SUKABUMIUPDATE.com - Tiga mahasiswa di Sukabumi ini menolak mengandalkan kiriman orang tua untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Berbekal resep nenek moyang, ketiganya kini mengisi waktu kosong jam kuliah dengan menjadi pengusaha kripik pisang dengan penghasilan bersih, Rp 1 juta rupiah per pekan.
Bermodal menyisihkan uang jajan kuliah, kini Mar,i Muhamad Haikal, Robbi Babullah dan Refan Alimron menjadi tim UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) hebat. Mereka menjadi pelaku usaha kuliner muda , pemasok keripik pisang ke warung-warung di seputaran Sukabumi kota dan sekitarnya.
Dengan modal awal Rp 2 juta dari iuran bertiga, awal Februari 2021 silam mereka memberanikan diri membuka usaha keripik pisang. "Kebetulan saya punya resep membuat keripik pisang peninggalan nenek moyang. Lalu kami sekapat mencoba membuat kripik pisang. Di Sukabumi bahan baku pisang banyak," jelas Muhamad Haikal kepada sukabumiupdate.com, Kamis 11 Maret 2021 kemarin di rumah produksi keripik pisangnya.
Pemuda yang tinggal di Kampung Babakan 05/ 02 Desa/Kecamatan Warungkiara ini kemudian memulai membuat keripik pisang bersama dua rekannya sesama mahasiswa Pendidikan Agama Islam di Kampus STAI Sukabumi. Lokasi pembuatannya di rumah Robi Babullah yang berada di Kampung Loacopong 02/21 Kelurahan/Kecamatan Lembursitu kota Sukabumi.
"Uang modal awal Rp 2 juta itu kami beli bahan baku, pisang, bumbu dan peralatan produksi, seperti tabung gas dan wajan. Selebihnya digunakan peralatan rumah tangga yang ada," lanjut Haikal.
Karena sudah memiliki bekal ilmu membuat keripik pisang, usaha inipun berjalan tanpa kendala di proses produksi awal. Mereka kemudian membagi tugas, Haikal sebagai pengrajin (pembuat), Robbi menjadi marketing dan Refan Alimron sebagai pengemas.
"Kami sepakat memberi nama Mr Snack untuk merek dagang dari produk keripik pisang ini," sambungnya.
Saat ini keripik pisang olahan tiga mahasiswa ini diproduksi dalam beberapa ragam pilihan produk. Ada keripik premium dari pisang galek yang dijual Rp 15 ribu per gram. Ada juga produk murah meriah RP 2 ribu per gram yaitu keripik pisang rebusan atau nangka.
Untuk menekan biaya produksi, Haikal dan kawan-kawan sepakat membeli pisang langsung dari tangan pertama yaitu petani. Mereka berburu pisang ke wilayah pesisir selatan Sukabumi.
Baca Juga :
“Kami target 1 minggu itu habis 1 kuintal pisang. Kami langsung mengambil pisang dari petani dengan harga sekitar Rp ribu per kilogram tergantung jenis pisangnya," tambah Haikal.
Untuk penjualan, mereka langsung mengirim ke warung-warung yang berada di wilayah Sukabumi. Dari usaha ini mereka bertiga sudah berhasil mendapatkan hasil bersih Rp 1 juta per minggu.
"Sebagian besar hasil usaha kami putarkan dulu untuk produksi. Untuk mengejar target lebih besar tiap bulannya. Tidak menjadi halangan untuk berusaha meskipun pandemi berlanjut, Dari awal kami bertekad terus mencoba untuk mencapai kesuksesan, apapun itu yang penting halal," tutup Haikal.