Kucing Paramadina

Minggu 15 Desember 2024, 10:26 WIB
Universitas Paramadina, Jakarta Timur, Indonesia | Foto : Istimewa

Universitas Paramadina, Jakarta Timur, Indonesia | Foto : Istimewa

Ah, Universitas Paramadina. Sebuah institusi pendidikan dengan misi mulia: menyatukan keislaman, kebangsaan, dan kemodernan. Namun siapa sangka, selain mahasiswa dan dosen, universitas ini ternyata memiliki penghuni lain yang tak kalah setia —kucing-kucing kampus. Mereka bukan penghuni liar, tapi simbol tak terucapkan dari dinamika kehidupan akademik Paramadina yang memadukan alam dan manusia.

Fachry Ali, murid cemerlang Nurcholish Madjid alias Cak Nur yang kini menjadi pengamat politik, menemukan hewan-hewan yang paling disayang Rasulullah Saw tersebut saat baru-baru ini berkesempatan napak tilas di kampus lama Paramadina. Di kampus Jalan Gatot Subroto, Jakarta, ini para kucing hidup damai, berlarian lebih bebas di bawah gedung-gedung dengan fasad beratap lancip yang kini telah dikosongkan.

Fachry melihat, mereka berjalan santai di lorong-lorong yang dulunya pernah jadi pusat diskusi intelektual. Mereka tidur di sudut aula yang menyimpan gema orasi pembaruan Islam. Bahkan, konon, beberapa kucing ini pernah diam-diam ikut mendengarkan seminar anti-korupsi. Tidak heran, dalam napak tilasnya, Fachry mengaku kehilangan, mungkin seperti yang dirasakan kucing warna-warni itu.

"Bayangkan, kucing kehilangan teman," katanya di Youtube, dengan nada emosi, seolah-olah kucing-kucing ini mahasiswa abadi yang gagal move on dari masa kejayaan Paramadina di Gatot Subroto. Namun, apakah ada upaya serius untuk membawa kucing-kucing ini ke kampus baru Paramadina di Jalan Raya Mabes Hankam, Cipayung, Jakarta Timur? Sebuah kampus luas, dengan gedung-gedung megah, dan bertaman indah.

Baca Juga: Nusa Putra Raih Anugerah Diktisaintek 2024 sebagai Kampus dengan Mahasiswa Asing Terbanyak di Indonesia

Tentu saja tidak. Kucing bukan mahasiswa. Mereka tak memiliki KTP, apalagi KTM. Nasib mereka seolah terlupakan di tengah hiruk-pikuk perpindahan barang-barang universitas. Padahal, siapa tahu, kucing-kucing ini menyimpan kenangan lebih dalam tentang Cak Nur dibanding para pengamat politik yang sering berbicara soal "vibes pembaruan pemikiran Islam."

Mari kita bayangkan sebuah adegan di kampus baru. Para mahasiswa sibuk di kelas, dosen-dosen memberikan kuliah dengan penuh semangat, dan di sudut lapangan kampus, seekor kucing tua muncul, menatap dengan mata tajam. "Di mana tempat diskusi Cak Nur dulu?" tanyanya, dalam bahasa kucing tentunya. Mahasiswa yang kebetulan lewat hanya mengangguk, tidak paham, lalu mengunggah foto kucing itu ke Instagram dengan caption, "The real guardian of Paramadina."

Tapi, jangan salah sangka. Kehadiran kucing di Paramadina bukan sekadar humor akademik. Mereka adalah simbol. Simbol adaptasi, kebersamaan, keberlanjutan, moderasi, dan tentu saja, toleransi. Jika Paramadina dikenal sebagai miniatur Indonesia karena keragaman dosen dan mahasiswanya, maka kucing-kucing ini adalah miniatur fauna Nusantara yang ikut menjadi saksi sejarah.

Meski begitu, kisah kucing-kucing ini juga menyimpan ironi. Di satu sisi, mereka adalah penjaga setia yang tak pernah minta honor. Di sisi lain, mereka juga bukti bahwa manusia sering lupa pada mereka yang tak bersuara. Sementara mahasiswa belajar tentang leadership dan entrepreneurship, kucing-kucing ini hanya belajar bagaimana bertahan hidup.

Namun, di balik kisah satir ini, ada harapan besar. Universitas Paramadina, yang dibangun Cak Nur pada 10 Januari 1998 dengan nama Universitas Paramadina Mulya, tetap menjadi pusat pembaruan. Rektornya saat ini, Prof. Dr. Didik. J. Rachbini, pernah mengatakan, universitas ini bukan hanya tempat untuk belajar dan mengajar, tapi juga harus berkontribusi untuk memuwudkan masyarakat madani.

Baca Juga: Ikatsu dan HMTS UMMI Distribusikan Bantuan untuk Korban Bencana di Sukabumi

Dengan kampus barunya yang lebih luas dan representatif di Cipayung -- selain di Cikarang dan Kuningan -- Paramadina siap menjadi garda terdepan dalam membangun peradaban Islam modern yang inklusif. Dan siapa tahu, suatu hari nanti, kucing-kucing kampus lama akan menemukan jalan mereka ke kampus baru, bertemu kawan-kawan mereka yang suka tidur di atas ransel mahasiswa, menjadi penjaga diam-diam dari diskusi keislaman dan kebangsaan yang terus berlanjut.

