Demokrasi Sejuk Prabowo

Selasa 22 Oktober 2024, 02:28 WIB
Kerumuman Rakyat | Foto : Pixabay

Kerumuman Rakyat | Foto : Pixabay

Sebuah pidato pertama hampir satu jam dari Presiden Prabowo Subianto pada Ahad, 20 Oktober 2024, di Gedung MPR/DPR, membuka babak baru bagi demokrasi Indonesia. Prabowo, yang akhirnya bisa meraih kursi RI-1 setelah bertahun-tahun kalah bertanding di Pilpres, menyampaikan pesan yang terkesan bijaksana, namun juga sedikit membingungkan jika kita mencoba mencermati lebih dalam.

Ketika Prabowo berbicara tentang "demokrasi yang khas untuk Indonesia," kita tidak bisa tidak merasa terinspirasi sekaligus bertanya-tanya, apa maksud beliau sebenarnya? Bayangkan, di tengah pidato yang panjang itu, kata-kata seperti "demokrasi santun," "tidak caci maki," "tidak curang," dan "tidak adu domba" keluar dari pidato Prabowo yang berapi-api — seorang mantan jenderal yang dalam berbagai pertempuran politik masa lalu kerap tampil keras dan tegas.

Mari kita ambil napas sejenak dan merenung. Apakah ini Prabowo yang sama, yang pernah bersumpah akan memerangi "para pengkhianat bangsa," yang menuntut proses-proses "adil" dalam setiap pemilu yang diikutinya? Sekarang, dia berbicara tentang "perdamaian," "persatuan," dan, yang paling menarik, "bertanding tanpa curang."

Baca Juga: Fajar Riza Ul Haq, Pria Kelahiran Sukabumi yang Jadi Wakil Menteri Dikdasmen di Kabinet Presiden Prabowo

Jadi, demokrasi seperti apa yang dimaksudnya? Menurut Prabowo, demokrasi Indonesia harus "berasal dari sejarah dan budaya kita." Hmm, apakah beliau berbicara tentang zaman kerajaan Jawa, di mana diskusi diakhiri dengan keris terhunus? Atau mungkin lebih mirip dengan sidang di balai desa, di mana suara tertinggi adalah milik kepala desa yang diam-diam punya hubungan baik dengan sang penguasa lokal?

Lalu, Prabowo dengan tegas menyatakan bahwa demokrasi kita adalah demokrasi yang "menghindari caci maki." Sebuah visi yang indah, tentu saja. Namun, apakah itu berarti kita tidak boleh lagi mengkritik pemerintah secara keras di media sosial? Ataukah caci maki di sini hanyalah bentuk kritik yang terlalu ekstrem bagi sang pemimpin yang kini duduk di kursi empuk Istana Negara?

Dia juga bicara tentang kolaborasi. Ataukah yang dia maksud, konsolidasi? Sebagai seorang ahli demokrasi yang "sejuk," Prabowo tampaknya lebih memilih kata "kolaborasi" ketimbang "kompetisi." Katanya, "kita perlu suasana kebersamaan... kerja sama, bukan cekcok yang berkepanjangan." Ini mungkin terdengar sangat manis, seperti kata-kata dalam pidato seorang Miss Universe yang berharap dunia damai tanpa konflik.

Namun, para pakar politik melihat hal ini sebagai sinyal dari niat Prabowo untuk menyatukan semua kekuatan politik di bawah kendali yang sama. Kolaborasi di sini mungkin berarti bahwa siapa pun yang mengkritik kebijakan pemerintah akan diajak "bersatu" dalam satu barisan. Dengan kata lain, tidak ada lagi oposisi yang vokal, hanya sebuah "kolaborasi searah."

Pakar politik bisa memberikan pandangan berbeda tentang "demokrasi khas Indonesia" ala Prabowo. Beberapa menganggapnya sebagai langkah pragmatis yang mengakui kompleksitas politik Tanah Air, di mana konsensus dan "musyawarah mufakat" selalu menjadi nilai tradisional. Namun, ada pula yang skeptis, menyebut bahwa ini hanyalah retorika yang bertujuan meredam perbedaan pendapat dan mempertahankan status quo.

