Sosok Dr. Fajar Wamen Pendidikan Asal Sukabumi, Santri Cikaroya yang Besar di Keluarga Muhammadiyah

Jumat 25 Oktober 2024, 06:20 WIB
Fajar Riza Ul Haq, Waki Menteri Dikdasmen. (Sumber : Dok. UMMI)

Fajar Riza Ul Haq, Waki Menteri Dikdasmen. (Sumber : Dok. UMMI)

SUKABUMIUPDATE.com - Sosok Fajar Riza Ul Haq, yang kini menjabat sebagai Wakil Menteri Pendidikan Dasar Menengah di Kabinet Presiden Prabowo Subianto, menjadi sosok yang menginspirasi. Pasalnya, pria kelahiran Sukabumi yang kini baru berusia 45 tahun itu berasal dari keluarga yang sederhana.

Fajar kecil tinggal bersama keluarga di sebuah desa di bawah kaki Gunung Gede, tepatnya di Kampung Cibunar, Desa Gede Pangrango, Kadudampit, Kabupaten Sukabumi. Ia merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Ayahnya, Apip Saripudin Tisnawijaya (83 tahun), adalah seorang pensiunan pegawai negeri.

Pada Rabu (23/10/2024), sukabumiupdate.com berkesempatan bersilaturahmi dengan keluarga Dr. Fajar di Villa Imah Mamih di Jl. Situgunung KM 7, Kadudampit, Sukabumi. Ayah dan kakak kandung Dr. Fajar menerima kami serta mempersilakan untuk berbincang.

Sosok low frofile, keluarga di Sukabumi tidak tahu Fajar dilantik jadi Wamen

Hilmi Anshori (52 tahun), yang merupakan kakak kandung Dr. Fajar, mengungkapkan bahwa dirinya dan keluarga di Sukabumi sebelumnya tidak tahu bahwa Fajar akan diangkat jadi wakil menteri.

“Ini kan perjalanan mungkin dia (Fajar) jadi wamen itu perjalanan panjang ya, itu (fajar) ga pernah ngomong, malah saya tahunya itu saya dapat share sama rekan dari Jakarta, ada nih bocoran ini, ada nama Fajar,” kata Hilmi yang mengaku langsung mengkonfirmasi informasi tersebut ke Fajar.

Baca Juga: Jejak Inspiratif, Sosok Wamen Pendidikan Dr. Fajar Dimata Guru dan Kakak Kelas di YASTI Sukabumi

“Udah kaya gitu saya share lah kepada Fajar juga, 'Jar ini nih ada gosip kaya gini nih ada isu kaya gini bener ga sih?'” sambung Hilmi, yang kemudian dijawab oleh Fajar dengan mengirim link berita yang sama dari media berbeda sebagai penegasan.

Hilmi menceritakan bahwa Fajar merupakan sosok yang sangat sederhana di lingkungan dan pergaulan dengan masyarakat. Menurutnya, perangai Fajar yang low profile merupakan pembawaannya sejak kecil. "Dia orangnya ya begitu aja naik angkot biasa seperti gitu aja, naik ojek, naik apa biasa aja gitu, kalau orang lihat sepintas itu enggak kelihatan bahwa dia itu pejabat atau apa gitu, enggak ada,” tuturnya.

Ayahnya Dr. Fajar, Apip Saripudin Tisnawijaya (83 tahun) (kanan), dan Hilmi Anshor (kakak kandung) (kiri) | Foto : Sukabumiupdate/Turangga AnomAyahnya Dr. Fajar, Apip Saripudin Tisnawijaya (83 tahun) (kanan), dan Hilmi Anshor (kakak kandung) (kiri) | Foto : Sukabumiupdate/Turangga Anom

Ditempa kemandirian di pesantren

Selain itu, Hilmi mengungkapkan jika Fajar kecil merupakan anak yang mandiri dan pendiam. “Dia aktif seperti biasanya anak-anak ya, Cuma memang banyak pendiemnya, jadi enggak banyak (ngobrol), enggak terlalu aktif berkomunikasi," ujarnya.

Sementara salah satu ciri mandirinya, kata Hilmi, adalah saat Fajar menginginkan tinggal di kobong pesantren dibanding dirumah. "Selepas SD, dia udah mau ngobong di Sunanul Huda, (Cikaroya) Cibolang (selama tiga tahun saat sekolah di MTs Yasti),” kata pria yang juga merupakan Direktur Utama di PT Monami Garment Industry tersebut.

