SUKABUMIUPDATE.com - Emak-emak Desa Bojong, Kecamatan Kalibunder, Kabupaten Sukabumi, berjuang mengais rezeki di aliran Sungai Cikaso. Keberadaan sungai yang menghubungkan Kalibunder dan Kecamatan Tegalbuleud ini sangat berarti bagi kehidupan masyarakat, apalagi saat musim kemarau.
Selain tempat mencuci, mandi, dan mengambil air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, emak-emak juga menjadikan Sungai Cikaso sebagai lokasi berburu butiran emas dengan cara mengayak atau Ngadeplang. Bermodalkan golok tumpul, ayakan pasir dari kayu, dan batok kelapa untuk wadah, mereka turun ke sungai.
Baca Juga: Respons Disdik soal Guru di Cibitung Sukabumi Arungi Sungai Cikaso dengan Perahu Bocor
"Ngadeplang tos lami (ngayak sudah lama). Biasanya, kalau debit air naik, paling di sisi sungai. Sekarang lagi musim kemarau bisa ngadeplang di tengah-tengah sungai," kata emak-emak bernama Ai (60 tahun) kepada sukabumiupdate.com, Sabtu (21/9/2024).
Ai mengungkapkan golok digunakan untuk membuat lubang di sungai. Sementara batok kelapa menjadi wadah untuk butiran emas yang berhasil diperoleh. "Kalau ada rezeki, penghasilannya bisa dapat Rp 80 ribu sampai Rp 100 ribu (per 5 miligram). Tapi kalau sedang biasa, paling Rp 35 ribu hingga Rp 60 ribu," ujarnya menjelaskan.
"Setelah butiran emas dikumpulkan, nanti diolah menggunakan kuik, dibakar, lalu dijual ke pengepul," kata Ai.