Ekonomi Hijau dan Transisi Energi: Dampak Bagi Lapangan Pekerjaan di Indonesia

Rabu 14 Agustus 2024, 17:54 WIB
Ilustrasi ekonomi hijau dan transisi energi (Sumber: Jessica Bell /stateimpactcenter.org)

Ilustrasi ekonomi hijau dan transisi energi (Sumber: Jessica Bell /stateimpactcenter.org)

SUKABUMIUPDATE.com - Dalam beberapa tahun terakhir, banyak negara berkomitmen untuk bersama-sama mengembangkan konsep ekonomi hijau sebagai fokus utama dalam upaya global mencapai pembangunan berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan yang diinisiasi dunia internasional ini berupaya menghadapi ancaman perubahan iklim dan degradasi lingkungan, di mana dampaknya terasa saat ini seperti cuaca ekstrem, gagal panen, meningkatnya volume air laut, dan kelangkaan air.

Banyak negara, termasuk Indonesia, melalui pembangunan berkelanjutan berupaya mewujudkan aktivitas ekonomi baik perdagangan dan jasa dengan menerapkan prinsip ramah lingkungan dan rendah karbon. Berusaha menekan kerusakan lingkungan seperti pengurangan ketergantungan energi fosil dengan beralih ke energi terbarukan, meliputi penggunaan energi bio energi yang dihasilkan dari tumbuhan, air, sinar matahari, dan lainnya.

Apa itu ekonomi hijau?

Merujuk kepada para ahli hubungan internasional dan kebijakan pemerintah yang tercermin pada undang-undang, ekonomi hijau merupakan prinsip pelaksanaan ekonomi meliputi produksi, distribusi, dan konsumsi dengan memperhatikan lingkungan sekitar. Ekonomi hijau berupaya menggunakan teknologi dan bahan dasar bagi produk yang lebih baik dan tidak merusak alam, seperti pengolahan kembali produk bekas daur ulang plastik untuk kemasan baru. Juga mengganti bahan baku yang semula diproduksi dari sumber daya alam tidak diperbaharui, menjadi bahan alternatif lain yakni produksi serat pakaian yang diperoleh dari daur ulang sampah dan pakaian bekas.

Baca Juga: Jokowi Diminta Kembali Belajar Sejarah, Buntut Sebut Istana di Jakarta dan Bogor Bau Kolonial

Selanjutnya, transisi energi merupakan pergantian penggunaan bahan bakar dengan memanfaatkan sumber alternatif agar bisa mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Transisi energi telah berlangsung dengan maraknya penggunaan teknologi baterai dalam upaya menggantikan sumber energi bagi transportasi publik, dan pengadaan energi terbarukan melalui pemanfaatan pembangkit listrik tenaga air, angin, sampah, sampai dengan nuklir.

Adapun bagi Indonesia, kedua aspek sudah mulai diterapkan yakni adanya subsidi pemerintah untuk kendaraan listrik, lalu memberikan edukasi dalam mengurangi ketergantungan produk instan dengan adanya produk daur ulang baik di bidang fesyen, elektronik, dan sebagainya.

Baca Juga: Hendar Darsono Ungkap 8 Hak Perempuan dalam Perda Jabar Nomor 2/2023

Pada proses ekonomi hijau dan transisi energi tidak selamanya berdampak baik bagi beberapa sektor Industri. Bagi industri yang masih bergantung kepada energi fosil, dan sulit melakukan transisi energi karena biaya mahal akan berdampak kepada pasar tenaga kerja baik secara positif maupun negatif.

Sisi positif ekonomi hijau dan transisi energi di Indonesia bagi tenaga kerja, pertama; terciptanya peluang menciptakan lapangan kerja baru di Indonesia dari memanfaatkan energi terbarukan meliputi biomassa, tenaga surya, dan angin. Pembangunan infrastruktur untuk sumber energi terbarukan akan melibatkan tenaga kerja yang banyak di seluruh prosesnya, mulai dari konstruksi hingga operasi dan pemeliharaan.