Misalnya, ada pengamat politik yang menyatakan bahwa gagasan demokrasi sejuk ini bisa berbahaya jika diterapkan dengan terlalu ketat. "Jika kritik terhadap pemerintah dilihat sebagai bentuk permusuhan, maka itu bisa membuka pintu bagi pembungkaman suara-suara oposisi," kata dosen senior politik tersebut.

Sementara itu, pengamat lainnya menggarisbawahi potensi kontradiksi dalam pernyataan Prabowo tentang "bertanding tanpa curang." "Apakah ini artinya beliau telah belajar dari pengalamannya di masa lalu?" tanya seorang profesor dari Yogya. "Ataukah ini hanyalah sebuah cara untuk mengatakan bahwa kali ini, curang tidak boleh dilakukan oleh pihak lain?"

Salah satu bagian yang paling menarik dari pidato Prabowo adalah ketika ia menegaskan bahwa demokrasi Indonesia harus menghindari kemunafikan. Wah, ini pernyataan berat. Apakah itu artinya kita harus berhenti pura-pura berkolaborasi ketika sebenarnya bersiap menikam dari belakang? Ataukah kita harus jujur bahwa kolaborasi dan persatuan hanya bisa terjadi ketika semua pihak sepakat untuk tunduk pada satu kekuatan dominan?

Mungkin Prabowo, yang memiliki pengalaman panjang di dunia militer, paham bahwa dalam dunia politik, kemunafikan terkadang menjadi alat penting untuk bertahan hidup. Namun, ketika ia menyerukan agar kemunafikan dihapuskan dari demokrasi, kita hanya bisa tersenyum dan bertanya-tanya, siapa sebenarnya yang dimaksud beliau?

Pada akhirnya, pidato Prabowo ini menyisakan banyak tanda tanya tentang seperti apa demokrasi Indonesia akan berkembang di bawah kepemimpinannya. Apakah ini benar-benar bentuk demokrasi baru yang sejuk, lebih santun, damai, dan berkolaborasi? Ataukah ini hanyalah cara halus untuk menciptakan sebuah oligarki yang terbuka, di mana semua pihak seolah-olah bekerjasama, tetapi pada akhirnya hanya satu pihak yang benar-benar memegang kendali?

Dalam demokrasi "sejuk" ala Prabowo, kita sepertinya akan mengalami lebih banyak perdebatan tentang apa arti sebenarnya dari kebersamaan dan kolaborasi. Yang pasti, demokrasi khas Prabowo ini akan menjadi babak baru yang menarik untuk ditonton, meskipun kita masih harus melihat apakah semua ini hanyalah sebuah pertunjukan atau benar-benar membawa perubahan.

Selamat datang di Indonesia Raya baru, di mana kita bertarung tanpa curang, tetapi entah bagaimana selalu ada yang menang dengan skor telak, bahkan dengan mengakali konstitusi!

(Catatan Cak AT/Ahmadie Thaha [20.10.2024])

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Food & Travel22 Oktober 2024, 06:00 WIB

Resep Mie Kocok Bandung, Kuah Kaldu dengan Campuran Kikil Sapi yang Nikmat!

