SUKABUMIUPDATE.com - Pengadilan federal Amerika Serikat mendakwa dua warga Meksiko terkait dengan insiden penyelundupan yang menewaskan sedikitnya 51 migran dalam truk trailer di San Antonio, Texas.
Seperti dilansir tempo dari reuters Rabu 29 Juni 2022, para migran yang meninggal terdiri atas 39 pria dan 12 wanita, ditemukan pada Senin di pinggiran San Antonio, dalam salah satu tragedi perdagangan manusia paling mematikan dalam sejarah baru-baru ini.
Dua tersangka yang diidentifikasi sebagai Juan Francisco D'Luna-Bilbao dan Juan Claudio D'Luna-Mendez, keduanya warga negara Meksiko, telah didakwa memiliki senjata api saat tinggal di Amerika Serikat secara ilegal.
Penyidik menelusuri STNK truk ke sebuah alamat di San Antonio dan menangkap kedua pria itu secara terpisah ketika masing-masing terlihat meninggalkan lokasi.
Tersangka ketiga, disebut sebagai warga negara AS yang mengemudikan truk juga telah ditahan dan diperkirakan akan didakwa. Namun, dia masih dirawat di rumah sakit pada Selasa malam, menurut seorang pejabat Meksiko.
Truk itu dibiarkan terparkir di samping beberapa rel kereta api di pinggiran San Antonio, di mana suhu melonjak hingga 39,4 Celcius. Jasad para migran ditemukan di dalam kendaraan dan berserakan di beberapa blok, setelah pintu belakang trailer dibuka, kata seorang pejabat penegak hukum setempat kepada Reuters, Selasa.
Pihak berwenang setempat mengatakan tidak ada tanda-tanda air atau alat pendingin udara yang terlihat di dalam truk. Para pejabat mengatakan ada "tumpukan mayat" dan beberapa migran merasa panas saat disentuh.
"Ini tak terkatakan," kata Wali Kota San Antonio Ron Nirenberg kepada MSNBC, mencatat bahwa komunitasnya bergantung pada migran sementara ada kekurangan tenaga kerja. "Ini adalah tragedi yang tidak bisa dijelaskan."
Presiden AS Joe Biden mengatakan dalam sebuah pernyataan Selasa bahwa insiden itu "mengerikan dan memilukan."Mengeksploitasi individu yang rentan untuk keuntungan itu memalukan,” kata Biden.
Ia bersumpah untuk menindak perusahaan penyelundupan kriminal bernilai miliaran dolar yang telah membantu memicu rekor jumlah penyeberangan migran di perbatasan AS-Meksiko sejak ia menjabat pada Januari 2021.
Sedikitnya 27 warga Meksiko, tiga warga Guatemala dan empat warga Honduras diyakini termasuk di antara korban tewas, menurut pejabat dari ketiga negara tersebut. Tidak ada informasi segera tentang kewarganegaraan para korban lainnya.
Lebih dari selusin orang yang selamat diangkut ke rumah sakit daerah karena serangan panas dan kelelahan, termasuk empat anak di bawah umur.
Dalam konferensi pers di luar salah satu rumah sakit yang merawat pasien pada Selasa, Rebeca Clay-Flores, seorang pejabat lokal Demokrat di Bexar County, Texas, dengan tajam mengkritik Gubernur Republik Greg Abbott atas tweet pada Senin malam yang menyalahkan kebijakan perbatasan Biden saat tanggap darurat berlangsung."Sementara jenazah masih dievakuasi, dan yang lainnya dibawa ke rumah sakit setempat, dia memilih untuk tidak berperasaan," kata Clay-Flores.
Truk itu mungkin membawa sekitar 100 migran, tetapi jumlah pastinya masih belum jelas, menurut pejabat penegak hukum dan pejabat Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan (CBP) AS yang menjelaskan penyelidikan tersebut.
Tampaknya para migran baru-baru ini melintasi perbatasan dan dijemput oleh truk untuk dibawa ke tempat mereka akan bekerja, menurut seorang pejabat Meksiko, pejabat CBP, dan pejabat AS lainnya, yang semuanya meminta anonimitas untuk membahas masalah tersebut.
Pihak berwenang disiagakan ke truk melalui panggilan darurat-911 dari seorang pejalan kaki yang menolong seorang migran yang telah melarikan diri dari truk, kata para pejabat. Para korban ditemukan ditaburi zat tajam, kata para pejabat, sebuah praktik yang diketahui digunakan beberapa penyelundup untuk menutupi bau kargo manusia dan menghindari deteksi anjing.
Kepala polisi San Antonio, William McManus, pada Senin mengatakan seseorang yang bekerja di gedung terdekat mendengar teriakan minta tolong, keluar untuk menyelidiki, menemukan pintu trailer terbuka sebagian dan melihat sejumlah mayat di dalamnya.
Para migran yang masih hidup kemungkinan akan dilepaskan ke Amerika Serikat untuk mencari suaka atau bentuk bantuan kemanusiaan lainnya, kata pejabat CBP dan dua pejabat penegak hukum lainnya kepada Reuters.
Beberapa orang yang selamat dari penyelundupan manusia di masa lalu telah ditahan oleh US Marshals Service untuk bersaksi sebagai saksi.
Pada Juli 2017, 10 migran meninggal setelah diangkut dengan truk trailer yang ditemukan oleh polisi San Antonio, Texas, Amerika Serikat di tempat parkir Walmart. Pengemudinya, James Matthew Bradley Jr., kemudian dijatuhi hukuman penjara seumur hidup atas perannya dalam operasi penyelundupan itu.
SUMBER: TEMPO.CO