SUKABUMIUPDATE.com - Asisten Staf Khusus Wakil Presiden RI Bidang Ekonomi dan Keuangan Guntur Subagja Mahardika memaparkan pentingnya peran ekosistem desa digital terintegrasi dalam membangkitkan perkenomian suatu negara yang terpukul pandemi Covid-19.
Pemaparan Guntur dalam webinar Strategi Pengembangan Bisnis UMKM Berbasis Digital yang digelar sukabumiupdate.com, Sabtu, 4 Desember 2021, diawali dari kondisi ekonomi Indonesia, terutama kemiskinan dan pengangguran yang meningkat terdampak pandemi.
Guntur menyebut, pandemi Covid-19 telah membuat kemiskinan meningkat tajam, dari sebelumnya satu digit, menjadi melampaui 10 persen. "Jumlah penduduk miskin kita sudah mencapai 27 juta orang dan 10 juta-nya adalah kemiskinan ekstrem. Beberapa ada yang di wilayah Sukabumi," kata dia.
Begitu juga dengan pengangguran, yang menurut Guntur pekerja yang terdampak selama pandemi Covid-19 mencapai 29 pekerja. Kondisi itu perlahan membaik pada 2021 karena pandemi yang melandai. "Yang tadinya terdampak 29 juta orang, berkurang menjadi 19 juta orang," ucapnya.
Dalam webinar yang disponsori Perumda BPR Sukabumi, Agro Sukabumi Mandiri, Sukabumi Network, dan Dedigo, Guntur mengajak seluruh pihak menjaga proses pemulihan ekonomi tersebut. Salah satu yang bisa dikembangkan adalah ekosistem desa digital terintegrasi.
Pasalnya, pandemi telah membantah logika urbanisasi yang selama ini terjadi. Wabah Covid-19, menurut Guntur, membuat banyak orang kembali ke desa karena akses lapangan kerja di kota yang berkurang. "Ini menjadi momentum, desa digital menjadi solusi untuk membangkitkan perkenomian nasional."
Ekosistem desa digital terintegrasi yang dimaksud Guntur, setidaknya memiliki sejumlah tujuan seperti peningkatan kesejahteraan masyarakat, penciptaan lapangan kerja, dan pendapatan asli desa. Sebab, ekosistem desa digital ini mengintegrasikan beberapa fasilitas pelayanan publik seperti sistem informasi desa, darurat, e-pintar, hidup sehat, logistik, BUMDes, keuangan inklusi, e-tani, desa wisata, dan warung desa.
"Desa digital menjadi satu kebutuhan karena desa menjadi benteng pertahanan terakhir suatu negara, khususnya Indonesia," kata Guntur. Bukan tanpa alasan, ekosistem desa digital terintegrasi diyakini bisa menjadi penopang pemulihan ekonomi nasional karena memiliki relevansi dengan pengembangan UMKM.
Guntur menyebut, Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau UMKM di Indonesia yang mencapai 64 juta, 97 persen di antaranya adalah usaha mikro. Dari angka tersebut, usaha mikro ini mampu memperkerjakan sekitar 107 juta orang. Ini pula yang menjadi alasan kontribusi UMKM terhadap produk domestik bruto atau PDB Indonesia sangat besar.
"Pemerintah melihat ini adalah sesuatu yang harus didukung selama pandemi. UMKM menjadi prioritas dalam pemulihan ekonomi nasional yang dicanangkan pemerintah, meski belum semua bisa mendapatkan fasilitas yang disediakan pemerintah," ujarnya.