Fun Fact! Nama "kocok" berasal dari cara penyajiannya, di mana mie dan bahan-bahannya dikocok atau digoyang-goyangkan dalam saringan sebelum dimasukkan ke dalam mangkok.
Mie Kocok Kikil Sapi. | (Sumber : Dok/SU )
Science22 Oktober 2024, 05:35 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 22 Oktober 2024, Pagi Cerah Berawan dan Siang Potensi Hujan

Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca cerah berawan dan hujan ringan pada 22 Oktober 2024.
Ilustrasi - Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca cerah berawan dan hujan ringan pada 22 Oktober 2024. (Sumber : Freepik.com/@fanjianhua)
Inspirasi22 Oktober 2024, 02:28 WIB

Demokrasi Sejuk Prabowo

Sebuah pidato pertama hampir satu jam dari Presiden Prabowo Subianto di Gedung MPR/DPR, membuka babak baru bagi demokrasi Indonesia. Prabowo, yang akhirnya bisa meraih kursi RI-1 setelah bertahun-tahun kalah
Kerumuman Rakyat | Foto : Pixabay
Nasional22 Oktober 2024, 02:20 WIB

Tamu Asing Pertama Gibran Terima Kunjungan Wapres Cina, Ini yang Dibahas

Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menerima tamu asing pertamanya, Wapres Cina Han Zheng di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Senin, 21 Oktober 2024
Gibran menerima kunjungan wakil presiden China | Foto : Istimewa
Sukabumi Memilih22 Oktober 2024, 01:48 WIB

TRENDI, Program Unggulan Asep Japar-Andreas untuk Santri Sukabumi

Pasangan calon Bupati Sukabumi, Asep Japar dan Andreas, turut menyambut peringatan Hari Santri Nasional yang saat ini bertepatan dengan momentum Pilkada.
Asep Japar dan Andreas resmi daftar Pilkada Kabupaten Sukabumi 2024. | Foto: SU/Ibnu
Sukabumi22 Oktober 2024, 00:26 WIB

Viral Aksi Konvoi Geng Motor Bersajam di Depan Kampus IPB Sukabumi, Ini Kata Polisi

Viral di media perpesanan whatsapp sebuah video yang memperlihatkan aksi konvoi sekelompok geng motor bersajam melintasi Jalan Sarasa, tepatnya di depan Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) Sukabumi
Capture video konvoi geng motor di depan kampus IPB Sukabumi | Foto : Istimewa
Inspirasi21 Oktober 2024, 21:27 WIB

Cerita Alvi Guru Honorer Sukabumi, Kini Pindah Mengabdi Demi Penuhi Jam Mengajar

Alvi Noviardi (57 tahun), seorang guru honorer asal Kampung Bantar Muncang, Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, membuat keputusan besar dengan pindah
Sosok Alvi guru honorer Sukabumi saat ditemui di kediamannya. (Sumber : SU/Ibnu)
Sukabumi21 Oktober 2024, 20:57 WIB

Kadisdik Sukabumi Ucapkan Selamat atas Pelantikan Fajar Riza Ul Haq sebagai Wakil Menteri

Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi, menyampaikan ucapan selamat dan bangga atas tugas yang diamanahkan kepada Fajar Riza Ul Haq. Pria kelahiran Sukabumi itu dipilih Presiden Prabowo Subianto menjadi Wamen Pendidikan
Keluarga Besar Disdik Kabupaten Sukabumi ucapkan selamat atas pelantikan Fajar Riza Ul Haq sebagai Wamen Pendidikan RI 2024-2029 | Foto : Istimewa
DPRD Kab. Sukabumi21 Oktober 2024, 20:56 WIB

Pesan Anggota DPRD Sukabumi Loka Tresnajaya di HSN 2024: Santri Motor Penggerak Perubahan

Menurut Loka Tresnajaya, HSN 2024 merupakan momen yang tepat untuk mengenang peran penting santri dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Anggota DPRD Kabupaten Sukabumi Loka Tresnajaya. (Sumber Foto: Istimewa)
Figur21 Oktober 2024, 20:26 WIB

3 Putra Terbaik Sukabumi yang Menjadi Sosok Inspiratif dengan Prestasinya

Putra terbaik Sukabumi ini menjadi sosok-sosok inspiratif yang telah mengharumkan tanah kelahirannya.
Putra terbaik Sukabumi ini menjadi sosok-sosok inspiratif yang telah mengharumkan tanah kelahirannya. (Sumber : Berbagai sumber.).