Baca Juga: Kusmana: Konsep Forest City IKN Jadi Inspirasi untuk Wilayah Kota Sukabumi Selatan

Kedua; pengadaan teknologi energi terbarukan mendorong produksi massal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, membutuhkan orang-orang dengan keterampilan khusus. Hal tersebut memberikan peluang bagi para pekerja untuk mengembangkan keahlian, menyesuaikan diri dengan pasar tenaga kerja yang terus berubah.

Sisi negatif bagi tenaga kerja. Tantangan utamanya keberadaan industri Indonesia yang bergantung kepada bahan bakar utama batu bara dan minyak bumi, memungkinkan hilangnya banyak pekerjaan di sektor-sektor tertentu, karena adanya penurunan permintaan bahan bakar fosil.

Baca Juga: Jadwal Seleksi Pengadaan CPNS 2024, Pendaftaran Dibuka 20 Agustus

Pemerintah Indonesia saat ini juga sulit melakukan pengadaan secara merata di bidang energi terbarukan. Hal tersebut beralasan karena Indonesia adalah negara kepulauan, membutuhkan proses panjang agar dapat secara menyeluruh membangun industri berkelanjutan.

Sehingga, dalam mewujudkan keberhasilan proses ekonomi hijau dan transisi energi dibutuhkan konsistensi pemerintah dan dukungan masyarakat. Strategi pemerintah untuk melakukan adaptasi industri berkelanjutan yakni; pertama, pengadaan tenaga kerja yang memiliki pengetahuan tentang teknologi mutakhir dan ramah lingkungan.

Baca Juga: Selain TGR Rp500 Juta, Kades Cikujang Sukabumi Juga Digoyang Kasus Jual Posyandu

Melalui pengadaan kurikulum dan lembaga pendidikan tentang pemahaman teknologi hijau, di mana pada tujuan akhirnya membangun manufaktur di Indonesia agar dapat menerapkan prinsip efisiensi energi, pengurangan emisi, dan pengelolaan limbah. Peningkatan kualitas pekerja akan mendorong investor asing membuka lapangan kerja di Indonesia, dan menciptakan peluang kerja di sektor manufaktur dan industri hijau, yang diprediksi akan berkembang dengan cepat sebagai respons terhadap meningkatnya permintaan konsumen akan barang-barang yang lebih ramah lingkungan.

Kedua, penekanan kepada pemerintah dengan menerapkan regulasi ketat dan bantuan bagi industri di Indonesia untuk dapat segera memperoleh teknologi terbarukan untuk produksi massal dalam negeri. Pemerintah juga dapat mendorong investasi besar dalam penelitian dan pengembangan (R&D) serta infrastruktur pendukung melalui kerja sama bilateral dengan negara-negara yang sudah mengadakan energi terbarukan seperti Denmark dan negara Eropa, serta negara-negara lainnya di Asia yang sudah mulai menerapkan gerakan pembangunan berkelanjutan meliputi Jepang, Tiongkok, dan Korea Selatan.

Baca Juga: Donasi Terkumpul, Pembangunan Jembatan Viral di Sukabumi Terkendala Sawah Warga

Dukungan transisi energi dan pergeseran menuju ekonomi hijau di Indonesia dapat berhasil jika pemerintah mampu menerapkan solusi terbaik untuk menghadapi ancaman baru dari pengadaan energi terbarukan setelah industri dalam negeri mulai melepaskan ketergantungan kepada energi fosil. Indonesia dapat memanfaatkan transisi ini untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.

Dengan strategi yang tepat, termasuk investasi dalam pendidikan, pelatihan, dan kebijakan yang mendukung, juga melibatkan, sektor swasta, dan masyarakat sipil, pemerintah bisa menjadikan momentum proses proses ekonomi hijau dan transisi energi sebagai pijakan Indonesia meraih visi Indonesia emas pada tahun 2045.