Hilmi menambahkan bahwa latar belakang kehidupan orang tuanya dahulu yang merupakan seorang guru (pegawai negeri) dengan finansial keluarga yang terbatas, mendorong dia dan adik-adiknya untuk mandiri dan berjuang untuk kehidupan yang lebih baik.

“Dia (Fajar) lebih banyak belajar secara otodidak, secara alami aja gitu. Karena dulu kan kita pada dasarnya zaman dulu itu zaman hidup susah kemudian zaman yang namanya orang tua seorang pegawai negeri seorang guru pun enggak ada harganya, enggak ada nilainya gitu, kita pengen apa namanya ya mengangkat derajat sendiri itu ya usaha sendiri, bagaimana kita bangkit tanpa mengandalkan orang tua gitu," bebernya.

Baca Juga: Fajar Riza Ul Haq, Pria Kelahiran Sukabumi yang Jadi Wakil Menteri Dikdasmen di Kabinet Presiden Prabowo

Dibesarkan di keluarga Muhammadiyah

Hilmi juga mengungkapkan meski keterbatasan ekonomi, namun selalu ada jalan untuk berbuat kebaikan hingga Fajar akhirnya bisa menempuh studi perguruan tinggi pertamanya di S1 Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta.

“Jadi Fajar itu dulu itu pengen kuliah, ya pengen kuliah dulu pegawai negeri kan susah kan (susah secara ekonomi) orang tua guru kan tapi anaknya pengen kuliah gimana caranya, carilah yang jalur mana sih yang bisa ringan biaya kuliahnya, dapat beasiswa, apa, konon katanya dulu dapet surat dari PD Muhammadiyah Sukabumi itu, tolong ditermia di sana gitu (jalur rekomendasi) kaya gitu,” tuturnya.

“Gimana caranya karena kita lagi sulit kan keadaannya, gimana caranya pengen kuliah. Ada lah peluang masuk Universitas Muhammadiyah gitu, dengan membawa rekomendasi jauh-jauh sampe ke Solo gitu, ceritanya begitu,” tambahnya sembari tertawa kecil.

Di tempat yang sama, Ayah Fajar, Apip Saripudin Tisnawijaya, menyebutkan bahwa ia memiliki jalur kekeluargaan dengan pembesar PD Muhammadiyah Sukabumi pada saat itu. "Kenal dengan sosok pak Ba salah satu Pimpinan Daerah Muhammadiyah di Sukabumi dan masih memiliki hubungan kekeluargaan, masih satu keturunan, Pak Bachroya Mansur itu Apih nyebutnya Kakang gitu,” ungkap Ayah Fajar yang kerap dipanggil Apih.

Apih pun menyampaikan rasa syukurnya atas capaian yang diraih Fajar, dan dengan doa yang terus mengalir untuk keselamatan anaknya yang kini telah dilantik menjadi Wamen Dikdasmen.

"Alhamdulillah, ya kita berdoa pada Allah, salat tahajud malam-malam, berdoa, dalam sujud kita memohon kepada Allah dilancarkan, diselamatkan, selamat lahir, selamat batin, selamat dunia, selamat akhirat dan juga bisa selamat menjalankan tugas, kita hanya berdoa aja kepada Allah, kita serahkan semuanya,” tuturnya.

Lebih dari itu, Apih menyampaikan harapannya, dengan amanah yang kini diemban anaknya agar bisa membawa kebaikan bagi dunia pendidikan.

“Ya itu lah diharapkan bisa mewarnai dunia pendidikan, Bapak selaku orang tua tidak mengharapkan apa-apa, ikhlas dia harus berjuang, hidup ini kan perjuangan, bapak sudah selesai berjuangnya serahkan kepada anak-anak untuk berjuang,” ucap Apih.

