mempertahankan hak-haknya untuk meminta pertanggungjawaban otoritas Israel dan menanggung semua ini secara moral, hukum, politik dan tanggung jawab secara keuangan karena telah menyerang bandara internasional Damaskus dan Aleppo serta membahayakan fasilitas warga sipil dan nyawa,” demikian bunyi surat Kementerian Luar Negeri Suriah ke Sekjen PBB Antonio Gutteres dan Dewan Keamanan PBB.
Sebelumnya pada Juni 2022, Israel melancarkan sejumlah serangan ke Bandara Internasional Damaskus sehingga membuat bandara itu tidak bisa digunakan selama beberapa pekan dan penerbangan terpaksa dipindah ke Aleppo. Padahal, Bandara Internasional Damaskus baru dibuka pada Februari 2020 setelah rusak akibat hampir 10 tahun perang sipil.
Israel berulang kali menyerang Suriah dengan rudal. Biasanya ditembakkan dari wilayah udara Lebanon atau Dataran Tinggi Golan yang diduduki. Serangan tersebut bentuk kewaspadaan atas sistem pertahanan udara yang diberikan Rusia ke Damaskus.
SUMBER: RT.COM | TEMPO.CO