*berbagai sumber

Penulis: Harisa Firdaus Pahlawan - Mahasiswa Pascasarjana Hubungan Internasional FISIP UNPAD

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini
Life15 November 2024, 10:00 WIB

Ada yang Berjalan dengan Kepalanya! 3 Golongan Manusia di Padang Mahsyar

Pada hari kiamat, seluruh manusia akan dikumpulkan di Padang Mahsyar untuk mempertanggungjawabkan segala amal perbuatannya selama hidup di dunia.
Ilustrasi - Dalam berbagai hadis, disebutkan bahwa manusia akan dibagi menjadi beberapa golongan berdasarkan amal perbuat (Sumber : Freepik.com).
Inspirasi15 November 2024, 09:30 WIB

Lowongan Kerja Lulusan S1, Syarat: Usia Maksimal 27 Tahun

Berikut Informasi lengkap Lowongan Kerja Lulusan S1, Salah Satu Syaratnya Usia Pelamar Maksimal 27 Tahun.
Info Lowongan Kerja di Bogor (Sumber : Istimewa)
Sehat15 November 2024, 09:00 WIB

Air Rebusan Daun Pepaya dan 10 Manfaat Kesehatan yang Jarang Diketahui

Daun Pepaya menyimpan segudang manfaat kesehatan untuk tubuh manusia.
Ilustrasi. Daun Pepaya yang Kaya Manfaat Kesehatan untuk tubuh.(Sumber : Pixabay/HartonoSubagio)
Sukabumi15 November 2024, 08:39 WIB

Penjelasan Pemdes Sindangresmi Sukabumi Terkait Demo Lahan Garapan

Pemdes Sindangresmi Jampangtengah Sukabumi angkat bicara terkait adanya unjuk rasa dari serikat petani.
Aksi unjuk rasa petani di Desa Sindangresmi, Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi, Kamis (14/11/2024). | Foto: Istimewa
Nasional15 November 2024, 08:03 WIB

Soal 2 Kasus yang Seret Budi Arie dan Tom Lembong, Ini Kata Istana dan Politisi Golkar

Dua kasus hukum yang melibatkan tokoh politik terkemuka, Budi Arie Setiadi dan Thomas Trikasih Lembong (Tom Lembong), terus menjadi perhatian publik.
Budi Arie Setiadi (kiri) dan Tom Trikasih Lembong (kanan) | Foto : Istimewa
Food & Travel15 November 2024, 08:00 WIB

Resep Kue Bugis Ketan Hitam, Makanan Tradisional Manis yang Dibungkus Daun Pisang

Selain nikmat, kue Bugis Ketan Hitam juga kaya akan cita rasa dan memiliki kandungan gizi yang baik berkat ketan hitam yang kaya akan serat.
Resep Kue Bugis Ketan Hitam, Makanan Tradisional Manis yang Dibungkus Daun Pisang. Foto: IG/@resepkueumik
Nasional15 November 2024, 06:56 WIB

Mengenang 78 Tahun Penandatanganan Naskah Perjanjian Linggarjati

Perundingan Linggarjati atau Perundingan Kuningan, adalah perundingan antara Indonesia dan Belanda yang berlangsung pada tanggal 11-13 November 1946 di Desa Linggarjati, Kuningan, Jawa Barat.
Perjanjian Linggarjati di Kuningan Jawa Barat. Foto: Instagram/historicalpedia
Life15 November 2024, 06:30 WIB

9 Tips Memperkuat Imun Tubuh Saat Musim Hujan Agar Terhindar Dari Penyakit

Musim hujan tentu akan membuat udara menjadi lebih dingin,dan hal itu sering dikaitkan dengan risiko tertular flu demam hingga demam berdarah. Sehingga sangat penting untuk menjaga imun tubuh agar tetap sehat.
Ilustrasi tips memperkuat imun tubuh saat musim hujan (Sumber : Freepik/@gratispik)
Science15 November 2024, 05:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 15 November 2024, Siang Hari Potensi Hujan Ringan

Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan ringan dan berawan pada 15 November 2024.
Ilustrasi. Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan ringan dan berawan pada 15 November 2024. | Foto: Pixabay/adege
Sukabumi14 November 2024, 23:53 WIB

Tepat Malam Jumat, Ini Penyebab Pohon Trembesi Tumbang di Palabuhanratu Sukabumi

Sebuah pohon Trembesi setinggi 10 meter tumbang di Jalan Raya Ahmad Yani, tepatnya di depan RSUD Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Kamis (14/11/2024) malam atau malam Jumat sekitar pukul 22.00 WIB.
Petugas Gabungan melakukan evakuasi pohon Trembesi yang tumbang di depan RSUD Palabuhanratu Sukabmi  | Foto : Ilyas Supendi