Karena pada akhirnya, baik manusia maupun kucing, kita semua adalah bagian dari makhluk Allah Sang Pencipta. Kucing mungkin punya narasi besar tentang toleransi dan keberlanjutan, kita menambahkan narasi soal pembaruan, keindonesiaan dan kebangsaan, untuk memuwudkan masyarakat madani. Hidup Paramadina, hidup kucing-kucing kampus!

Penulis : Cak AT - Ahmadie Thaha
Ma'had Tadabbur al-Qur’ân, (15/12/2024)

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Musik18 Januari 2025, 17:00 WIB

Lirik Lagu ‘Mengapa Harus Shin Tae Yong’ - Icha Yolanda dan Om Nirwana

Lagu ‘Mengapa Harus Shin Tae Yong’ yang dipopulerkan Icha Yolanda dan Om Nirwana kini sedang viral.
Lagu ‘Mengapa Harus Shin Tae Yong’ yang dipopulerkan Icha Yolanda dan Om Nirwana kini sedang viral. (Sumber : Screenshot YouTube/ iYon Nirwana).
Bola18 Januari 2025, 16:00 WIB

Prediksi Madura United vs Barito Putera: Duel Dua Tim Papan Bawah!

Madura United akan menjamu Barito Putera dalam lanjutan Liga 1 2024/2025 pekan ke-19 malam ini.
Madura United akan menjamu Barito Putera dalam lanjutan Liga 1 2024/2025 pekan ke-19 malam ini. (Sumber : Instagram).
Sukabumi18 Januari 2025, 15:45 WIB

Buruh dan Pelajar Collab Edarkan Hexymer-Tramadol di Sukabumi, Ditangkap saat Transaksi

Barang bukti yang disita adalah empat paket hexymer dan lima setrip tramadol.
Kedua terduga pelaku kasus obat keras terbatas yang ditangkap di Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (18/1/2025). | Foto: Polsek Sagaranten
Sukabumi18 Januari 2025, 15:23 WIB

Lindas Material Longsor, Truk Terguling di Jalan Nasional di Simpenan Sukabumi

Longsor ini sempat menutup Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua.
Truk terguling di Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua, tepatnya di Kampung Cisarakan, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (18/1/2025). | Foto: Istimewa
Inspirasi18 Januari 2025, 15:00 WIB

Lowongan Kerja Sukabumi Sebagai Cook Sushi, Cek Kualifikasinya Disini!

Apabila kamu tertarik dengan lowongan kerja ini, segera daftarkan diri sekarang juga!
Ilustrasi - Lowongan Kerja Sukabumi Sebagai Cook Sushi, Cek Kualifikasinya Disini! (Sumber : Freepik.com/@ASphotofamily)
Sukabumi18 Januari 2025, 14:58 WIB

Pengendara Terjebak Berjam-jam, Jalan Nasional di Simpenan Sukabumi Buka Tutup Pasca Longsor

Saat ini jalan sudah dibuka, tetapi dengan sistem buka tutup.
Antrean kendaraan di Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua, tepatnya di Kampung Cimapag, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (18/1/2025). | Foto: Dokumen Pengendara
Sukabumi18 Januari 2025, 14:13 WIB

Pulihkan Ekosistem Pasca Bencana, Penanaman Pohon di DAS Sungai Cikaso Sukabumi

Kegiatan ini untuk mencegah bencana serupa di masa depan.
Penanaman pohon di DAS Cikaso, Desa Cibadak dan Desa Pabuaran, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Dokumentasi Panitia
Food & Travel18 Januari 2025, 14:00 WIB

Menikmati Deburan Ombak di Pantai Karang Tawulan, Wisata Eksotis Mirip Tanah Lot di Tasikmalaya

Tersembunyi di wilayah selatan kabupaten, pantai Karang Tawulan menawarkan keindahan alam yang masih asri dan jauh dari hiruk pikuk kota.
Pantai Karang Tawulan adalah sebuah destinasi wisata pantai yang menarik di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. (Sumber : Instagram/@riskardr/@dadanwardana99).
Bola18 Januari 2025, 12:00 WIB

Prediksi PSM Makassar vs PSBS Biak di Liga 1: H2H, Susunan Pemain dan Skor

PSM Makassar vs PSBS Biak akan tersaji sore ini dalam lanjutan Liga 1 2024/2025.
PSM Makassar vs PSBS Biak akan tersaji sore ini dalam lanjutan Liga 1 2024/2025. (Sumber : Instagram/@psbsofficial/X/@psm_makassar).
Sukabumi18 Januari 2025, 11:57 WIB

Satpam Asal Sukabumi Tewas di Rumah Mewah Bogor, Keluarga Temukan Banyak Luka Serius

Korban sempat menghubungi istrinya melalui pesan singkat.
Rumah duka Septian (37 tahun) di Kampung Cibarengkok RW 01, Desa Citarik, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. | Foto: SU/Ilyas Supendi