Penulis : Turangga Anom (Reporter Magang)

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Nasional25 Oktober 2024, 11:14 WIB

Apresiasi Jurnalis, BPJS Ketenagakerjaan Gelar Lomba Tulis, Total Hadiah Rp 90 Juta

Lomba ini diharapkan akan mendorong penyebaran informasi yang mendidik masyarakat.
Kantor BPJS Ketenagakerjaan. | Foto: Istimewa
Nasional25 Oktober 2024, 11:05 WIB

Mayor Teddy: Polemik Jabatan Seskab hingga Pandangan Harus dan Tak Harus Mundur dari Militer

Pelantikan Teddy melanggar Pasal 47 UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI.
Mayor Teddy (kanan) saat mendampingi Prabowo Subianto. | Foto: Instagram/Prabowo Subianto
Life25 Oktober 2024, 11:00 WIB

Sejarah Kelam Gedoran Depok 1945, Gejolak & Berontak di Tengah Transisi Kemerdekaan

Peristiwa Gedoran 1945 merupakan bagian dari perjuangan kemerdekaan Indonesia dan melibatkan kekacauan, perampokan massal, dan kekerasan fisik terhadap orang-orang yang dianggap pro-Belanda di Depok.
Ilustrasi. Peristiwa Gedoran Depok. Foto: X/@neohistoria_id
Sukabumi25 Oktober 2024, 10:10 WIB

Kebakaran Habiskan Rumah di Ciracap Sukabumi, Jaelani Ngesot Menyelamatkan Diri

Jaelani sedang tidur sendiri karena istrinya menginap di rumah anak mereka.
Rumah Jaelani (65 tahun) yang kebakaran pada Kamis malam, 24 Oktober 2024, berlokasi di Kampung Neglasari RT 02/04 Desa Mekarsari, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Istimewa
Life25 Oktober 2024, 10:00 WIB

Memori Perjuangan Dipati Ukur yang Namanya Abadi di Sudut Jalan Bandung

Dipati Ukur dianggap sebagai tokoh legendaris dan pemberontak oleh masyarakat Sunda, terutama di Priangan.
Oranje Boulevard di Bandung Tahun 1920, yang sekarang adalah Jalan Dipati Ukur. (Foto: X/@SejarahRI)
Sukabumi25 Oktober 2024, 09:43 WIB

Pelajar SD Terpencil di Sukabumi Dapat Makan Gratis, Jarak Tempuh ke Sekolah 60 Km

Suryana bersama Danramil 0622/11 Sagaranten harus melintasi dua aliran sungai.
Pemberian makan gratis bagi pelajar SD Kalapa Indah di Desa Tenjolaut, Kecamatan Cidadap, Kabupaten Sukabumi, Kamis, 24 Oktober 2024. | Foto: Istimewa
Life25 Oktober 2024, 09:00 WIB

7 Ciri Kamu Sedang Dimanfaatkan Orang Lain, Pernah Mengalaminya?

Orang yang mudah dimanfaatkan biasanya memiliki ciri-ciri tertentu yang membuat mereka rentan menjadi target orang-orang yang ingin memanfaatkannya.
Ilustrasi - Orang yang mudah dimanfaatkan biasanya memiliki ciri-ciri tertentu yang membuat mereka rentan menjadi target orang-orang yang ingin memanfaatkannya. (Sumber : pexels.com/@SHVETS production).
Nasional25 Oktober 2024, 08:42 WIB

Profil Tiga Hakim Kasus Ronald Tannur, Pelaku Suap Perkara Pembunuhan Wanita Asal Sukabumi

Hakim ini sebelumnya memutus bebas Ronald Tannur atas dakwaan pembunuhan.
(Foto Ilustrasi) Tiga hakim Pengadilan Negeri Surabaya yang menangani perkara Gregorius Ronald Tannur ditangkap oleh Kejaksaan Agung. | Foto: Pixabay
Inspirasi25 Oktober 2024, 08:00 WIB

Info Loker Jabodetabek Lulusan S1, Penempatan di Wilayah Depok

Berikut Info Loker Lulusan S1 di Jabodetabek untuk penempatan wilayah Depok.
Info Loker Jabodetabek Lulusan S1, Penempatan di Wilayah Depok (Sumber : Pexels/MARTProduction)
Food & Travel25 Oktober 2024, 07:00 WIB

Resep Semur Tempe Sederhana, Hidangan Tradisional Versi Low Budget

Semur tempe biasanya disajikan dengan nasi hangat dan cocok dinikmati sebagai lauk utama yang lezat dan kaya protein nabati.
Hidangan Tradisional Nasi dan Semur Tempe Sederhana. (Sumber : Pexels/MarkusWinkler)