SUKABUMIUPDATE.com – Bulan Ramadan menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh banyak pelaku usaha untuk meraup keuntungan.
Berbagai jenis usaha kuliner dan minuman laris manis karena meningkatnya kebutuhan masyarakat akan takjil untuk berbuka puasa. Salah satu usaha yang mengalami lonjakan permintaan adalah jelly, yang banyak digunakan sebagai bahan campuran minuman segar dan makanan penutup.
Nur Fauzan Hakim (35 Tahun), seorang pengusaha home industry jelly lapis asal Kampung Babakan Ranji, RT/RW 01/09, Desa Kebonpedes, Kecamatan Kebonpedes Sukabumi membuktikan bahwa bisnis ini memiliki potensi cuan yang besar.
Berawal dari pengalaman bekerja sebagai sopir di sebuah pabrik jelly di Bogor selama satu bulan pada bulan Ramadan, Fauzan akhirnya menemukan peluang bisnis yang menjanjikan.
"Awalnya enggak kepikiran untuk usaha jelly ini. Saya kerja jadi sopir di pabrik jelly di Bogor selama satu bulan saat bulan Ramadhan. Setelah itu, saya berbincang dengan bos tentang potensi usaha jelly ini, dan ternyata setelah saya survei, potensi pasarnya bagus," ujarnya kepada sukabumiupdate.com, Senin (25/2/2025).
Baca Juga: Ide Bisnis untuk Karyawan Gaji UMR yang Lagi Mikirin Resign
Melihat tingginya permintaan, Fauzan kemudian memberanikan diri untuk merintis usaha sendiri pada tahun 2020. Dengan modal awal yang terbatas, ia mulai memproduksi jelly secara sederhana dan memasarkannya ke warung-warung kecil. Seiring berjalannya waktu, usahanya semakin berkembang.
"Usaha jelly ini sebetulnya saya jalankan hanya di bulan Ramadan, alasannya karena ya identiknya jelly ini untuk menjadi bahan campuran minuman atau takjil yang sangat diminati masyarakat khususnya di bulan Ramadan," jelasnya.
Pada tahun pertama menjalankan usaha, Fauzan hanya dibantu oleh 10 karyawan. Meski begitu, usahanya langsung mendapat respons positif dari pasar, dan ia berhasil meraup keuntungan sekitar Rp25 juta di bulan Ramadhan pertama.
"Alhamdulillah, kami dapat untung sekitar 25 juta di Ramadan pertama. Kemudian sekarang saya sudah memiliki kurang lebih 15 karyawan, dan terakhir di 2024 omzet kami mencapai Rp40 juta di bulan Ramadan," tambahnya.
Dalam hal pemasaran, produk jelly buatannya sudah memiliki pasar di Sukabumi dan Cianjur. Namun, ia mengakui bahwa masih banyak permintaan yang belum bisa dipenuhi karena keterbatasan produksi.
"Untuk pemasaran sejauh ini saya sudah memiliki pasar di Sukabumi dan Cianjur, itu pun masih belum menutupi kebutuhan pasar. Jadi ya memang usaha jelly ini menurut saya cukup menjanjikan. Namun kelemahannya memang kebutuhan pasar yang besar itu hanya terjadi di bulan Ramadhan," ujarnya.
Fauzan juga mengungkapkan bahwa tantangan utama dalam menjalankan bisnis ini adalah produksi yang harus dilakukan dalam waktu singkat dengan jumlah besar. Oleh karena itu, ia dan timnya harus bekerja ekstra keras untuk memenuhi permintaan.
"Dalam satu hari kami bisa memproduksi ratusan bungkus jelly dengan berbagai varian rasa. Pekerja kami harus bergerak cepat karena pesanan selalu meningkat menjelang pertengahan Ramadan," katanya.
Di akhir wawancara, Fauzan menyampaikan keinginannya untuk menambah lagi karyawan.
“Target saya ke depannya tentu ingin karyawan bertambah, sehingga bisa bantu saudara dan tetangga,” pungkasnya.