SUKABUMIUPDATE.com - Di kalangan investor pemula, masih banyak pertanyaan mengenai perbedaan saham dan obligasi.
Pemahaman ini masuk akal, mengingat keduanya sering disebut instrumen investasi di pasar modal. Keduanya juga sama-sama diterbitkan perusahaan untuk meraup dana di pasar modal, di mana dana diperoleh juga berasal dari investor.
Sebelum mengetahui perbedaan saham dan obligasi, sebaiknya Anda tahu terlebih dahulu definisi kedua instrumen tersebut.
Definisi Saham dan Obligasi
Ketika suatu perusahaan menerbitkan saham di pasar modal, berarti perusahaan tersebut menjual asetnya kepada pihak lain, dalam hal ini kepada investor pembeli saham.
Dikutip dari laman Sikapi Uangmu Otoritas Jasa Keuangan (OJK), saham adalah tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) pada suatu perusahaan atau Perseroan Terbatas (PT).
Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim (hak) atas penghasilan dan aset perusahaan, serta berhak menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Di pasar sekunder (bursa efek) atau dalam kegiatan perdagangan saham sehari-hari, harga-harga saham selalu berfluktuasi dalam bentuk kenaikan atau penurunan.
Sementara itu, Obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh entitas pemerintahan atau perusahaan dengan jangka waktu tertentu.
Dalam pengertian obligasi, penerbit surat utang tersebut berarti mengakui telah berhutang pada pembeli obligasi sesuai dengan waktu jatuh tempo yang disepakati.
Sederhananya, penerbit obligasi adalah debitur, sementara pembeli obligasi adalah kreditur atau investor.
Pembayaran yang harus dilunasi tersebut yakni utang pokok ditambah dengan bunga. Dalam obligasi, istilah bunga lebih sering disebut sebagai kupon.
Meski ada tanggal jatuh tempo, bukan berarti obligasi tersebut dipegang hingga jatuh tempo, karena sebenarnya dapat diperjualbelikan pada bursa efek.
Persamaan Saham dan Obligasi
Dilansir dari laman CIMB Niaga, secara umum, saham dan obligasi memiliki tujuan yang sama, yaitu menginvestasikan modal atau dana untuk mendapatkan pundi-pundi keuntungan dari perusahaan.
Keduanya juga sama-sama memiliki klaim atas laba dan aktiva yang menjanjikan para pemiliknya pendapatan yang berupa aset yaitu uang dan aset-aset lainnya.
Selanjutnya, kedua instrumen tersebut memiliki hak penebusan, yaitu kemampuan untuk menukarkan saham dan obligasinya dengan uang tunai.
Lalu terakhir, pemegang saham dan obligasi mempunyai surat berharga yang berupa perjanjian hitam diatas putih yang berbentuk perjanjian dan telah disepakati oleh kedua belah pihak.
Nantinya surat berharga tersebut sama-sama dapat diperdagangkan di bursa efek dan pasar modal.
Perbedaan Saham dan Obligasi
Setelah tahu definisi dan persamaannya, berikut 4 perbedaan saham dan obligasi seperti dilansir suara.com dari berbagai sumber.
1. Batas Masa Berlaku
Perbedaan saham dan obligasi yang pertama yaitu kedua instrumen tersebut memiliki batas waktu yang berbeda.
Pemilik saham masih memiliki hak atas keuntungan dan suara selama perusahaan itu berdiri, dan masih memiliki surat bukti kepemilikan sahamnya.
Sementara itu, obligasi memiliki masa berlaku yang dinyatakan dengan jelas dalam surat.
Obligasi lebih menguntungkan karena dalam jangka waktu yang telah ditentukan dapat dipindahkan ke investasi lain ketika jangka waktu perjanjian telah habis.
Jadi, jika perusahaan merugi dan jangka waktu perjanjian telah berakhir, maka pemilik tidak ada sangkut pautnya.
2. Tingkat Keuntungan
Keuntungan dari investasi saham bersifat fluktuatif, yaitu tidak dapat diperkirakan dan dapat berubah sewaktu-waktu tergantung pada keuntungan perusahaan.
Sementara keuntungan dari obligasi biasanya diperoleh setiap bulan dengan jumlah yang tetap stabil hingga berakhirnya masa berlaku surat perjanjian.
Jika Anda suka dan berani mengambil risiko, maka saham adalah pilihan yang tepat. Namun, jika Anda menginginkan stabilitas dalam berinvestasi, obligasi adalah pilihan terbaik.
3. Pajak yang Dikenakan
Perbedaan saham dan obligasi yang ketiga adalah pajak yang dikenakan untuk kedua instrumen tersebut.
Sebagaimana dijelaskan di atas, hasil yang diterima dari saham adalah dividen dalam arti keuntungan dari saham yang dimiliki adalah jumlah total ssetelah dipotong pajak.
Sebaliknya, bunga obligasi pada awalnya diterbitkan sebagai biaya dan dapat dianggap bebas pajak.
4. Risikonya
Perbedaan saham dan obligasi terakhir dilihat dari risikonya, antara lain risiko gagal bayar, risiko capital loss dan risiko likuiditas, berikut penjelasannya.
A. Risiko Gagal Bayar
Risiko ini muncul ketika perputaran uang tidak baik dan dapat menyebabkan sebuah perusahaan gagal bayar surat obligasi yang sudah jatuh tempo.
Risiko gagal bayar besar terjadi bagi perusahaan swasta. Sebaliknya, obligasi negara memungkinkan risiko kerugian atau gagal bayar dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
B. Risiko Capital Loss
Risiko ini adalah di mana investor merugi karena harga obligasi di bandrol lebih rendah dari harga saat membeli.
Perubahan suku bunga, masalah politik ekonomi, permasalahan global dan kerusuhan atau chaos dalam negeri dapat menyebabkan peristiwa capital loss.
C. Risiko Likuiditas
Risiko ini muncul ketika surat obligasi cukup sulit dijual kembali dalam kembali. Investasi obligasi dianggap tidak cukup likuid. Jika terpaksa menjual kembali surat obligasi sebelum jatuh tempo, investor akan menderita kerugian.