SUKABUMIUPDATE.com - Perdana Menteri (PM) Inggris, Boris Johnson akan mengumumkan pengunduran dirinya hari ini. Seorang sumber pemerintahan mengatakan pengunduran diri Johnson setelah dia ditinggalkan oleh para menteri dan anggota parlemen Partai Konservatif yang mendukung dia.
Mereka menyatakan Boris Johnson tak layak lagi menjabat sebagai perdana menteri Inggris.
Pengunduran diri Boris Johnson terjadi setelah para menterinya mundur. Delapan menteri, termasuk dua sekretaris negara, mengundurkan diri dalam dua jam terakhir.
Hal ini membuat Johnson terisolasi dan tidak berdaya sehingga dia diperkirakan bakal segera jatuh dari kursi jabatannya.
Kantor Boris Johnson di Downing Street mengkonfirmasi bahwa ia akan segera membuat pernyataan resmi. Setelah berhari-hari berjuang untuk pekerjaannya, Johnson telah ditinggalkan oleh sebagian besar sekutunya. Hanya sedikit yang masih mau bertahan untuk Johnson.
"Pengunduran dirinya tidak bisa dihindari," kata Justin Tomlinson, Wakil Ketua Partai Konservatif, di Twitter. "Sebagai sebuah partai kita harus cepat bersatu dan fokus pada apa yang penting. Ini adalah saat-saat yang serius di berbagai bidang."
Partai Konservatif sekarang harus memilih pemimpin baru, sebuah proses yang bisa memakan waktu sekitar dua bulan.
Sebagai tanda dukungan terhadap Boris Johnson yang menguap, Menteri Keuangan Nadhim Zahawi yang baru diangkat telah meminta bosnya itu untuk mengundurkan diri.
"Ini tidak berkelanjutan dan akan menjadi lebih buruk untuk Anda dan untuk Partai Konservatif, yang paling penting dari semua adalah untuk negara," katanya di Twitter. "Anda harus melakukan hal yang benar dan berhenti sekarang."
Sejumlah skandal terjadi masa pemerintahan Boris Johnson selama menjabat sebagai perdana menteri. Krisis terbaru terjadi setelah anggota parlemen Chris Pincher, dituduh melakukan pelecehan seksual dengan meraba-raba pria di klub swasta.
Skandal lainnya adalah pelanggaran aturan penguncian Covid-19 selama pandemi. Boris Johnson dan stafnya di Downing Street menggelar pesta ulang tahun yang ke-56 di tengah aturan penguncian yang ketat di Inggris.
SUMBER: REUTERS | TEMPO.CO